Varietas Padi M400 Puaskan Subak Gede Padangbulia
Seluas 1,4 hektare lahan sawah petani di Subak Gede, Desa Padangbulia, Kecamatan Sukasada, Buleleng, yang menanam padi varietas M400, Jumat (24/5) kemarin, melakukan panen perdana.
SINGARAJA, NusaBali
Pengembangan padi varietas M400 itu, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi di Kabupaten Buleleng. Kegiatan panen perdana varietas padi yang juga disebut padi sehat itu juga dipanen langsung secara simbolis oleh Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra. Menurut Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Made Sumiarta, pengembangan varietas padi M400 ini merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Varietas M400 yang merupakan hasil riset dari tim Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan telah tersertifikasi dari Kementerian Pertanian, memiliki berbagai keunggulan. Terutama pada produktivitas hasil panen. Jika pada varietas padi biasa, satu hektare sawah dapat menghasilkan 6,5 ton dalam satu kali panen. Sedangkan pada varietas ini, satu kali panen petani bisa menghasilkan 9 ton padi di luasan lahan yang sama.
Dengan peningkatan produksi lahan pertanian itu akan berdampak sistematis pada penghasilan petani. “Tahun ini baru kita ujicobakan di sini dan terus akan menyasar petani-petani lainnya di Buleleng karena perbandingan produksinya cukup tinggi jika dibandingkan varietas yang biasa ditanam,” jelas dia.
Petani pun tak perlu bersusah-payah melakukan penyesuaian atau perawatan tanaman padi yang berlebihan. Seperti padi pada umumnya, varietas M400 ini sudah bisa dipanen pada umur 3,5 bulan, dengan sistem dan cara perawatan yang sama dengan padi pada umumnya. Kedepannya ia juga mengungkapkan telah menyiapkan program subsidi benih dan pupuk sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Untuk mendapatkan bantuan benih dan pupuk bersubsisi kelompok petani sebelum melakukan penanaman sudah harus mengkalkulasi berapa jumlah pupuk yang diperlukan, sebelum diajukan untuk mendapat subsidi. Dinas Pertanian Buleleng juga sudah menjalin kerjasama dengan produsen pupuk untuk menangani hal tersebut.
Wabup Sutjidra juga mengungkapkan sektor pertanian di Kabupaten Buleleng saat ini memiliki peranan penting dan strategis dalam pembangunan daerah. Sehingga Pemkab Buleleng saat ini menjadikan sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Buleleng. “Jadi progam ini juga diintegrasikan dan dioptimalkan dari hulu sampai hilir. Di masing-masing kecamatan juga ada tiga desa yang ditetapkan mendapat fokus pembinaan pertanian, memberdayakan petani untuk meningkatkan produktivitasnya,” kata Sutjidra.
Pejabat asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini juga mengaku sangat senang dan gembira atas hasil inovasi pertanian yang dapat mendatangkan hasil panen yang lebih maksimal. Sutjidra berharap ke depannya petani dapat mengkombinasikan antara pupuk kimia dengan pupuk organik yang diarahkan terakhir murni memakai pupuk organik. Hasil pertanian organic yang merupakan cita-cita Pertanian di Buleleng itu pun disebutnya secara langsung akan meningkatkan nilai tawar yang lebih tinggi.
Sementara itu, Kelian Subak Gede, Desa Padangbulia, Nyoman Pasek Merta, setelah menuntaskan satu masa tanam padi M400 mengaku tertarik menanam kembali varietas ini. Selain produktivitasnya tinggi, padi M400 juga disebut lebih tahan terhadap guyuran hujan, dengan batang yang kokoh dan bulir padi yang lebih panjang dan banyak disetiap rumpunnya. “Hasilnya cukup memuaskan, harapan kami kedepan pemerintahh agar memberikan subsidi benih dan pupuk organik lebih banyak lagi, karena disini lahan basah kami cukup banyak,” ungkap Merta.*k23
Varietas M400 yang merupakan hasil riset dari tim Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan telah tersertifikasi dari Kementerian Pertanian, memiliki berbagai keunggulan. Terutama pada produktivitas hasil panen. Jika pada varietas padi biasa, satu hektare sawah dapat menghasilkan 6,5 ton dalam satu kali panen. Sedangkan pada varietas ini, satu kali panen petani bisa menghasilkan 9 ton padi di luasan lahan yang sama.
Dengan peningkatan produksi lahan pertanian itu akan berdampak sistematis pada penghasilan petani. “Tahun ini baru kita ujicobakan di sini dan terus akan menyasar petani-petani lainnya di Buleleng karena perbandingan produksinya cukup tinggi jika dibandingkan varietas yang biasa ditanam,” jelas dia.
Petani pun tak perlu bersusah-payah melakukan penyesuaian atau perawatan tanaman padi yang berlebihan. Seperti padi pada umumnya, varietas M400 ini sudah bisa dipanen pada umur 3,5 bulan, dengan sistem dan cara perawatan yang sama dengan padi pada umumnya. Kedepannya ia juga mengungkapkan telah menyiapkan program subsidi benih dan pupuk sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Untuk mendapatkan bantuan benih dan pupuk bersubsisi kelompok petani sebelum melakukan penanaman sudah harus mengkalkulasi berapa jumlah pupuk yang diperlukan, sebelum diajukan untuk mendapat subsidi. Dinas Pertanian Buleleng juga sudah menjalin kerjasama dengan produsen pupuk untuk menangani hal tersebut.
Wabup Sutjidra juga mengungkapkan sektor pertanian di Kabupaten Buleleng saat ini memiliki peranan penting dan strategis dalam pembangunan daerah. Sehingga Pemkab Buleleng saat ini menjadikan sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Buleleng. “Jadi progam ini juga diintegrasikan dan dioptimalkan dari hulu sampai hilir. Di masing-masing kecamatan juga ada tiga desa yang ditetapkan mendapat fokus pembinaan pertanian, memberdayakan petani untuk meningkatkan produktivitasnya,” kata Sutjidra.
Pejabat asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini juga mengaku sangat senang dan gembira atas hasil inovasi pertanian yang dapat mendatangkan hasil panen yang lebih maksimal. Sutjidra berharap ke depannya petani dapat mengkombinasikan antara pupuk kimia dengan pupuk organik yang diarahkan terakhir murni memakai pupuk organik. Hasil pertanian organic yang merupakan cita-cita Pertanian di Buleleng itu pun disebutnya secara langsung akan meningkatkan nilai tawar yang lebih tinggi.
Sementara itu, Kelian Subak Gede, Desa Padangbulia, Nyoman Pasek Merta, setelah menuntaskan satu masa tanam padi M400 mengaku tertarik menanam kembali varietas ini. Selain produktivitasnya tinggi, padi M400 juga disebut lebih tahan terhadap guyuran hujan, dengan batang yang kokoh dan bulir padi yang lebih panjang dan banyak disetiap rumpunnya. “Hasilnya cukup memuaskan, harapan kami kedepan pemerintahh agar memberikan subsidi benih dan pupuk organik lebih banyak lagi, karena disini lahan basah kami cukup banyak,” ungkap Merta.*k23
1
Komentar