Gagal Terpilih, Caleg Perempuan Tetap Semangat
Meski belum beruntung alias gagal lolos sebagai anggota legislatif, namun sejumlah caleg perempuan yang ikut bertarung dalam Pileg, 17 April 2019 lalu mengaku tetap semangat.
DENPASAR, NusaBali
Bahkan mereka siap bertarung lagi dalam Pileg 5 tahun mendatang. Demikian terungkap dalam diskusi smart bartajuk ‘Kebangkitan Perempuan dari Segala Penjuru Menuju Indonesia Sejahtera Berkeadilan’ yang digelar Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) di kediaman tokoh perempuan AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda, Jalan Setyaki No 9 Denpasar, Senin (20/5) petang.
Sejumlah caleg perempuan yang tampak hadir dalam diskusi sekaligus acara Bukber (buka bersama) seperti Ni Ketut Sariwati (caleg DPRD Bali dapil Denpasar dari Partai NasDem), Faridah Zahra (caleg DPRD Denpasar dapil Denpasar Barat 2 dari Partai Bulan Bintang), Indah Widyasari (caleg DPRD Kota Denpasar dapil Denpasar Utara dari Partai NasDem), Ni Wayan Purnamayanti (caleg DPRD Bali dapil Badung dari Partai Demokrat), Sagung Alit Ernawati (caleg DPRD Bali dapil Tabanan dari Partai Demokrat), Noor Hilyin Handayani (caleg DPRD Bali dapil Buleleng dari Partai Golkar) serta sejumlah caleg perempuan lainnya.
Ketua KPRK, Tini Gorda yang juga Ketua BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Provinsi Bali ini mengakui capaian keterpilihan caleg perempuan di Bali memang cukup bagus yakni di angka 13 persen, walau memang belum terlalu memuaskan. Dimana total ada 52 orang caleg perempuan yang terpilih untuk DPRD Kabupaten/Kota se-Bali dan DPRD Provinsi Bali. "Angka 13 persen anggota legislatif perempuan di seluruh Bali memang belum sesuai harapan. Dari awal kami di BKOW harapkan minimal 15 persen," kata Tini Gorda yang sempat menginisiasi diklat (pendidikan dan pelatihan) caleg perempuan yang digelar BKOW Bali pada Pileg 2019 lalu.
Pihaknya pun memuji semangat dan spirit serta sikap mental tangguh dan kuat yang ditunjukkan caleg perempuan ini walau belum terpilih sebagai wakil rakyat di legislatif.
Untuk itulah pihaknya lewat KPRK mengajak para caleg perempuan ini untuk terus mengasah kemampuan diri khususnya dalam hal pemberdayan ekonomi agar juga bisa memberdayakan kaum perempuan lainnya mandiri secara ekonomi lewat kewirausahaan menjadi pelaku UMKM. "Perempuan bukan hanya berbuat di legislatif. Dengan spirit kebangkitan, berperanlah di investasi sosial bersama organisasi KPRK untuk memberdayakan ekonomi kaum perempuan," ajak Tini Gorda yang juga Ketua DPD Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Bali.
Kedepannya, Tini Gorda pun berencana mengudang 52 caleg perempuan yang terpilih ini untuk duduk bersama dalam memperjuangkan kaum perempuan. “Selain menitipkan program kepada teman-teman yang duduk di legislatif itu untuk diperjuangkan, kami akan menjalin komunikasi dan bersama-sama berjuang agar kuota perempuan 30 persen di parlemen bisa terpenuhi. Apalagi perempuan yang belum beruntung kali ini kan sudah punya pengalaman untuk berjuang lagi 5 tahun mendatang,” kata Tini Gorda.
Sementara itu, para caleg perempuan yang gagal terpilih dalam Pileg 2019 ini menyatakan siap maju lagi dalam hajatan politik 5 tahun mendatang. Ni Ketut Sariwati, misalnya. Caleg DPRD Bali dapil Denpasar dari Partai NasDem mengaku siap mengevaluasi diri dari kegagalan. “Jujur saja, saya masih new comer jadi masih buta politik, tapi pemilu ini menjadi ajang pembelajaran saya, bagaimana saya harus mempersiapkan diri kedepannya,” ujarnya.
Demikian juga Ni Wayan Purnamayanti, caleg DPRD Bali dapil Badung dari Partai Demokrat juga mengaku tidak kapok nyeleg walau sudah tiga kali gagal di Pileg sejak nyaleg di tahun 2009 hingga 2019 ini. "Saya selalu semangat nyaleg karena merasa nyaman di Partai Demokrat. Apalagi ada AHY dan Pak SBY," kata kader militan yang sudah bergabung dari awal Partai Demokrat terbentuk ini. *isu
Sejumlah caleg perempuan yang tampak hadir dalam diskusi sekaligus acara Bukber (buka bersama) seperti Ni Ketut Sariwati (caleg DPRD Bali dapil Denpasar dari Partai NasDem), Faridah Zahra (caleg DPRD Denpasar dapil Denpasar Barat 2 dari Partai Bulan Bintang), Indah Widyasari (caleg DPRD Kota Denpasar dapil Denpasar Utara dari Partai NasDem), Ni Wayan Purnamayanti (caleg DPRD Bali dapil Badung dari Partai Demokrat), Sagung Alit Ernawati (caleg DPRD Bali dapil Tabanan dari Partai Demokrat), Noor Hilyin Handayani (caleg DPRD Bali dapil Buleleng dari Partai Golkar) serta sejumlah caleg perempuan lainnya.
Ketua KPRK, Tini Gorda yang juga Ketua BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Provinsi Bali ini mengakui capaian keterpilihan caleg perempuan di Bali memang cukup bagus yakni di angka 13 persen, walau memang belum terlalu memuaskan. Dimana total ada 52 orang caleg perempuan yang terpilih untuk DPRD Kabupaten/Kota se-Bali dan DPRD Provinsi Bali. "Angka 13 persen anggota legislatif perempuan di seluruh Bali memang belum sesuai harapan. Dari awal kami di BKOW harapkan minimal 15 persen," kata Tini Gorda yang sempat menginisiasi diklat (pendidikan dan pelatihan) caleg perempuan yang digelar BKOW Bali pada Pileg 2019 lalu.
Pihaknya pun memuji semangat dan spirit serta sikap mental tangguh dan kuat yang ditunjukkan caleg perempuan ini walau belum terpilih sebagai wakil rakyat di legislatif.
Untuk itulah pihaknya lewat KPRK mengajak para caleg perempuan ini untuk terus mengasah kemampuan diri khususnya dalam hal pemberdayan ekonomi agar juga bisa memberdayakan kaum perempuan lainnya mandiri secara ekonomi lewat kewirausahaan menjadi pelaku UMKM. "Perempuan bukan hanya berbuat di legislatif. Dengan spirit kebangkitan, berperanlah di investasi sosial bersama organisasi KPRK untuk memberdayakan ekonomi kaum perempuan," ajak Tini Gorda yang juga Ketua DPD Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Bali.
Kedepannya, Tini Gorda pun berencana mengudang 52 caleg perempuan yang terpilih ini untuk duduk bersama dalam memperjuangkan kaum perempuan. “Selain menitipkan program kepada teman-teman yang duduk di legislatif itu untuk diperjuangkan, kami akan menjalin komunikasi dan bersama-sama berjuang agar kuota perempuan 30 persen di parlemen bisa terpenuhi. Apalagi perempuan yang belum beruntung kali ini kan sudah punya pengalaman untuk berjuang lagi 5 tahun mendatang,” kata Tini Gorda.
Sementara itu, para caleg perempuan yang gagal terpilih dalam Pileg 2019 ini menyatakan siap maju lagi dalam hajatan politik 5 tahun mendatang. Ni Ketut Sariwati, misalnya. Caleg DPRD Bali dapil Denpasar dari Partai NasDem mengaku siap mengevaluasi diri dari kegagalan. “Jujur saja, saya masih new comer jadi masih buta politik, tapi pemilu ini menjadi ajang pembelajaran saya, bagaimana saya harus mempersiapkan diri kedepannya,” ujarnya.
Demikian juga Ni Wayan Purnamayanti, caleg DPRD Bali dapil Badung dari Partai Demokrat juga mengaku tidak kapok nyeleg walau sudah tiga kali gagal di Pileg sejak nyaleg di tahun 2009 hingga 2019 ini. "Saya selalu semangat nyaleg karena merasa nyaman di Partai Demokrat. Apalagi ada AHY dan Pak SBY," kata kader militan yang sudah bergabung dari awal Partai Demokrat terbentuk ini. *isu
1
Komentar