Lepas 1.000 Ekor Burung Sebagai Bentuk Cinta Kasih
Umat Buddha melakukan pelepasan sekitar 1.000 ekor burung pipit dan merpati di Vihara Buddha Sakyamuni, Jalan Gunung Agung, Lingkungan Padang Udayana, Padangsambian, Denpasar Barat, Minggu (19/5) sekitar pukul 17.00 Wita.
DENPASAR, NusaBali
Pelepasan burung ini sebagai bentuk cinta kasih dalam perayaan Tri Suci Waisak 2563 tahun 2019. Selain pelepasan burung, Hari Suci Waisak dengan tema 'Mencintai Kehidupan Berbudaya Menjaga Kesatuan' ini umat Buddha juga berdoa untuk keharmonisan Nusantara setelah Pemilu 17 April 2019 lalu.
Ketua Dayaka Sabha (pengurus) Vihara Buddha Sakyamuni, Oscar MW saat ditemui disela-sela acara mengungkapkan, pihaknya melakukan pelepasan burung merupakan simbol dari cinta kasih. Dimana, semua makhluk ingin memiliki dan merasakan kebebasan. Dalam peringatan Trisuci Waisak ini, kata dia, bukan hanya pelepasan burung, namun juga bisa dengan pelepasan hewan lainnya seperti lele.
Oscar mengungkapkan, peringatan Waisak ini sudah dimulai sejak satu bulan sebelumnya. Kegiatan yang dilaksanakan berupa ritual peringatan hari besar atau disebut Mahajata, dan Sebulan Pendalaman Dama (SPD). Umat Budha setiap harinya dalam satu bulan diberi ceramah atau santapan bathin dengan mengajarkan kerelaan, kemoralan, konsentrasi, dan kebijaksanaan.
Dikatakan Oscar, tema Waisak kali ini juga mengambil situasi yang terjadi belakangan ini di Indonesia sebelum dan pasca pemilu. Tema ‘Mencintai Kehidupan Berbudaya Menjaga Kesatuan’ ini dianggap relevan dengan keadaan masyarakat yang ingin mendapatkan kedudukan dan saling mengklaim kemenangan. Hal itu dikatakan dapat membuat perpecahan bangsa ini. "Tema Waisak ini relevan dengan keadaan masyarakat sekarang, yang satu mau menang yang satunya lagi juga mau menang. Cintai budaya yang harus kita tonjolkan, harus bersatu padu, mengalahkan ego kita, bahwa kita sama, dengan perbedaan kita bersatu untuk mencapai keharmonisan," ujarnya. *mis
Ketua Dayaka Sabha (pengurus) Vihara Buddha Sakyamuni, Oscar MW saat ditemui disela-sela acara mengungkapkan, pihaknya melakukan pelepasan burung merupakan simbol dari cinta kasih. Dimana, semua makhluk ingin memiliki dan merasakan kebebasan. Dalam peringatan Trisuci Waisak ini, kata dia, bukan hanya pelepasan burung, namun juga bisa dengan pelepasan hewan lainnya seperti lele.
Oscar mengungkapkan, peringatan Waisak ini sudah dimulai sejak satu bulan sebelumnya. Kegiatan yang dilaksanakan berupa ritual peringatan hari besar atau disebut Mahajata, dan Sebulan Pendalaman Dama (SPD). Umat Budha setiap harinya dalam satu bulan diberi ceramah atau santapan bathin dengan mengajarkan kerelaan, kemoralan, konsentrasi, dan kebijaksanaan.
Dikatakan Oscar, tema Waisak kali ini juga mengambil situasi yang terjadi belakangan ini di Indonesia sebelum dan pasca pemilu. Tema ‘Mencintai Kehidupan Berbudaya Menjaga Kesatuan’ ini dianggap relevan dengan keadaan masyarakat yang ingin mendapatkan kedudukan dan saling mengklaim kemenangan. Hal itu dikatakan dapat membuat perpecahan bangsa ini. "Tema Waisak ini relevan dengan keadaan masyarakat sekarang, yang satu mau menang yang satunya lagi juga mau menang. Cintai budaya yang harus kita tonjolkan, harus bersatu padu, mengalahkan ego kita, bahwa kita sama, dengan perbedaan kita bersatu untuk mencapai keharmonisan," ujarnya. *mis
1
Komentar