Penciutan Anggaran, Dua Program Disbud Dipangkas
Keterbatasan anggaran Kabupaten Tabanan tahun 2019 membuat dua program di Dinas Kebudayaan (Disbud) setempat terpaksa dipangkas.
TABANAN, NusaBali
Dua program dimaksud yakni pembinaan seni budaya dan rekonstruksi kesenian ditiadakan. Padahal dua program ini, terutama rekonstruksi amat penting untuk memulihkan kesenian yang hampir punah dan punah.
Kepala Disbud Tabanan I Gusti Ngurah Supanji mengakui program itu amat penting. "Mudah-mudahan tahun depan dua program ini bisa jalan," ujarnya, Jumat (17/5). Menurutnya, program rekonstruksi sangat perlu untuk memulihkan kesenian yang hampir punah. Buktinya sejak program ini diwujudkan tahun 2017, beberapa kesenian yang nyaris punah berhasil ditampilkan kembali. Seperti Tari Leko, Gong Slonding dan beberapa kesenian lain. "Karena keterbatasan anggaran, maka kami laksanakan program sesuai prioritas," akunya.
Tak hanya pemangkasan program karena pengurangan anggaran, lanjut Supanji, dana PKB pun ikut kena imbas. Saat ini anggaran PKB tahun 2019 di Tabanan hanya Rp 1,6 miliar, tahun 2018 sempat Rp 1,9 miliar. "Meskipun begitu kami tidak patah semangat, kami akan maksimalkan pekerjaan terutama melestarikan budaya Bali khsusnya di Tabanan," tandasnya.
Meskipun program rekontruksi kesenian ditiadakan, ia mengaku tetap mengidentifikasi sejumlah kesenian khas Tabanan. Rata-rata per tahun Disbud mengidentifikasi tiga kesenian. "Masyarakat yang selama ini memiliki kesenian khas yang belum terekspos bisa diberitahu ke kami," pintanya.*des
Kepala Disbud Tabanan I Gusti Ngurah Supanji mengakui program itu amat penting. "Mudah-mudahan tahun depan dua program ini bisa jalan," ujarnya, Jumat (17/5). Menurutnya, program rekonstruksi sangat perlu untuk memulihkan kesenian yang hampir punah. Buktinya sejak program ini diwujudkan tahun 2017, beberapa kesenian yang nyaris punah berhasil ditampilkan kembali. Seperti Tari Leko, Gong Slonding dan beberapa kesenian lain. "Karena keterbatasan anggaran, maka kami laksanakan program sesuai prioritas," akunya.
Tak hanya pemangkasan program karena pengurangan anggaran, lanjut Supanji, dana PKB pun ikut kena imbas. Saat ini anggaran PKB tahun 2019 di Tabanan hanya Rp 1,6 miliar, tahun 2018 sempat Rp 1,9 miliar. "Meskipun begitu kami tidak patah semangat, kami akan maksimalkan pekerjaan terutama melestarikan budaya Bali khsusnya di Tabanan," tandasnya.
Meskipun program rekontruksi kesenian ditiadakan, ia mengaku tetap mengidentifikasi sejumlah kesenian khas Tabanan. Rata-rata per tahun Disbud mengidentifikasi tiga kesenian. "Masyarakat yang selama ini memiliki kesenian khas yang belum terekspos bisa diberitahu ke kami," pintanya.*des
1
Komentar