Depresi, Napi Rutan Bangli asal Rusia Dirujuk ke RSJ
Pihak Rutan Klas II B Bangli, merujuk salah seorang napi berkewarga negaraan Rusia ke RSJ Provinsi Bali di Bangli.
BANGLI, NusaBali
Napi atas nama Magnaeva Alexsandra, 41, mengalami depresi. Napi kasus narkoba ini kini dirawat intesif di ruang perawatan Intensive Phisikiatri Care Unit (IPCU) RSJ. Kepala Rutan Klas II B Bangli, I Made Suwendra, mengungkapkan warga binaan Magenaeva Alexsandra merupakan kiriman dari di Lembaga Pemasyarkatan Perempuan (LPP) Klas II A Kerobokan, Denpasar, kemudian dilayarkan ke Rutan Bangli pada 11 April 2019 lalu.
Kemudian baru beberapa hari menjadi warga binaan Rutan Bangli, perilaku dari napi yang divonis 16 tahun dan denda sebesar Rp 10 miliar atas kepemilikan narkotika jenis sabu- sabu dengan berat 993,52 gram netto tersebut berubah.
Sebutnya, jika napi Magenaeva Alexsandra tidak mau makan dan tidak mau diajak berkomunikasi baik itu dengan petugas maupun warga binaan lainya serta tidak mau mandi. Melihat perbahan prilaku dari yang bersangkutan maka pihaknya berkoordinasi dengan dokter Rutan dan hasil diagnose dikatakan jika yang bersangkutan mengalami depresi. “Dari hasil permeriksaan yang dilakukan dokter Rutan, disarankan agar yang bersangkutan dibawa ke RSJ. Maka hari Selasa kemarin bersangkutan kami larikan ke RSJ untuk menjalani perawatan,” paparnya, Kamis (16/5).
Lanjutnya, selama menjalani perawatan, pihaknya menyiapkan petugas untuk melakukan penjagaan di areal rumah sakit. Yang mana petugas secara bergiliran melakukan penjagaan. "Pagi samapi sore hari yang berjaga adalah petugas perempuan, sedangkan untuk malam berjaga di RSJ petugas laki- laki," ujarnya seraya mengatakan ada 1-2 orang petugas yang berjaga.
Diakui, jika pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak konsultan Rusia, terkait kondisi yang bersangkutan termasuk biaya selama menjalani perawatan di RSJ. "Kami sudah bersurat ke konsulat Rusia perihal kondisi ini," sebutnya.
Terpisah dokter yang menangani Magnaeva Alexsandra yakni dr Arya Santosa SpKj saat dikonfirmasi mengatakan untuk pasien kini dirawat di ruang IPCU. Untuk kondisi pasien udah mulai membaik, meski belum bisa diajak berkomunikasi namun pasien sudah menunjukan mulai ada interaksi. "Sudah mau makan walau sedikit dan mulai ada kontak, ketika ada orang lewat sudah ada respon," jelasnya.
Disampaikan pula, bahwa pasien masih perlu diobservasi dan perlu proses agar kondisinya pulih. "Melihat cirinya pasien mengalami depresi. Pasien masih perlu penanganan intensif. Kami belum bisa memastikan sampai kapan pasien ini dirawat," terangnya.
Disisi lain, diareal ruang IPCU atau ruang Bratasena, nampak petugas dari Rutan Bangli melakukan penjagaan. Menurut petugas, Magnaeva Alexsandra masih sulit diajak berkomunikasi dan juga menolak disuruh mandi. “Masih belum stabil, selain enggan berbicara juga menolak untuk mandi. Tapi tadi sudah mulai mau makan dan itu didampingi perawat," ujarnya petugas Rutan. *esa
Napi atas nama Magnaeva Alexsandra, 41, mengalami depresi. Napi kasus narkoba ini kini dirawat intesif di ruang perawatan Intensive Phisikiatri Care Unit (IPCU) RSJ. Kepala Rutan Klas II B Bangli, I Made Suwendra, mengungkapkan warga binaan Magenaeva Alexsandra merupakan kiriman dari di Lembaga Pemasyarkatan Perempuan (LPP) Klas II A Kerobokan, Denpasar, kemudian dilayarkan ke Rutan Bangli pada 11 April 2019 lalu.
Kemudian baru beberapa hari menjadi warga binaan Rutan Bangli, perilaku dari napi yang divonis 16 tahun dan denda sebesar Rp 10 miliar atas kepemilikan narkotika jenis sabu- sabu dengan berat 993,52 gram netto tersebut berubah.
Sebutnya, jika napi Magenaeva Alexsandra tidak mau makan dan tidak mau diajak berkomunikasi baik itu dengan petugas maupun warga binaan lainya serta tidak mau mandi. Melihat perbahan prilaku dari yang bersangkutan maka pihaknya berkoordinasi dengan dokter Rutan dan hasil diagnose dikatakan jika yang bersangkutan mengalami depresi. “Dari hasil permeriksaan yang dilakukan dokter Rutan, disarankan agar yang bersangkutan dibawa ke RSJ. Maka hari Selasa kemarin bersangkutan kami larikan ke RSJ untuk menjalani perawatan,” paparnya, Kamis (16/5).
Lanjutnya, selama menjalani perawatan, pihaknya menyiapkan petugas untuk melakukan penjagaan di areal rumah sakit. Yang mana petugas secara bergiliran melakukan penjagaan. "Pagi samapi sore hari yang berjaga adalah petugas perempuan, sedangkan untuk malam berjaga di RSJ petugas laki- laki," ujarnya seraya mengatakan ada 1-2 orang petugas yang berjaga.
Diakui, jika pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak konsultan Rusia, terkait kondisi yang bersangkutan termasuk biaya selama menjalani perawatan di RSJ. "Kami sudah bersurat ke konsulat Rusia perihal kondisi ini," sebutnya.
Terpisah dokter yang menangani Magnaeva Alexsandra yakni dr Arya Santosa SpKj saat dikonfirmasi mengatakan untuk pasien kini dirawat di ruang IPCU. Untuk kondisi pasien udah mulai membaik, meski belum bisa diajak berkomunikasi namun pasien sudah menunjukan mulai ada interaksi. "Sudah mau makan walau sedikit dan mulai ada kontak, ketika ada orang lewat sudah ada respon," jelasnya.
Disampaikan pula, bahwa pasien masih perlu diobservasi dan perlu proses agar kondisinya pulih. "Melihat cirinya pasien mengalami depresi. Pasien masih perlu penanganan intensif. Kami belum bisa memastikan sampai kapan pasien ini dirawat," terangnya.
Disisi lain, diareal ruang IPCU atau ruang Bratasena, nampak petugas dari Rutan Bangli melakukan penjagaan. Menurut petugas, Magnaeva Alexsandra masih sulit diajak berkomunikasi dan juga menolak disuruh mandi. “Masih belum stabil, selain enggan berbicara juga menolak untuk mandi. Tapi tadi sudah mulai mau makan dan itu didampingi perawat," ujarnya petugas Rutan. *esa
1
Komentar