Pelet TOSS Bisa Gantikan Solar dan Batubara
Jumlah desa yang mengelola Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) di Kabupaten Klungkung terus bertambah, dan kini ada 18 desa memiliki TOSS.
SEMARAPURA, NusaBali
Dari 18 desa itu berhasil mengubah sampah menjadi sumber energi terbarukan berupa pelet 2 - 3 ton pelet setiap bulan. Dari hasil ujicoba sementara yang dilakukan oleh pihak Indonesia Power dalam uji lab di PLTU Jeranjang, Lombok, ternyata hasilnya bagus. Bahkan pelet bersumber dari sampah tersebut memiliki energi yang setara dengan Batubara muda. Hal ini diungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Klungkung Anak Agung Ngurah Kirana, usai menggelar pertemuan dengan Indonesia Power, Selasa (14/5).
“Dalam uji coba pelet dengan metodologi kelistrikan hasilnya sangat bagus dan layak menggantikan bahan bakar lain seperti Solar dan Batubara muda,” ujar Agung Kirana, kepada NusaBali. Untuk hasil ujicoba secara menyeluruh nanti akan diberikan setelah semua proses ujicoba selesai.
Sehingga ke depannya hasil pelet TOSS akan dimanfaatkan sebanyak-banyaknya dari pihak Indonesia Power (IP), sebagai bentuk keseriusan akan dituangkan dalam MoU antara Pemkab melalui DLHP dengan pihak IP. Kata Agung Kirana, untuk di Klungkung TOSS sudah dimiliki oleh 18 desa, sedangkan desa yang belum memiliki TOSS didorong secara bertahap. “Desa lainnya sedang berporses” ujarnya.
Sementara itu, kendala mesin sedang dicarikan model mesin yang tepat baik pencacah maupun pelet. Karena mesin cacah yang digunakan sekarang untuk pupuk organik, sehingga ukurannya agak besar 0,5-1 cm. Sehingga harus diolah sebanyak 3-4 kali. “Ke depan sudah dalam proses dirancang mesin pencacah mendekati tepung. Begitu masuk mesin pelet sekali atau dua kali langsung bisa diproses menjadi pelet,” ujarnya. *wan
“Dalam uji coba pelet dengan metodologi kelistrikan hasilnya sangat bagus dan layak menggantikan bahan bakar lain seperti Solar dan Batubara muda,” ujar Agung Kirana, kepada NusaBali. Untuk hasil ujicoba secara menyeluruh nanti akan diberikan setelah semua proses ujicoba selesai.
Sehingga ke depannya hasil pelet TOSS akan dimanfaatkan sebanyak-banyaknya dari pihak Indonesia Power (IP), sebagai bentuk keseriusan akan dituangkan dalam MoU antara Pemkab melalui DLHP dengan pihak IP. Kata Agung Kirana, untuk di Klungkung TOSS sudah dimiliki oleh 18 desa, sedangkan desa yang belum memiliki TOSS didorong secara bertahap. “Desa lainnya sedang berporses” ujarnya.
Sementara itu, kendala mesin sedang dicarikan model mesin yang tepat baik pencacah maupun pelet. Karena mesin cacah yang digunakan sekarang untuk pupuk organik, sehingga ukurannya agak besar 0,5-1 cm. Sehingga harus diolah sebanyak 3-4 kali. “Ke depan sudah dalam proses dirancang mesin pencacah mendekati tepung. Begitu masuk mesin pelet sekali atau dua kali langsung bisa diproses menjadi pelet,” ujarnya. *wan
1
Komentar