Demonstrasi di Jakarta Tak Berimbas pada Penerbangan di Ngurah Rai
Demonstrasi yang terjadi di Jakarta pada 22 Mei 2019 tidak memberikan dampak berarti pada penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.
MANGUPURA, NusaBali
Meski beberapa negara sudah mengeluarkan travel advice, tidak menyurutkan niat wisatawan untuk berlibur ke Pulau Dewata. Bahkan pertumbuhan wisatawan tercatat mengalami peningkatan sebesar 10 persen.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Haruman Sulaksono, mengungkapkan sebelumnya empat negara yakni Kanada, AS, Inggris, dan Australia mengeluarkan travel advice. Kemudian menyusul empat negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand juga mengeluarkan travel advice. Namun, hal itu sama sekali tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap aktivitas penerbangan internasional menuju Bandara Ngurah Rai. Bahkan pergerakan pesawat mengalami peningkatan di atas 10 persen. “Sejauh ini tidak ada dampak signifikan terhadap penerbangan internasional. Belum ada pembatalan penerbangan ke Bali akibat eskalasi politik yang terjadi di Jakarta,” ujarnya, Kamis (23/5).
Diakuinya bahwa dari data yang dimiliki sejauh ini, baik traffic ataupun movement pertumbuhannya masih di atas 10 persen. Tidak terdampaknya Bandara Ngurah Rai juga terbukti bahwa pada 29 Mei mendatang, akan ada penerbangan baru dari Hanoi, Vietnam, yaitu maskapai Vietjet akan masuk dengan frekuensi penerbangannya lima kali dalam sepekan.
“Ini adalah penambahan rute penerbangan internasional yang ketiga. Sebelumnya adalah Virgin, kemudian Malindo, kemudian diikuti oleh Vietjet. Ini adalah indikator positif, bahwa Bali dari sisi penerbangan internasional akan mengalami pertumbuhan terus menerus," tutur Haruman.
Di sisi lain, pihaknya juga mencatat bahwa kedatangan di domestik ada kenaikan kedatangan penumpang. Peningkatan terjadi utamanya untuk rute penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta, Banten, dan Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Haruman juga tidak memungkiri, peningkatan dan penambahan penerbangan tersebut salah satunya dipicu aksi 22 Mei 2019 di Jakarta. Namun untuk peningkatan penerbangan dari Jakarta ke Bali tidak mencapai 1 persen atau sekitar 1 hingga 2 flight. “Memang ada, tapi jumlahnya tidak terlalu signifikan. Ya kalau saya monitor, memang ada beberapa flight,” kata Haruman. Menurut dia, pergerakan pesawat mencapai 350 flight per hari dengan pergerakan penumpang 60.000 orang per hari. *dar
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Haruman Sulaksono, mengungkapkan sebelumnya empat negara yakni Kanada, AS, Inggris, dan Australia mengeluarkan travel advice. Kemudian menyusul empat negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand juga mengeluarkan travel advice. Namun, hal itu sama sekali tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap aktivitas penerbangan internasional menuju Bandara Ngurah Rai. Bahkan pergerakan pesawat mengalami peningkatan di atas 10 persen. “Sejauh ini tidak ada dampak signifikan terhadap penerbangan internasional. Belum ada pembatalan penerbangan ke Bali akibat eskalasi politik yang terjadi di Jakarta,” ujarnya, Kamis (23/5).
Diakuinya bahwa dari data yang dimiliki sejauh ini, baik traffic ataupun movement pertumbuhannya masih di atas 10 persen. Tidak terdampaknya Bandara Ngurah Rai juga terbukti bahwa pada 29 Mei mendatang, akan ada penerbangan baru dari Hanoi, Vietnam, yaitu maskapai Vietjet akan masuk dengan frekuensi penerbangannya lima kali dalam sepekan.
“Ini adalah penambahan rute penerbangan internasional yang ketiga. Sebelumnya adalah Virgin, kemudian Malindo, kemudian diikuti oleh Vietjet. Ini adalah indikator positif, bahwa Bali dari sisi penerbangan internasional akan mengalami pertumbuhan terus menerus," tutur Haruman.
Di sisi lain, pihaknya juga mencatat bahwa kedatangan di domestik ada kenaikan kedatangan penumpang. Peningkatan terjadi utamanya untuk rute penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta, Banten, dan Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Haruman juga tidak memungkiri, peningkatan dan penambahan penerbangan tersebut salah satunya dipicu aksi 22 Mei 2019 di Jakarta. Namun untuk peningkatan penerbangan dari Jakarta ke Bali tidak mencapai 1 persen atau sekitar 1 hingga 2 flight. “Memang ada, tapi jumlahnya tidak terlalu signifikan. Ya kalau saya monitor, memang ada beberapa flight,” kata Haruman. Menurut dia, pergerakan pesawat mencapai 350 flight per hari dengan pergerakan penumpang 60.000 orang per hari. *dar
1
Komentar