Karangasem Studi Pengolahan Sampah Jadi Biogas
Punya dua TPA, Karangasem tertarik kerjasama pengolahan sampah jadi biogas.
AMLAPURA, NusaBali
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri studi banding pengolahan sampah jadi biogas yang ramah lingkungan di Pemkab Malang. Rombongan langsung meninjau lokasi pengolahan sampah di TPA Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (23/5). Biogas dihasilkan dari gas methane itu mampu memenuhi kebutuhan 260 kepala keluarga di Desa Talangagung secara gratis.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Malang Budi Iswoyo didampingi Kepala Bidang Penaatan DLH Kodri mempresentasikan TPA Talangagung seluas 5,33 hektare dengan menampung 160 meterkubik sampah per hari. Sampah yang menggunung dikelola 15 tenaga pemilah dan 12 tenaga pengolah. DLH Pemkab Malang memiliki tagline TBBS (Tiga Bulan Bersih Sampah).
Kadis Budi Iswoyo mengatakan, sejak mengolah sampah jadi biogas tahun 2009, warga setempat tidak ada yang protes. Sebab bau sampah telah disedot jadi biogas, bahkan masyarakat diuntungkan. “Buktinya kita di sini tidak mencium bau sampah, justru masyarakat diuntungkan menikmati biogas secara gratis. Tahun depan rencana melakukan perluasan pengembangan TPA dengan anggaran Rp 100 miliar,” ungkapnya.
Budi Iswoyo menerangkan, sampah diangkut ke TPA, dilakukan penimbunan, di bagian lapisan sampah dipasangi pipa berisi blower. Dari blower itu gas disedot mengalir di pipa yang dibentangkan untuk mengalirkan biogas ditanam di tanah, selanjutnya biogas ditampung di bak penampungan. Dari bak itulah biogas dialirkan ke rumah-rumah penduduk.
Budi Iswoyo mengatakan, Pemkab Malang memiliki tiga TPA, masing-masing TPA Paras Ponjokusuma seluas 1,2 hektare tiap hari menampung 70 meterkubik sampah, TPA Singosari seluas 2,5 hektare menampung 120 meterkubik sampah, dan TPA Talangagung seluas 5,33 hektare tiap hari mendapatkan kiriman 160 meterkubik sampah. Disebutkan di TPA Paras Ponjokusuma juga telah mampu menghasilkan biogas untuk memenuhi kebutuhan 161 KK.
Proses mengalirkan gas menggunakan batang bambu ukuran besar, kebetulan di Paras Ponjokusuma banyak ada bambu. “Makanya TPA di sini ramah lingkungan dan menguntungkan masyarakat. Sedangkan sampah plastik hasil pemilihan dijual ke pabrik gula pasir, sampah organik diolah jadi pupuk kompos,” katanya.
Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri didampingi Plt Kadis Kominfo Priagung Duarsa, Asisten III Wayan Purna, dan Kabag Humas dan Protokol Edy Setiadi Dwijantoro sangat tertarik atas inovasi Pemkab Malang. “Kami punya dua TPA, kami sangat tertarik kerjasama agar menghasilkan biogas yang nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat,” ungkap Bupati Mas Sumatri.
Apalagi volume sampah di Karangasem tiap hari meningkat. Diharapkan setelah diolah, biogas disedot, sehingga tidak lagi menimbulkan bau, tinggal memilah sampah plastik dimanfaatkan rekanan untuk didaur ulang dan sampah organik untuk pupuk kompos. Atas permintaan itu, Kabid Penaatan Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Malang Kodri siap berbagi pengalaman dan memberikan teknik pengolahan sampah untuk menghasilkan biogas.
“Kami telah berbagi ilmu ke seluruh Indonesia, kami siap memberikan teknik pengolahan sampah di Karangasem,” janji Kodri. Biasanya kata Kodri, sampah bermasalah di mana-mana termasuk di TPA. Kali ini TPA di Pemkab Malang, dibuat ramah lingkungan tanpa mengeluarkan bau, bahkan menguntungkan masyarakat. “Kami di Pemkab Malang memiliki obsesi tahun 2025 bebas sampah,” katanya. *k16
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Malang Budi Iswoyo didampingi Kepala Bidang Penaatan DLH Kodri mempresentasikan TPA Talangagung seluas 5,33 hektare dengan menampung 160 meterkubik sampah per hari. Sampah yang menggunung dikelola 15 tenaga pemilah dan 12 tenaga pengolah. DLH Pemkab Malang memiliki tagline TBBS (Tiga Bulan Bersih Sampah).
Kadis Budi Iswoyo mengatakan, sejak mengolah sampah jadi biogas tahun 2009, warga setempat tidak ada yang protes. Sebab bau sampah telah disedot jadi biogas, bahkan masyarakat diuntungkan. “Buktinya kita di sini tidak mencium bau sampah, justru masyarakat diuntungkan menikmati biogas secara gratis. Tahun depan rencana melakukan perluasan pengembangan TPA dengan anggaran Rp 100 miliar,” ungkapnya.
Budi Iswoyo menerangkan, sampah diangkut ke TPA, dilakukan penimbunan, di bagian lapisan sampah dipasangi pipa berisi blower. Dari blower itu gas disedot mengalir di pipa yang dibentangkan untuk mengalirkan biogas ditanam di tanah, selanjutnya biogas ditampung di bak penampungan. Dari bak itulah biogas dialirkan ke rumah-rumah penduduk.
Budi Iswoyo mengatakan, Pemkab Malang memiliki tiga TPA, masing-masing TPA Paras Ponjokusuma seluas 1,2 hektare tiap hari menampung 70 meterkubik sampah, TPA Singosari seluas 2,5 hektare menampung 120 meterkubik sampah, dan TPA Talangagung seluas 5,33 hektare tiap hari mendapatkan kiriman 160 meterkubik sampah. Disebutkan di TPA Paras Ponjokusuma juga telah mampu menghasilkan biogas untuk memenuhi kebutuhan 161 KK.
Proses mengalirkan gas menggunakan batang bambu ukuran besar, kebetulan di Paras Ponjokusuma banyak ada bambu. “Makanya TPA di sini ramah lingkungan dan menguntungkan masyarakat. Sedangkan sampah plastik hasil pemilihan dijual ke pabrik gula pasir, sampah organik diolah jadi pupuk kompos,” katanya.
Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri didampingi Plt Kadis Kominfo Priagung Duarsa, Asisten III Wayan Purna, dan Kabag Humas dan Protokol Edy Setiadi Dwijantoro sangat tertarik atas inovasi Pemkab Malang. “Kami punya dua TPA, kami sangat tertarik kerjasama agar menghasilkan biogas yang nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat,” ungkap Bupati Mas Sumatri.
Apalagi volume sampah di Karangasem tiap hari meningkat. Diharapkan setelah diolah, biogas disedot, sehingga tidak lagi menimbulkan bau, tinggal memilah sampah plastik dimanfaatkan rekanan untuk didaur ulang dan sampah organik untuk pupuk kompos. Atas permintaan itu, Kabid Penaatan Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Malang Kodri siap berbagi pengalaman dan memberikan teknik pengolahan sampah untuk menghasilkan biogas.
“Kami telah berbagi ilmu ke seluruh Indonesia, kami siap memberikan teknik pengolahan sampah di Karangasem,” janji Kodri. Biasanya kata Kodri, sampah bermasalah di mana-mana termasuk di TPA. Kali ini TPA di Pemkab Malang, dibuat ramah lingkungan tanpa mengeluarkan bau, bahkan menguntungkan masyarakat. “Kami di Pemkab Malang memiliki obsesi tahun 2025 bebas sampah,” katanya. *k16
1
Komentar