Modernisasi Jajanan Tradisional lewat Seni Fotografi
Putu Wimas Astari Yuda belajarberburu jajanan pasar hingga ke Bangkok dan Singapura.
DENPASAR, NusaBali.com
Berawal dari mengunjungi kediaman teman yang ibunya pandai membuat kue ketika SMP, Putu Wimas Astari Yuda, 23, mulai tertarik dengan dunia memasak, terutama membuat jajanan pasar. Ketertarikannya berlanjut pada ambisi untuk mencoba jenis-jenis kue pasar khas Nusantara dan mancanegara hingga membuatnya sendiri dan mengabadikannya ke dalam seni visual yang cantik.
Berangkat dari ketertarikannya itu, Wimas mulai memburu buku-buku resep, terutapa buku resep untuk membuat kue. “Mulai saat itulah saya mulai mencari buku-buku resep yang kiranya bisa saya praktekkan di rumah sendiri. Mulai juga untuk membeli peralatan memasak kue,” ungkapnya pada NusaBali.com via email, Senin (13/5).
Lebih dari Rp 15 juta dana digelontorkannya untuk membeli peralatan memasak kue seperti, oven, mixer, spatula, dan alat-alat lainnya. Ia pun belajar sendiri lewat buku resep, blog makanan, dan video memasak tentang cara membuat kue. Meski kelihatannya sederhana, ternyata gadis yang kini tinggal di Denpasar itu sempat mencoba sebanyak 3 kali hingga kuenya berhasil. Belum lagi, beberapa alat dan bahan kue di Indonesia masih sangat sulit untuk ditemukan, khususnya untuk resep-resep kue modern, apalagi di Bali. Terkadang, Wimas pun harus membeli bahan dan alat tersebut di toko online.
Lewat bidikan kameranya, Wimas mendokumentasikan dengan apik kue-kue yang ia buat sendiri. Tujuannya sederhana, gadis yang kini bekerja sebagai Content Writer di sebuah Creative Agency itu ingin agar jajanan tradisional semakin dikenal dan orang-orang tertarik untuk memakannya. “Kue-kue tradisional itu kebanyakan memiliki tampilan yang sulit untuk di potret karena warna atau bentuknya yang kurang memikat. Karena itu, saya mulai ingin membagikan foto-foto kue/makanan Indonesia dengan penyajiannya yang agak sedikit berbeda dari biasa yang dijual di pasar atau toko kue,” tandas gadis yang mengidolakan praktisi kuliner, Kevindra Prianto Soemantri, itu.
Untuk memaksimalkan pengetahuannya mengenai dunia kuliner, Wimas sampai bepergian ke luar Bali seperti ke, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Makassar, Bangkok, dan Singapura, demi mencoba ragam kuliner terutama kue khas daerah setempat. Kelas fotografi khusus makanan juga sempat diikutinya untuk mengasah kemampuan memotret makanan. “Sementara baru itu, rencana tahun ini akan eksplor kota Kudus,” sambung penggemar Sumping Waluh tersebut.
Berkaca dari hobinya itu, sebuah cita-cita pun tercetus untuk membuat sebuah toko kue yang bernuansa tradisional. “Saya ingin sekali membuka toko kue yang menjual banyak jenis kue tradisional Indonesia yang memiliki suasana autentik. Sehingga orang-orang yang datang ke sana seperti sedang bernostalgia, contohnya seperti, Toko Oen di Semarang atau Mama Toko Kue yang ada di Makassar,” tandas Wimas yang juga menulis di blog paonwimas.wordpress.com miliknya. *cr41
1
Komentar