Kemenpar Puji Pemprov Bali
Kebijakan ini sangat logis dan realistis, berdasarkan kajian di negara-negara lain hampir semua menerapkan kebijakan ini. Contohnya 'green tax' di Maldives dan Monaco
Pioner Bahas Dana Kontribusi Wisatawan
DENPASAR, Nusa Bali
Kementerian Pariwisata memuji keberanian Pemprov Bali yang menjadi pionir, terkait pembahasan pungutan dana kontribusi bagi wisatawan yang melancong ke Pulau Dewata.
"Kebijakan ini sangat logis dan realistis, berdasarkan kajian di negara-negara lain hampir semua menerapkan kebijakan ini. Contohnya 'green tax' di Maldives dan Monaco," kata Staf Ahli Bidang Pemasaran Pariwisata, Kementerian Pariwisata , Gede Pitana, di Denpasar, Selasa (14/5).
Pihak Kemenpar telah menindaklanjuti wacana kebijakan ini, dengan melakukan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan di bidang pariwisata, termasuk media dan masyarakat.
Begitupun masalah besaran pungutan kontribusi, Pitana mengusulkan agar besarannya bisa disosialisasikan dan dibebankan secara bertahap kepada masyarakat, dimulai dari besaran kecil dan meningkat dalam jangka waktu tertentu.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan bahwa dana kontribusi ini akan digunakan sepenuhnya untuk melestarikan alam dan budaya Bali.
"Bali ini tidak punya minyak, gas, apalagi emas. Untuk itu kami perlu menjaga alam, budaya, seni dan semua keunikan yang membuat orang luar cinta pada Bali," kata Koster.
Menurut dia, pariwisata yang berkembang pesat di Bali di samping punya manfaat positif, namun juga tak disangkal punya peran pula dalam degradasi berbagai aspek di Pulau Dewata.
"Budaya misalnya, tidak dipungkiri mengalami degradasi nilai. Pembangunan yang pesat, menimbulkan masalah lingkungan, sampah dan lainnya. Belum lagi beban kapasitas, transportasi dan infrastruktur," kata Koster.
Apalagi ditambah target yang tinggi yakni 20 juta wisatawan ke Indonesia, di mana Bali diharapkan menyumbang 7 juta wisatawan mancanegara.
Koster menambahkan, urgensi penerapan dana kontribusi bagi wisatawan tersebut selain untuk memelihara alam dan budaya juga punya tujuan penting untuk membenahi berbagai sektor untuk menjamin kenyamanan wisatawan selama berwisata ke Bali.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata (Asita) Ketut Ardana secara umum mendukung pemberlakuan pungutan kontribusi pariwisata tersebut dengan beberapa catatan.
"Pertama, sosialisasinya harus benar-benar baik sampai ke rekanan kita di luar negeri untuk menghindari komplain dari wisatawan. Penggunaannya juga harus transparan, alokasinya kemana saja, pelestarian budaya yang seperti apa, menjaga lingungan yang seperti apa dan seterusnya," ujar Ardana. *ant
1
Komentar