Dapat Nilai Teringgi, Sharon Lanjutkan Cita-cita Jadi Arsitek
Secara mengejutkan siswi SMA Kristen Harapan Denpasar, Sharon, 17, menduduki peringkat pertama perolehan nilai tertinggi UN pada program IPA tahun pelajaran 2018/2019.
DENPASAR, NusaBali
Ia meraih prestasi dengan memperoleh nilai sebesar 394,00 yang sekaligus menjadi nilai tertinggi dari semua program baik program Bahasa, IPA, IPS, Keagamaan, bahkan SMK.
Dara cantik asal Tanjung Pinang, Kepulauan Riau ini awalnya hanya menarget bisa mempertahankan prestasi kakak kelasnya tahun lalu yang berhasil meraih nilai Fisika dan Matematika yang hampir sempurna. Tapi yang terjadi justru Sharon mampu melesat bahkan menjadi pemegang nilai tertinggi se-Bali. “Sejujurnya saya tidak menyangka bisa mendapatkan nilai tertinggi se-Bali. Target saya sebelumnya untuk UN hanya sebatas mempertahankan prestasi kakak kelas saya tahun lalu yang berhasil memperoleh nilai Fisika dan Matematika yang hampir sempurna,” ujarnya saat dihubungi NusaBali Jumat (10/5).
Untuk menghadapi ujian nasional, kata dia, berbagai persiapan dilakukan seperti menggali kembali soal-soal tahun sebelumnya sebagai bahan latihan. Kemudian mempelajari kisi-kisi yang dikeluarkan dengan sebaik mungkin. Diskusi dan tanya jawab dengan teman-teman juga sangat membantu menurutnya. “Kita harus rajin-rajin bertanya kepada guru di sekolah. Saling sharing dan tanya jawab, jadi resourcenya semakin banyak," terangnya.
Dari empat mata pelajaran yang diujikan, menurut Sharon, Bahasa Indonesia dinilai cukup rumit. Baginya, mata pelajaran Bahasa Indonesia membutuhkan ketelitian dan analisis yang dalam. Ia mengaku sempat bingung ketika melihat kemungkinan jawaban yang ada. "Saya membaca soal berulang kali secara teliti agar tidak melewatkan kesalahan-kesalahan kecil," katanya.
Sharon selepas SMA akan melanjutkan kuliah di sebuah sekolah profesi di Taiwan. Ia bercita-cita ingin menjadi seorang arsitek yang bisa membangun sustainable structures (struktur-struktur yang berkelanjutan) di kemudian hari. Dengan profesi ini, ia ingin ikut menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat melalui desain. “Saya ingin mencoba melanjutkan kuliah di sebuah sekolah profesi di Taiwan, sekalian juga belajar bahasa yang baru selama lima tahun ke depan. Saya berkeinginan untuk bisa membawa pelajaran-pelajaran baru yang saya dapatkan di luar negeri kembali ke Indonesia,” tuturnya.
Ternyata Sharon tidak hanya aktif belajar akademik untuk meraih nilai bagus. ia juga sering terlibat dalam berbagai perlombaan untuk mewakili sekolahnya. Sebagian besar lomba yang ia ikuti berkaitan dengan public speaking, seperti lomba pidato di Unud dan lomba debat bahasa Indonesia di Undiksha. Selain itu, ia juga pernah mengikuti lomba koran dinding bersama tim dari ekstra jurnalistik, lomba cerdas cermat bahasa dan sastra di Undiksha, lomba esai, olimpiade matematika, lomba sketsa arsitektur di Unud, dan lain-lain. “Saya ikut lomba-lomba yang bidangnya baru bagi saya, sehingga bisa mengembangkan skillset yang sudah ada. Saya berharap Sekolah Harapan bisa terus berprestasi,” doanya.
Sementara itu, Kasek SMAK Harapan Denpasar, Drs I Gusti Putu Karibawa mengatakan, dalam kesehariannya Sharon memang anak yang pintar, rajin, dan aktif. Sharon banyak mengikuti lomba-lomba mewakili sekolah. Buatnya, ini adalah prestasi SMAK Harapan sebagai sekolah swasta yang bisa menunjukkan prestasinya di antara sekolah negeri yang ada. “Saya rasa ini baru pertama bisa meraih nilai UN tertinggi. Yang jelas jadi motivasi untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di sini,” terangnya saat ditemui di sekolah setempat, Jumat (10/5).
Ia menambahkan, persiapan UN di SMAK Harapan Denpasar sejatinya sudah dilakukan sejak menginjak semester pertama sekitar bulan Agustus 2018. Ditambah lagi pengerjaan-pengerjaan soal berbasis HP android juga dilakukan di sekolah itu. *ind
Dara cantik asal Tanjung Pinang, Kepulauan Riau ini awalnya hanya menarget bisa mempertahankan prestasi kakak kelasnya tahun lalu yang berhasil meraih nilai Fisika dan Matematika yang hampir sempurna. Tapi yang terjadi justru Sharon mampu melesat bahkan menjadi pemegang nilai tertinggi se-Bali. “Sejujurnya saya tidak menyangka bisa mendapatkan nilai tertinggi se-Bali. Target saya sebelumnya untuk UN hanya sebatas mempertahankan prestasi kakak kelas saya tahun lalu yang berhasil memperoleh nilai Fisika dan Matematika yang hampir sempurna,” ujarnya saat dihubungi NusaBali Jumat (10/5).
Untuk menghadapi ujian nasional, kata dia, berbagai persiapan dilakukan seperti menggali kembali soal-soal tahun sebelumnya sebagai bahan latihan. Kemudian mempelajari kisi-kisi yang dikeluarkan dengan sebaik mungkin. Diskusi dan tanya jawab dengan teman-teman juga sangat membantu menurutnya. “Kita harus rajin-rajin bertanya kepada guru di sekolah. Saling sharing dan tanya jawab, jadi resourcenya semakin banyak," terangnya.
Dari empat mata pelajaran yang diujikan, menurut Sharon, Bahasa Indonesia dinilai cukup rumit. Baginya, mata pelajaran Bahasa Indonesia membutuhkan ketelitian dan analisis yang dalam. Ia mengaku sempat bingung ketika melihat kemungkinan jawaban yang ada. "Saya membaca soal berulang kali secara teliti agar tidak melewatkan kesalahan-kesalahan kecil," katanya.
Sharon selepas SMA akan melanjutkan kuliah di sebuah sekolah profesi di Taiwan. Ia bercita-cita ingin menjadi seorang arsitek yang bisa membangun sustainable structures (struktur-struktur yang berkelanjutan) di kemudian hari. Dengan profesi ini, ia ingin ikut menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat melalui desain. “Saya ingin mencoba melanjutkan kuliah di sebuah sekolah profesi di Taiwan, sekalian juga belajar bahasa yang baru selama lima tahun ke depan. Saya berkeinginan untuk bisa membawa pelajaran-pelajaran baru yang saya dapatkan di luar negeri kembali ke Indonesia,” tuturnya.
Ternyata Sharon tidak hanya aktif belajar akademik untuk meraih nilai bagus. ia juga sering terlibat dalam berbagai perlombaan untuk mewakili sekolahnya. Sebagian besar lomba yang ia ikuti berkaitan dengan public speaking, seperti lomba pidato di Unud dan lomba debat bahasa Indonesia di Undiksha. Selain itu, ia juga pernah mengikuti lomba koran dinding bersama tim dari ekstra jurnalistik, lomba cerdas cermat bahasa dan sastra di Undiksha, lomba esai, olimpiade matematika, lomba sketsa arsitektur di Unud, dan lain-lain. “Saya ikut lomba-lomba yang bidangnya baru bagi saya, sehingga bisa mengembangkan skillset yang sudah ada. Saya berharap Sekolah Harapan bisa terus berprestasi,” doanya.
Sementara itu, Kasek SMAK Harapan Denpasar, Drs I Gusti Putu Karibawa mengatakan, dalam kesehariannya Sharon memang anak yang pintar, rajin, dan aktif. Sharon banyak mengikuti lomba-lomba mewakili sekolah. Buatnya, ini adalah prestasi SMAK Harapan sebagai sekolah swasta yang bisa menunjukkan prestasinya di antara sekolah negeri yang ada. “Saya rasa ini baru pertama bisa meraih nilai UN tertinggi. Yang jelas jadi motivasi untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di sini,” terangnya saat ditemui di sekolah setempat, Jumat (10/5).
Ia menambahkan, persiapan UN di SMAK Harapan Denpasar sejatinya sudah dilakukan sejak menginjak semester pertama sekitar bulan Agustus 2018. Ditambah lagi pengerjaan-pengerjaan soal berbasis HP android juga dilakukan di sekolah itu. *ind
1
Komentar