Bayi Tewas Akibat Leher Diputar Ayahnya
KQS, bayi berusia 3 bulan tewas dianiaya ayah kandungnya, MS (23). Dugaan sementara, korban meninggal akibat patah tulang leher.
JAKARTA, NusaBali
"Dari hasil autopsi sementara, kemungkinan besar penyebab kematian bayi karena tulang lehernya patah akibat diputar oleh pelaku," kata Kapolsek Kebon Jeruk AKP Erick Sitepu, Kamis (9/5) seperti dilansir detik.
Erick menyebut polisi hingga kini masih menunggu laporan lengkap terkait autopsi tersebut. "Polisi masih menunggu laporan lengkap hasil autopsi dalam beberapa hari ke depan," ungkap Erick. Bayi berusia 3 bulan itu tewas mengenaskan di tangan ayahnya sendiri, MS (23). Polisi juga sudah membongkar makam bayi tersebut dan melakukan proses autopsi.
Kasus ini terungkap ketika pelaku meminta surat kematian korban ke puskesmas. Namun pihak puskesmas menolaknya lantaran curiga terhadap kematian korban.
Puskesmas kemudian melaporkan kecurigaan ini ke polisi pada Selasa (29/4) dan saat itu juga pelaku dibekuk di rumahnya di kawasan Kebon Jeruk, Jakbar. Korban diketahui meninggal pada Sabtu (27/4) akibat sejumlah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku.
Sementara itu, istri MS, SK (22) masih syok berat mengetahui putri kandungnya tewas di tangan suaminya sendiri MS (23). Dia berharap suaminya dihukum seberat-beratnya.
Ditemui di kediamannya, warga RW 03, Kelurahan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, itu masih berduka atas tewasnya buah hatinya itu.
"Masih sedih, karena mengingat-ingat kejadian yang kemarin-kemarin. Sama terakhir ngelihat anak saya," ujarnya. Dia mengaku masih tidak percaya putri kecilnya sudah cukup lama dianiaya MS.
"Kaget banget, syok. Ibaratnya saya udah percaya gitu sama suami tapi kok kayak gini. Saya juga enggak tahu dia ngelakuinnya (penganiayaan) kapan, saya juga enggak tahu. Tahunya pas di kantor polisi dia ngakuin semua," jelasnya.
Meski demikian, SK kini lebih tenang. Sebab, meski menyakitkan, dia sudah mengetahui penyebab putrinya meninggal karena penganiayaan yang dilakukan suaminya sendiri. SK mengaku sangat kecewa dan belum bisa memaafkan suaminya hingga saat ini. Dia berharap suaminya nanti dihukum seberat-beratnya.
"Kalau dari saya, minta hukuman seberat-beratnya. Kalau nggak bisa hukuman mati, ya seumur hidup. Saya maunya begitu. Ini kan anak kandung sendiri, darah dagingnya. Kok bisa setega-teganya sama anak sendiri," ujarnya lirih. *
Erick menyebut polisi hingga kini masih menunggu laporan lengkap terkait autopsi tersebut. "Polisi masih menunggu laporan lengkap hasil autopsi dalam beberapa hari ke depan," ungkap Erick. Bayi berusia 3 bulan itu tewas mengenaskan di tangan ayahnya sendiri, MS (23). Polisi juga sudah membongkar makam bayi tersebut dan melakukan proses autopsi.
Kasus ini terungkap ketika pelaku meminta surat kematian korban ke puskesmas. Namun pihak puskesmas menolaknya lantaran curiga terhadap kematian korban.
Puskesmas kemudian melaporkan kecurigaan ini ke polisi pada Selasa (29/4) dan saat itu juga pelaku dibekuk di rumahnya di kawasan Kebon Jeruk, Jakbar. Korban diketahui meninggal pada Sabtu (27/4) akibat sejumlah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku.
Sementara itu, istri MS, SK (22) masih syok berat mengetahui putri kandungnya tewas di tangan suaminya sendiri MS (23). Dia berharap suaminya dihukum seberat-beratnya.
Ditemui di kediamannya, warga RW 03, Kelurahan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, itu masih berduka atas tewasnya buah hatinya itu.
"Masih sedih, karena mengingat-ingat kejadian yang kemarin-kemarin. Sama terakhir ngelihat anak saya," ujarnya. Dia mengaku masih tidak percaya putri kecilnya sudah cukup lama dianiaya MS.
"Kaget banget, syok. Ibaratnya saya udah percaya gitu sama suami tapi kok kayak gini. Saya juga enggak tahu dia ngelakuinnya (penganiayaan) kapan, saya juga enggak tahu. Tahunya pas di kantor polisi dia ngakuin semua," jelasnya.
Meski demikian, SK kini lebih tenang. Sebab, meski menyakitkan, dia sudah mengetahui penyebab putrinya meninggal karena penganiayaan yang dilakukan suaminya sendiri. SK mengaku sangat kecewa dan belum bisa memaafkan suaminya hingga saat ini. Dia berharap suaminya nanti dihukum seberat-beratnya.
"Kalau dari saya, minta hukuman seberat-beratnya. Kalau nggak bisa hukuman mati, ya seumur hidup. Saya maunya begitu. Ini kan anak kandung sendiri, darah dagingnya. Kok bisa setega-teganya sama anak sendiri," ujarnya lirih. *
1
Komentar