Bangunan Bangsal Disulap Mini Beach Club
Pantai Kedonganan Mulai Ditata
MANGUPURA, NusaBali
Sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan perekonomian, kawasan Pantai Kedonganan pada bagian barat dan selatan mulai dilakukan penataan, Jumat (10/5). Satu unit alat berat dikerahkan ke lokasi untuk meratakan pasir. Selain itu, penataan juga akan mengubah empat bangsal untuk dijadikan mini beach club.
Bendesa Kedonganan, I Wayan Mertha mengungkapkan, penataan kawasan pantai ini sebagai salah satu upaya dalam mengubah kawasan yang selama ini tidak diperhatikan. Penataan ini, kata Mertha bukan berarti akan menghilangkan keberadaan nelayan setempat. Namun, dengan adanya penataan dan mengfungsikan empat unit bangsal dari jumlah enam unit sebagai mini beach club yang bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan itu sendiri. "Di lokasi yang ditata memang sudah ada 6 unit bangsal, dua unit bangsal memang dipergunakan oleh nelayan. Namun, sisanya 4 unit ini tidak diperhatikan, ini yang nantinya kita akan ubah jadi mini beach club. Pun dibagian parkir jukung juga akan kita tata, biar kelihatan lebih bersih," ungkapnya, Jumat (10/5) yang dikonfirmasi wartawan.
Dijelaskan Mertha, rencana penataan ini dilakukan mengingat saat ini nelayan sudah sangat sulit mencari ikan. Selain itu, wilayah tangkapan ikan yang cukup jauh, serta alat untuk menangkap ikan yang semakin mahal juga mulai menyulitkan nelayan. Namun disisi lain, keberadaan nelayan di Kedonganan masih eksis sampai sekarang. "Jadi harapannya, nelayan bukan hanya menangkap ikan saja. Mereka harus dikembangkan aktivitasnya. Terutama di bidang parawisata. Nah, saat musim atau cuaca tidak menentu, nelayan masih bisa beraktivitas yang lainnya," jelasnya
Diakuinya, bahwa proyek penataan ini ditargetkan bisa selesai selama tiga bulan. Yang mana, pada saat pelaksanaan Mina Wisata Festival bulan September mendatang, lokasi tersebut diharapkan sudah bisa digunakan. Terkait pembiayaan untuk penatan ini, Mertha mengaku, ditangani oleh pihak Desa Kedonganan dan diperkiraan penataan akan menghabiskan biaya sebesar Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Setelah selesai penataan, kawasan itu akan dikelola oleh kelompok nelayan serta anak muda lokal setempat. "Para nelayan akan dididik untuk bisa berwirausaha. Sementara, untuk sistem keuntungannya, akan diberlakukan bagi hasil dengan pihak desa. Memang ini belum dibahas secara rinci dan aturanya. Tapi, gambarannya sudah ada," ungkapnya.
Di sisi lain, terkait rencana pembuatan stage kecak di seputaran lokasi, diakuinya masih menjadi pertimbangan. Mengingat saat ini kantong parkir untuk pendukung, dirasa masih belum memadai. Untuk itu, pihaknya masih membicarakan dengan Badan Pengelola Kawasan Pariwisata Pantai Kedonganan ( BPKP2K) untuk mencarikan solusi terkait parkir penunjang. "Semua ini masih dirancang. Jangan sampai stage kecak sudah dibuka, tapi parkir tidak ada, itu kurang bagus. Kita masih melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait wacana ini," tutup Mertha. *dar
Bendesa Kedonganan, I Wayan Mertha mengungkapkan, penataan kawasan pantai ini sebagai salah satu upaya dalam mengubah kawasan yang selama ini tidak diperhatikan. Penataan ini, kata Mertha bukan berarti akan menghilangkan keberadaan nelayan setempat. Namun, dengan adanya penataan dan mengfungsikan empat unit bangsal dari jumlah enam unit sebagai mini beach club yang bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan itu sendiri. "Di lokasi yang ditata memang sudah ada 6 unit bangsal, dua unit bangsal memang dipergunakan oleh nelayan. Namun, sisanya 4 unit ini tidak diperhatikan, ini yang nantinya kita akan ubah jadi mini beach club. Pun dibagian parkir jukung juga akan kita tata, biar kelihatan lebih bersih," ungkapnya, Jumat (10/5) yang dikonfirmasi wartawan.
Dijelaskan Mertha, rencana penataan ini dilakukan mengingat saat ini nelayan sudah sangat sulit mencari ikan. Selain itu, wilayah tangkapan ikan yang cukup jauh, serta alat untuk menangkap ikan yang semakin mahal juga mulai menyulitkan nelayan. Namun disisi lain, keberadaan nelayan di Kedonganan masih eksis sampai sekarang. "Jadi harapannya, nelayan bukan hanya menangkap ikan saja. Mereka harus dikembangkan aktivitasnya. Terutama di bidang parawisata. Nah, saat musim atau cuaca tidak menentu, nelayan masih bisa beraktivitas yang lainnya," jelasnya
Diakuinya, bahwa proyek penataan ini ditargetkan bisa selesai selama tiga bulan. Yang mana, pada saat pelaksanaan Mina Wisata Festival bulan September mendatang, lokasi tersebut diharapkan sudah bisa digunakan. Terkait pembiayaan untuk penatan ini, Mertha mengaku, ditangani oleh pihak Desa Kedonganan dan diperkiraan penataan akan menghabiskan biaya sebesar Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Setelah selesai penataan, kawasan itu akan dikelola oleh kelompok nelayan serta anak muda lokal setempat. "Para nelayan akan dididik untuk bisa berwirausaha. Sementara, untuk sistem keuntungannya, akan diberlakukan bagi hasil dengan pihak desa. Memang ini belum dibahas secara rinci dan aturanya. Tapi, gambarannya sudah ada," ungkapnya.
Di sisi lain, terkait rencana pembuatan stage kecak di seputaran lokasi, diakuinya masih menjadi pertimbangan. Mengingat saat ini kantong parkir untuk pendukung, dirasa masih belum memadai. Untuk itu, pihaknya masih membicarakan dengan Badan Pengelola Kawasan Pariwisata Pantai Kedonganan ( BPKP2K) untuk mencarikan solusi terkait parkir penunjang. "Semua ini masih dirancang. Jangan sampai stage kecak sudah dibuka, tapi parkir tidak ada, itu kurang bagus. Kita masih melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait wacana ini," tutup Mertha. *dar
Komentar