Menjanjikan, Budidaya Ikan Tawar di Buleleng
Dinas Perikanan Kabupaten Buleleng saat ini memetakan potensi budidaya ikan tawar di Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah petani dan pembudidaya ikan tawar pun dirasakan semakin meningkat dengan tingginya permohonan bantuan bibit ikan tawar yang mencapai 100 ribu ekor per bulannya.
Sejauh ini yang banyak dikembangkan pembudidaya dan petani di Buleleng adalah ikan nila dan karper, selain juga ada lele. Kepala Dinas Perikanan Buleleng, Ni Made Arnika, Kamis (9/5) kemarin menjelaskan, sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014 terkait Kewenangan Pengelolaan Laut, Buleleng saat ini hanya memaksimalkan pembinaan nelayan dan pembudidaya kecil. Salah satunya mengoptimalkan pemanfaatan budidaya ikan air tawar.
Pengoptimalan budidaya ikan tawar menurut Arnika, dilakukan dengan masuk ke pola tumpang sari petani hortikultura, mina padi, termasuk bantuan bibit pada pembudidaya ikan tawar dengan media kolam terpal. “Kami juga coba masuk ke petani untuk penerapan pola tumpang sari dan mina padi. Sepanjang ada permintaan kami bantu bibit,” ujar mantan Kadiskopdagrin Buleleng ini.
Hanya saja bantuan bibit ikan itu hanya dapat diberikan kepada pemohon atas nama kelompok. Program pemaksimalan budidaya ikan tawar ini juga sudah masuk ke desa-desa, dengan harapan dapat membantu program penanggulangan kemiskinan di Buleleng. Sejauh ini, pembudidaya ikan tawar di Buleleng tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Busungbiu, Seririt, Sukasada dan Sawan. Sedangkan untuk mina padi juga banyak tersebar di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Kecamatan Busungbiu dan Seririt.
Hasil budidaya ikan tawar di Buleleng pun disebut Arnika masih kelabakan memenuhi permintaan pasar. Biasanya mereka yang memoon bantuan bibit ikan, akan melakukan proses pembesaran. Hingga cukup umur ikan-ikan ini kembali dipasarkan kepada pengusaha kuliner di daerah Kintamani, untuk ditebar di keramba untuk pembesaran hingga umurnya mencukupi untuk dipanen.
“Saat ini ada tantangan dari petani dan pembudidaya ikan di Kintamani. Mereka yang biasanya mengambil hasil pembesaran ikan air tawar di Buleleng. Mereka beli bibit yang agak besar kemudian ditebar di keramba sebelum dijual di restoran-restoran,” kata Arnika.*k23
Sejauh ini yang banyak dikembangkan pembudidaya dan petani di Buleleng adalah ikan nila dan karper, selain juga ada lele. Kepala Dinas Perikanan Buleleng, Ni Made Arnika, Kamis (9/5) kemarin menjelaskan, sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014 terkait Kewenangan Pengelolaan Laut, Buleleng saat ini hanya memaksimalkan pembinaan nelayan dan pembudidaya kecil. Salah satunya mengoptimalkan pemanfaatan budidaya ikan air tawar.
Pengoptimalan budidaya ikan tawar menurut Arnika, dilakukan dengan masuk ke pola tumpang sari petani hortikultura, mina padi, termasuk bantuan bibit pada pembudidaya ikan tawar dengan media kolam terpal. “Kami juga coba masuk ke petani untuk penerapan pola tumpang sari dan mina padi. Sepanjang ada permintaan kami bantu bibit,” ujar mantan Kadiskopdagrin Buleleng ini.
Hanya saja bantuan bibit ikan itu hanya dapat diberikan kepada pemohon atas nama kelompok. Program pemaksimalan budidaya ikan tawar ini juga sudah masuk ke desa-desa, dengan harapan dapat membantu program penanggulangan kemiskinan di Buleleng. Sejauh ini, pembudidaya ikan tawar di Buleleng tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Busungbiu, Seririt, Sukasada dan Sawan. Sedangkan untuk mina padi juga banyak tersebar di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Kecamatan Busungbiu dan Seririt.
Hasil budidaya ikan tawar di Buleleng pun disebut Arnika masih kelabakan memenuhi permintaan pasar. Biasanya mereka yang memoon bantuan bibit ikan, akan melakukan proses pembesaran. Hingga cukup umur ikan-ikan ini kembali dipasarkan kepada pengusaha kuliner di daerah Kintamani, untuk ditebar di keramba untuk pembesaran hingga umurnya mencukupi untuk dipanen.
“Saat ini ada tantangan dari petani dan pembudidaya ikan di Kintamani. Mereka yang biasanya mengambil hasil pembesaran ikan air tawar di Buleleng. Mereka beli bibit yang agak besar kemudian ditebar di keramba sebelum dijual di restoran-restoran,” kata Arnika.*k23
1
Komentar