Sosialisasi PPDB SMP Nyaris Panas
Ini barangnya belum ada kok ribut. Nanti lihat dulu kejadiannya seperti apa. (Plt Kadisdik Gianyar I Wayan Sadra).
GIANYAR, NusaBali
Gugus SMP Kecamatan Payangan, Gianyar, Kamis (16/5), menyosialisasikan persiapan penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2019, di SMPN 2 Payangan, Desa Puhu, Payangan. Kegiatan yang dikoordinir Kepala SMPN 2 Payangan AA Gde Ardika, nyaris panas.
Hal itu terjadi saat acara tanya jawab. Karena Kepala SMPN 1 Payangan AA Wahyuni berkeinginan menerapkan kembali pola PPDB seperti tahun sebelumnya. Hal ini ditolak oleh Komite SMPN 3 Payangan I Made Ariawan. Karena ia khawatir pola PDB itu, seperti tahun sebelumnya, SMPN 3 sangat sedkit mendapatkan siswa. ‘’Karena banyak lulusan SD tergiring ke SMPN 1 Payangan,’’ tegas dia.
Melihat rapat makin memanas, Plt Kadisdik Gianyar I Wayan Sadra, yang hadir pada itu, mengambil alih rapat. Ia menegaskan, untuk zona SMP akan dikendalikan oleh Disdik. "Jika nanti ada persoalan, saya akan turun. Ini barangnya belum ada kok ribut. Nanti lihat dulu kejadiannya seperti apa. Jika nanti ada masalah mari kita cari solusinya," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, sudah menjadi rutinitas tiap tahun, penerimaan peserta didik baru (PPDB) terutama di SD dan SMA/SMK negeri kerap memancing polemik, terutama karena daya tampung sekolah favorit yang minim.
Ketua Gugus SMP Kecamatan Payangan yang sekaligus Kepala SMPN 2 Payangan AA Gde Ardika, mengatakan daya tampung di Kecamatan Payangan relatif baik. "Namun kepala sekolah dan masyarakat harus menyikapi PPDB dengan baik. Kepala sekolah harus menerima siswa sesuai daya tampung. Di samping itu, masyarakat tidak perlu ngotot-ngototan harus menyekolahkan di SMP tertentu dari tiga sekolah yang ada di Payangan," pintanya.
Kegiatan ini dihadiri Plt Kadis Pendidikan I Wayan Sadra, Plt UPT Disdik Kecamatan Payangan I Wayan Sila, Koordinator Pengawas SMP Dewa Ngurah Oka, Kepala SMPN, Ketua Komite SMPN dan Kepala SD se Kecamatan Payangan. Pertemuan ini bertujuan agar PPDB 2019 SMP di Kecamatan Payangan berjalan tanpa ada persoalan. Dikatakan Ardika, baik buruk pelaksanaan PPDB tergantung dukungan kepala SD, dan masyarakat. Diungkapkan, zona PPDB SMP 2019 di Kecamatan Payangan, SMPN 1 Payangan zona I Desa Melinggih, Melinggih Kelod, Kelusa dan Bresela. SMPN 2 Payangan zona I Desa Puhu, Kerta dan Bukian. Sedangkan SMPN 3 Payangan zona I Desa Buahan Kaja dan Desa Buahan. "Yang masih jadi persoalan adalah zona irisan. Di mana ada beberapa desa berpotensi menjadi irisan. Seperti Desa Bukian berpotensi menjadi irisan SMPN 1 terutama Bukian bagian selatan, karena lebih dekat dengan SMPN 1 Payangan," ujarnya. Demikian juga Desa Bresela berpotensi beririsan dengan Tegallalang.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Gianyar I Wayan Sadra mengakui PPDB tiap tahun selalu jadi polemik. Untuk di Kecamatan Payangan tergolong masih kondusif. Di Gianyar, yang sering ribut PPDB adalah di Kota Gianyar. Hal ini karena SMP unggulan ingin tetap menjadi sekolah unggulan. Di sisi lain orangtua siswa sering memaksakan kehendak agar anaknya sekolah di sekolah unggulan. "Dengan sistem zona sekarang ini tidak ada lagi sekolah unggulan. Di SMP yang sebelumnya sekolah unggulan kini ada anak tak bisa baca di sekolah itu. Semua sekolah sama," ujarnya.
Sistem zona sekarang penerimaan siswa tidak memperhitungkan nilai akademis. Sepanjang sekolah masih mampu menampung, semua bisa diterima. Guru hanya bertugas mengajar dan menilai siswa, sehingga tahu seberapa daya serap pengetahuan siswa. Orangtua jangan memaksakan anak-anaknya sekolah di sekolah tertentu yang bukan zonanya. "Anak pintar bukan karena sekolah. Sekolah semua sama. Perhatian orangtua yang terus menerus terhadap pendidikan anak itu yang lebih baik. Orang tua jangan hanya ingat saat cari sekolah. Proses selanjutnya juga perlu diperhatikan," cetusnya.
Untuk diketahui, potensi tamatan SD di Kecamatan Payangan tahun adalah 591 siswa. SMPN 1 Payangan kapasitasnya 288, SMPN 2 Payangan 256, dan SMPN 3 Payangan 79 siswa. *nvi
Hal itu terjadi saat acara tanya jawab. Karena Kepala SMPN 1 Payangan AA Wahyuni berkeinginan menerapkan kembali pola PPDB seperti tahun sebelumnya. Hal ini ditolak oleh Komite SMPN 3 Payangan I Made Ariawan. Karena ia khawatir pola PDB itu, seperti tahun sebelumnya, SMPN 3 sangat sedkit mendapatkan siswa. ‘’Karena banyak lulusan SD tergiring ke SMPN 1 Payangan,’’ tegas dia.
Melihat rapat makin memanas, Plt Kadisdik Gianyar I Wayan Sadra, yang hadir pada itu, mengambil alih rapat. Ia menegaskan, untuk zona SMP akan dikendalikan oleh Disdik. "Jika nanti ada persoalan, saya akan turun. Ini barangnya belum ada kok ribut. Nanti lihat dulu kejadiannya seperti apa. Jika nanti ada masalah mari kita cari solusinya," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, sudah menjadi rutinitas tiap tahun, penerimaan peserta didik baru (PPDB) terutama di SD dan SMA/SMK negeri kerap memancing polemik, terutama karena daya tampung sekolah favorit yang minim.
Ketua Gugus SMP Kecamatan Payangan yang sekaligus Kepala SMPN 2 Payangan AA Gde Ardika, mengatakan daya tampung di Kecamatan Payangan relatif baik. "Namun kepala sekolah dan masyarakat harus menyikapi PPDB dengan baik. Kepala sekolah harus menerima siswa sesuai daya tampung. Di samping itu, masyarakat tidak perlu ngotot-ngototan harus menyekolahkan di SMP tertentu dari tiga sekolah yang ada di Payangan," pintanya.
Kegiatan ini dihadiri Plt Kadis Pendidikan I Wayan Sadra, Plt UPT Disdik Kecamatan Payangan I Wayan Sila, Koordinator Pengawas SMP Dewa Ngurah Oka, Kepala SMPN, Ketua Komite SMPN dan Kepala SD se Kecamatan Payangan. Pertemuan ini bertujuan agar PPDB 2019 SMP di Kecamatan Payangan berjalan tanpa ada persoalan. Dikatakan Ardika, baik buruk pelaksanaan PPDB tergantung dukungan kepala SD, dan masyarakat. Diungkapkan, zona PPDB SMP 2019 di Kecamatan Payangan, SMPN 1 Payangan zona I Desa Melinggih, Melinggih Kelod, Kelusa dan Bresela. SMPN 2 Payangan zona I Desa Puhu, Kerta dan Bukian. Sedangkan SMPN 3 Payangan zona I Desa Buahan Kaja dan Desa Buahan. "Yang masih jadi persoalan adalah zona irisan. Di mana ada beberapa desa berpotensi menjadi irisan. Seperti Desa Bukian berpotensi menjadi irisan SMPN 1 terutama Bukian bagian selatan, karena lebih dekat dengan SMPN 1 Payangan," ujarnya. Demikian juga Desa Bresela berpotensi beririsan dengan Tegallalang.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Gianyar I Wayan Sadra mengakui PPDB tiap tahun selalu jadi polemik. Untuk di Kecamatan Payangan tergolong masih kondusif. Di Gianyar, yang sering ribut PPDB adalah di Kota Gianyar. Hal ini karena SMP unggulan ingin tetap menjadi sekolah unggulan. Di sisi lain orangtua siswa sering memaksakan kehendak agar anaknya sekolah di sekolah unggulan. "Dengan sistem zona sekarang ini tidak ada lagi sekolah unggulan. Di SMP yang sebelumnya sekolah unggulan kini ada anak tak bisa baca di sekolah itu. Semua sekolah sama," ujarnya.
Sistem zona sekarang penerimaan siswa tidak memperhitungkan nilai akademis. Sepanjang sekolah masih mampu menampung, semua bisa diterima. Guru hanya bertugas mengajar dan menilai siswa, sehingga tahu seberapa daya serap pengetahuan siswa. Orangtua jangan memaksakan anak-anaknya sekolah di sekolah tertentu yang bukan zonanya. "Anak pintar bukan karena sekolah. Sekolah semua sama. Perhatian orangtua yang terus menerus terhadap pendidikan anak itu yang lebih baik. Orang tua jangan hanya ingat saat cari sekolah. Proses selanjutnya juga perlu diperhatikan," cetusnya.
Untuk diketahui, potensi tamatan SD di Kecamatan Payangan tahun adalah 591 siswa. SMPN 1 Payangan kapasitasnya 288, SMPN 2 Payangan 256, dan SMPN 3 Payangan 79 siswa. *nvi
1
Komentar