Bali Segera Punya Jalur Kereta Api Keliling
Kemarin Dibahas Gubernur Koster Bersama Kementerian Perhubungan
DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali di bawah Gubernur Wayan Koster tancap gas terkait pembangunan infrastuktur transportasi. Selain kebut pembangunan 10 titik shortcut (jalan pintas) Denpasar-Singaraja via Bedugul, juga rancang jalur kereta api keliling Bali bernuansa lokal yang ramah lingkungan. Persiapan pelaksanaan proyek jalur kereta api ini akan dimulai tahun 2020.
Rencana pembangunan infrastruktur jalur kereta api keliling Bali ini telah di-bahas dalam rapat koordinasi yang digelar di Rumah Jabatan Gubernur Jaya Sabha, Jalan Surapati 1 Denpasar, Jumat (10/5) sore mulai pukul 15.00 Wita. Rapat koordinasi yang dipimpin langsung Gubernur Koster tersebut dihadiri sejumlah pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), antara lain, Dirjen Perkeretaapian, Kepala Badan Litbang, Dirut PT Kereta Api Indonesia, beserta jajarannya. Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemenhub, Gede Pasek Suardika, juga hadir.
Gubernur Koster memaparkan, pengembangan jalur kereta api di Bali sebagai perwujudan pembangunan transportasi yang memadai untuk Pulau Dewata. "Bali 'kan sebagai tujuan wisata dunia, sehingga jadi sorotan dunia internasional. Sudah sepantasnya Bali punya jaringan transportasi yang memadai," terang Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.
Menurut Koster, jalur kereta api yang akan dikembangkan adalah keliling Bali. Namun, untuk tahap awal lebih dulu diprioritaskan jalur Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban (Kecamatan Kuta, Badung)-Mengwitani (Kecamatan Mengwi, Badung)-Singaraja (Buleleng). Tahapan pelaksanaan pryek jalur kereta api ini akan dimulai tahun 2020 mendatang. Tahapan persiapan pelaksanaan diawali dengan penandatangan Nota Kesepahaman antara Menteri Perhubungan dengan Gubernur Bali dan Dirut PT Kereta Api Indonesia.
Koster ingin pengoperasian unit dan jalur kereta api di Bali nantinya tetap harmonis dengan alam dan budaya Bali, serta ramah lingkungan. "Kita ingin desain yang beda, dengan estetika dan ciri khas tersendiri, dengan sentuhan lokal. Jadi, jalur kereta api ini berbeda dengan di daerah lainnya. Konsep kereta api yang akan dikembangkan di Bali adalah kereta api listrik, agar ramah lingkungan sesuai visi Gubernur. Bali ini kecil, tapi selalu dilihat dunia," tegas Koster yang notabene mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2028).
Disebutkan, konsep kereta api merupakan bagian dari program infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi sebagai pelaksanaan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ menuju Bali Era Baru, yang dilaksanakan melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana. Masyarakat Bali, kata Koster, merespons baik rencana pembangunan jalur kereta api tersebut. "Respons masyarakat luar biasa untuk rencana pengembangan akses untuk transportasi umum ini," katanya.
Ke depan, Koster selaku Gubernur akan terus mendorong penyempurnaan sistem transportasi di Bali. "Transportasi darat, laut, dan udara akan terus disempurnakan. Selain untuk masyarakat, juga buat mendukung industri pariwisata di Bali."
Apalagi, pemerintah pusat menargetkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia mencapai 20 juta orang per tahun. Bali sendiri tetap menjadi destinasi wisata unggulan untuk menggaet kunjungan wisatawan asing ke Tanah Air. "Jadi, ini mesti didukung oleh sarana transportasi yang baik," imbnuhnya.
Sementara itu, Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemenhub, Gede Pasek Suardika, menyatakan dukungannya atas pembangunan jalur kereta api di Bali. Bahkan, pihaknya mendorong realisasi pembangunan dan pengembangan jalur kereta api tersebut. "Ini juga sesuai amanah Bapak Presiden yang mendorong pembangunan infrastruktur dan konektivitas nasional," tandas Gede Pasek.
Gede Pasek pun menyarankan agar jalur kereta api di Bali nantinya bisa terhubung langsung dengan bandara dan pusat-pusat kegiatan lain, sehingga mempercepat akses dan layanan kepada masyarakat.
Pembangunan insfrastruktur transportasi di Bali tengah gencar dilakukan Gubernur Koster. Ada 10 titik shortcut dirancang di Jalur Utama Denpasar-Singaraja via Bedugul. Untuk Shortcut Titik 1-2 dan Titik 3-4 berada di wilayah Kabupaten Tabanan, dimulai dari Desa/Kecamatan Baturiti sampai Danau Beratan, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti. Sedangkan Shortcut Titik 5-6, Titik 7-8, dan Titik 9-10 berada di wilayah Kabupaten Buleleng, mulai dari kawasan Desa Wanagiri (Kecamatan Sukasada) hingga Jembatan Bangkiangsidem di Desa Ambengan (Kecamatan Sukasada).
Saat ini, tengah digarap Shortcut Titik 5-6 sepanjang 1,9 kilometer, dengan lebar badan jalan 9 meter untuk dua jalur. Nantinya, ada jembatan sepanjang 210 meter dalam shortcut dengan jumlah 5 tikungan dan kemiringan maksimal 6 derajat ini. Titik 5 shortcut berada di Kilometer 57 wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, tepatnya depan Pura Yeh Ketipat ke arah timur menuju Desa Pegayaman. Sedangkan Titik 6 shortcut berada di Kilometer 59 perbatasan Desa Wanagiri-Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada. Shortcut Titik 5-6 ditargetkan sudah rampung per 31 Desember 2019 mendatang.
Setelah pengerjaan Shortcut Titik 5-6, nantinya akan dilanjut dengan penggarapan Shortcut Titik 3-4 di wilayah Kecamatan Baturiti. Shortcut Titik 3-4 juga dijadwalkan tuntas 31 Desember 2019 mendatang. Setelah itu, barulah dilanjut penggarapan Shortcut Titik 7-8, Titik 9-10, dan Titik 1-2. Seluruh proyek Shortcut Jalur Denpasar-Singaraja vis Bedugul ini ditarget rampung tahun 2021 mendatang. *nar
Rencana pembangunan infrastruktur jalur kereta api keliling Bali ini telah di-bahas dalam rapat koordinasi yang digelar di Rumah Jabatan Gubernur Jaya Sabha, Jalan Surapati 1 Denpasar, Jumat (10/5) sore mulai pukul 15.00 Wita. Rapat koordinasi yang dipimpin langsung Gubernur Koster tersebut dihadiri sejumlah pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), antara lain, Dirjen Perkeretaapian, Kepala Badan Litbang, Dirut PT Kereta Api Indonesia, beserta jajarannya. Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemenhub, Gede Pasek Suardika, juga hadir.
Gubernur Koster memaparkan, pengembangan jalur kereta api di Bali sebagai perwujudan pembangunan transportasi yang memadai untuk Pulau Dewata. "Bali 'kan sebagai tujuan wisata dunia, sehingga jadi sorotan dunia internasional. Sudah sepantasnya Bali punya jaringan transportasi yang memadai," terang Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.
Menurut Koster, jalur kereta api yang akan dikembangkan adalah keliling Bali. Namun, untuk tahap awal lebih dulu diprioritaskan jalur Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban (Kecamatan Kuta, Badung)-Mengwitani (Kecamatan Mengwi, Badung)-Singaraja (Buleleng). Tahapan pelaksanaan pryek jalur kereta api ini akan dimulai tahun 2020 mendatang. Tahapan persiapan pelaksanaan diawali dengan penandatangan Nota Kesepahaman antara Menteri Perhubungan dengan Gubernur Bali dan Dirut PT Kereta Api Indonesia.
Koster ingin pengoperasian unit dan jalur kereta api di Bali nantinya tetap harmonis dengan alam dan budaya Bali, serta ramah lingkungan. "Kita ingin desain yang beda, dengan estetika dan ciri khas tersendiri, dengan sentuhan lokal. Jadi, jalur kereta api ini berbeda dengan di daerah lainnya. Konsep kereta api yang akan dikembangkan di Bali adalah kereta api listrik, agar ramah lingkungan sesuai visi Gubernur. Bali ini kecil, tapi selalu dilihat dunia," tegas Koster yang notabene mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2028).
Disebutkan, konsep kereta api merupakan bagian dari program infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi sebagai pelaksanaan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ menuju Bali Era Baru, yang dilaksanakan melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana. Masyarakat Bali, kata Koster, merespons baik rencana pembangunan jalur kereta api tersebut. "Respons masyarakat luar biasa untuk rencana pengembangan akses untuk transportasi umum ini," katanya.
Ke depan, Koster selaku Gubernur akan terus mendorong penyempurnaan sistem transportasi di Bali. "Transportasi darat, laut, dan udara akan terus disempurnakan. Selain untuk masyarakat, juga buat mendukung industri pariwisata di Bali."
Apalagi, pemerintah pusat menargetkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia mencapai 20 juta orang per tahun. Bali sendiri tetap menjadi destinasi wisata unggulan untuk menggaet kunjungan wisatawan asing ke Tanah Air. "Jadi, ini mesti didukung oleh sarana transportasi yang baik," imbnuhnya.
Sementara itu, Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemenhub, Gede Pasek Suardika, menyatakan dukungannya atas pembangunan jalur kereta api di Bali. Bahkan, pihaknya mendorong realisasi pembangunan dan pengembangan jalur kereta api tersebut. "Ini juga sesuai amanah Bapak Presiden yang mendorong pembangunan infrastruktur dan konektivitas nasional," tandas Gede Pasek.
Gede Pasek pun menyarankan agar jalur kereta api di Bali nantinya bisa terhubung langsung dengan bandara dan pusat-pusat kegiatan lain, sehingga mempercepat akses dan layanan kepada masyarakat.
Pembangunan insfrastruktur transportasi di Bali tengah gencar dilakukan Gubernur Koster. Ada 10 titik shortcut dirancang di Jalur Utama Denpasar-Singaraja via Bedugul. Untuk Shortcut Titik 1-2 dan Titik 3-4 berada di wilayah Kabupaten Tabanan, dimulai dari Desa/Kecamatan Baturiti sampai Danau Beratan, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti. Sedangkan Shortcut Titik 5-6, Titik 7-8, dan Titik 9-10 berada di wilayah Kabupaten Buleleng, mulai dari kawasan Desa Wanagiri (Kecamatan Sukasada) hingga Jembatan Bangkiangsidem di Desa Ambengan (Kecamatan Sukasada).
Saat ini, tengah digarap Shortcut Titik 5-6 sepanjang 1,9 kilometer, dengan lebar badan jalan 9 meter untuk dua jalur. Nantinya, ada jembatan sepanjang 210 meter dalam shortcut dengan jumlah 5 tikungan dan kemiringan maksimal 6 derajat ini. Titik 5 shortcut berada di Kilometer 57 wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, tepatnya depan Pura Yeh Ketipat ke arah timur menuju Desa Pegayaman. Sedangkan Titik 6 shortcut berada di Kilometer 59 perbatasan Desa Wanagiri-Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada. Shortcut Titik 5-6 ditargetkan sudah rampung per 31 Desember 2019 mendatang.
Setelah pengerjaan Shortcut Titik 5-6, nantinya akan dilanjut dengan penggarapan Shortcut Titik 3-4 di wilayah Kecamatan Baturiti. Shortcut Titik 3-4 juga dijadwalkan tuntas 31 Desember 2019 mendatang. Setelah itu, barulah dilanjut penggarapan Shortcut Titik 7-8, Titik 9-10, dan Titik 1-2. Seluruh proyek Shortcut Jalur Denpasar-Singaraja vis Bedugul ini ditarget rampung tahun 2021 mendatang. *nar
Komentar