Aksi Corat-coret Tak Terbendung
Ratusan siswa mendapatkan ‘keistimewaan’ berupa pengawalan dari polisi ketika mereka melakukan konvoi menuju Pantai Pandawa, Kuta Selatan
Disdik Sudah Imbau Jangan Berlebihan Rayakan Kelulusan
DENPASAR, NusaBali
Kelulusan menjadi momen bahagia bagi pelajar. Perayaan berupa corat-coret sergam sekolah dan konvoi sudah jadi tradisi luapan kegembiraan para siswa. Kondisi ini tidak bisa dibendung meski sudah dilarang. Seperti yang terjadi di Lapangan Parkir Stadion Ngurah Rai, Jalan Melati Denpasar, Senin (13/5) sekitar pukul 10.00 Wita. Ratusan siswa SMA/SMK dari sejumlah sekolah di Denpasar asyik saling mencorat coret seragam sekolah.
Sebenarnya Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Bali sudah mengimbau agar para siswa tidak merayakan kelulusan secara berlebihan. Ini disampaikan melalui masing-masing Ketua Musyawarah Kepala Sekolah (MKKS) SMA dan SMK se-Bali, yang kemudian diteruskan ke masing-masing sekolah.
“Imbauannya ada melalui bentuk surat kepada sekolah melalui MKKS pada sekolah negeri maupun swasta. Isinya, sebelum pengumuman UN diisi dengan persembahyangan bersama sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Kedua, mengimbau secara sungguh-sungguh kepada siswa untuk tidak melakukan konvoi dan merayakan kelulusan secara berlebihan,” ujar Sekretaris Disdik Bali, Ketut Sudarma, Senin kemarin.
Kenyataannya, euforia semacam ini memang tidak bisa dibendung. Meski sudah diimbau, siswa tetap saja melakukan hal tersebut. Meski datang ke sekolah dengan berpakaian sembahyang, nyatanya mereka telah menyiapkan pakaian ganti, yakni seragam sekolah yang akan dicorat-coret. “Kami juga mengimbau sekolah untuk berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat dan unsur-unsur di kabupaten kota terkait dengan keamanan,” katanya.
Sudarma mengatakan, dalam kelulusan tahun ini mungkin saja ada yang tidak lulus. Penyebabnya karena tidak mengikuti UN dengan alasan sakit, berhenti sekolah, atau meninggal. Namun jumlahnya masih menunggu laporan dari masing-masing MKKS SMA/SMK se-Bali. Buat sementara, jumlah siswa SMA/MA yang mengikuti UN sebanyak 29.637 orang dan sedangkan siswa SMK sebanyak 32.021 orang. “Jadi saat UN, ada yang tidak ikut. Penyebabnya karena tiga itu. Kalau jumlahnya belum bisa saya pastikan, karena masih sedang direkap oleh masing-masing MKKS. Kita komunikasi terus,” katanya.
Sementara itu, ada yang unik ketika para siswa melakukan euforia kelulusan, kemarin. Tak hanya lewat corat-coret seragam, namun mereka juga mendapatkan ‘keistimewaan’ berupa pengawalan yang dilakukan jajaran Polresta Denpasar ketika aksi para siswa itu melakukan konvoi menuju Pantai Pandawa, Kuta Selatan.
Kepala Unit Pendidikan dan Rekayasa (Kanit Dikyasa) Polresta Denpasar, Iptu I Putu Sudarsana mengakui, pengawalan konvoi atas dasar permintaan dari siswa. Enam sekolah disebut menyampaikan permohonan pengawalan konvoi kelulusan UN. Keenam sekolah itu meliputi SMA Negeri 8 Denpasar, SMA Negeri 1 Denpasar, SMA Saraswati 1 Denpasar, SMA Dwijendra Denpasar, SMK PGRI 4 Denpasar, dan SMK PGRI 5 Denpasar. Pengawalan mengambil start di lapangan parkir Stadion Ngurah Rai, Denpasar hingga Pantai Pandawa, Kuta Selatan. "Jadi begini, karena ini informasi anak-anak ini kumpulnya di sini, kami dari petugas ya otomatis, diminta atau tidak kita, karena ini demi keselamatan dari anak-anak masa depan kita. Karena keselamatan anak-anak, namanya anak-anak kan, karena dia saking gembiranya, nanti jangan sampai terlepas kontrol nanti di perjalanan," ungkapnya kepada wartawan di Lapangan Parkir Stadion Ngurah Rai, Denpasar, Senin (13/5).
Karena dikawal, peserta konvoi otomatis harus mengikuti seluruh aturan lalu lintas. Iptu Sudarsana menyebut, siswa yang mengikuti konvoi wajib mengenakan helm, dan membawa surat-surat kendaraan. Jika tidak memenuhi standar keselamatan berlalulintas, pihaknya tidak akan memberikan izin yang bersangkutan mengikuti konvoi.
Salah seorang siswi asal SMA Saraswati 1 Denpasar bernama, Ni Kadek Dwi Cahyani mengaku senang konvoi kelulusan tahun ini mendapatkan pengawalan dari kepolisian. Ia pun menyebut dapat melakukan konvoi lebih tenang, dan merasa aman ketika berkendara.
"Lebih bagus lagi di jalan kalau ada polisi, lebih aman. Helm kita pakai, semuanya juga lengkap," ucapnya dengan nada bahagia. *ind, mis
1
Komentar