Habibie: Kerusuhan 22 Mei Tak Sama dengan 98
Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie mengatakan kerusuhan usai pengumuman hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019, pada 21-22 Mei lalu tak bisa disamakan seperti kerusuhan Mei 1998.
JAKARTA, NusaBali
"Kalau disamakan dengan keadaan waktu tahun 1998, its not true," kata Habibie usai bertemu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, (24/5).
Oleh karena itu, Habibie mengajak semua pihak tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ia pun mengingatkan agar masyarakat tak terbelah setiap kali penyelenggaraan pemilu.
Menurut Habibie, pemilu akan ada lima tahun sekali. Ia pun mendesak agar semua pihak tak mengambil risiko yang mengadu domba dan memecah belah.
"Ngapain kita hilang waktu dan duit dan ada risiko tinggi hanya memperjuangkan kepentingan mungkin satu orang satu grup, no way," ujar kata Habibie seperti dilansir cnnindonesia.
Habibie yang juga pernah menjadi wakil presiden era Presiden kedua RI Soeharto mengajak semua pihak menghormati siapa pun yang nantinya ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden. Ia menegaskan presiden dan wakil presiden terpilih akan menjadi pemimpin seluruh rakyat Indonesia.
"Kalau anda menjadi presiden kan tidak akan memihak yang memilih anda saja kan, semua," tuturnya.
Dalam kesempatan itu Habibie mengucapkan selamat kepada Presiden Jokowi yang ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2019. Habibie berbicara bahwa Jokowi adalah ujung tombak generasi.
"Saya datang ke mari pertama untuk mengucapkan selamat kepada bapak presiden bahwa rakyat telah menentukan agar supaya karya-karya yang beliau telah laksanakan bisa berkelanjutan dan diamankan untuk generasi penerus. Dan beliau adalah ujung tombak untuk generasi penerus," ujar Habibie di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (24/5) seperti dilansir detik.
Habibie berharap Jokowi dapat melanjutkan program pembangunan nasional. "Saya ucapkan selamat sama Bapak Presiden Jokowi, bahwa insyaallah beliau bisa melanjutkan program sesuai rencana dan kita semua membantu supaya terlaksana dan nanti pada pemilu lima tahun lagi setiap orang boleh," kata Habibie.
Banyak informasi yang dia terima, memanasnya kondisi politik lantaran calonnya hanya dua. Menurut dia, jika persoalan karena hanya ada dua calon itu, seharusnya regulasi dibuat tidak memaksakan hanya dua.
Jika dengan banyak calon presiden bisa meminimalisir perpecahan seperti sekarang, regulasinya harus dibuat begitu. Menurut dia, jangan sampai hanya karena pilpres yang setiap lima tahun dilaksanakan, membuat sesama bangsa saling diadu domba dan pecah.
Jokowi pun sepakat dengan yang disampaikan pendahulunya tersebut. Ia menegaskan masalah persatuan dan kesatuan tidak dapat ditawar lagi.
"Saya kira kita sepakat. Saya sudah sampaikan berkali-kali bahwa saya terbuka untuk siapapun bersama-sama, bekerja sama, untuk memajukan negara ini, untuk membangun negara ini. Siapapun," katanya. *
Oleh karena itu, Habibie mengajak semua pihak tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ia pun mengingatkan agar masyarakat tak terbelah setiap kali penyelenggaraan pemilu.
Menurut Habibie, pemilu akan ada lima tahun sekali. Ia pun mendesak agar semua pihak tak mengambil risiko yang mengadu domba dan memecah belah.
"Ngapain kita hilang waktu dan duit dan ada risiko tinggi hanya memperjuangkan kepentingan mungkin satu orang satu grup, no way," ujar kata Habibie seperti dilansir cnnindonesia.
Habibie yang juga pernah menjadi wakil presiden era Presiden kedua RI Soeharto mengajak semua pihak menghormati siapa pun yang nantinya ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden. Ia menegaskan presiden dan wakil presiden terpilih akan menjadi pemimpin seluruh rakyat Indonesia.
"Kalau anda menjadi presiden kan tidak akan memihak yang memilih anda saja kan, semua," tuturnya.
Dalam kesempatan itu Habibie mengucapkan selamat kepada Presiden Jokowi yang ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2019. Habibie berbicara bahwa Jokowi adalah ujung tombak generasi.
"Saya datang ke mari pertama untuk mengucapkan selamat kepada bapak presiden bahwa rakyat telah menentukan agar supaya karya-karya yang beliau telah laksanakan bisa berkelanjutan dan diamankan untuk generasi penerus. Dan beliau adalah ujung tombak untuk generasi penerus," ujar Habibie di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (24/5) seperti dilansir detik.
Habibie berharap Jokowi dapat melanjutkan program pembangunan nasional. "Saya ucapkan selamat sama Bapak Presiden Jokowi, bahwa insyaallah beliau bisa melanjutkan program sesuai rencana dan kita semua membantu supaya terlaksana dan nanti pada pemilu lima tahun lagi setiap orang boleh," kata Habibie.
Banyak informasi yang dia terima, memanasnya kondisi politik lantaran calonnya hanya dua. Menurut dia, jika persoalan karena hanya ada dua calon itu, seharusnya regulasi dibuat tidak memaksakan hanya dua.
Jika dengan banyak calon presiden bisa meminimalisir perpecahan seperti sekarang, regulasinya harus dibuat begitu. Menurut dia, jangan sampai hanya karena pilpres yang setiap lima tahun dilaksanakan, membuat sesama bangsa saling diadu domba dan pecah.
Jokowi pun sepakat dengan yang disampaikan pendahulunya tersebut. Ia menegaskan masalah persatuan dan kesatuan tidak dapat ditawar lagi.
"Saya kira kita sepakat. Saya sudah sampaikan berkali-kali bahwa saya terbuka untuk siapapun bersama-sama, bekerja sama, untuk memajukan negara ini, untuk membangun negara ini. Siapapun," katanya. *
Komentar