Semua Motor yang Terendam Sudah Diupacarai saat Tumpek Landep
Rumah 5 KK Masih Tergenang Banjir di Pangkung Manggis, Baler Bale Agung
NEGARA, NusaBali
Rumah milik 5 kepala keluarga (KK) di Lingkungan Pangkung Manggis, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana yang terendam air dengan ketinggian sekitar 100 centimeter pada Kamis (23/5) petang, hingga Sabtu (25/5) masih dikepung genangan air. Meski begitu, keluarga ini sudah mengupacarai motor yang sempat terendam air, saat Tumpek Landep pada Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (25/5).
Rumah milik 5 KK yang masih satu keluarga dan berada dalam satu areal pekarangan ini, sebelumnya terendam luapan air dengan tinggi sekitar 1 meter dari pangkung (sungai kecil) yang tembus ke Sungai Ijogading, pada Kamis sekitar pukul 18.30 Wita. Luapan air itu masuk ke dalam rumah mereka, dan membuat sejumlah peralatan rumah tangga tergenang.
“Kasur, lemari termasuk pakaian semua terendam. Sekarang kami masih berusaha bersih-bersih, terutama pakaian. Kasur keluarga adik saya masih basah,” kata I Putu Artawan, 24, salah satu KK dari 5 KK tersebut, Sabtu kemarin.
Menurut Artawan, air dari pangkung di sebelah timur rumahnya yang alirannya juga bermuara ke Sungai Ijogading itu, tumben meluap cukup besar saat terjadi hujan deras yang berlangsung selama sekitar tiga jam pada Kamis (23/5) pukul 17.00 hingga 20.00 Wita. Biasanya, paling hanya menggenang di areal pekarangan. “Padahal waktu kejadian, hujan tidak begitu lama. Tumben air sampai masuk ke dalam rumah,” imbuhnya.
Saat kejadian banjir itu, tiga sepeda motor milik 5 KK tersebut juga ikut terendam. Walaupun sudah dievakuasi ke teras dan dimasukkan ke dapur, dua dari tiga motor itu sempat tidak bisa dinyalakan mesinnya lantaran kemasukan air sehingga harus diperbaiki ke bengkel, Jumat (24/5). “Kemarin sudah langsung diperbaiki, dan tadi (Sabtu kemarin) semua motor sudah diupacarai Tumpek Landep. Tadi kami upacarai di pekarangan depan, cari tempat yang airnya sudah surut. Tidak sampai mengganggu upacara Tumpek Landep,” ucap Artawan, didampingi istri beserta ayahnya, I Putu Suadnyana, 47.
Air yang belum surut di areal pekarangan rumah keluarganya itu, sambung Artawan, memang karena kondisi pekarangan rumah mereka yang berada di tempat rendah. Selain itu, tidak ada pembuangan air di areal pekarangan rumah mereka. Pada Jumat (24/5), dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, sebenarnya telah berusaha menyedot genangan air dengan menggunakan dua alat pompa sedot air selama 4 jam, dari sekitar pukul 10.00 hingga 16.00 Wita. Namun upaya tersebut tidak bisa membuahkan hasil yang maksimal. “Kemarin cukup lama disedot. Hanya berhasil menyedot air di dalam rumah,” ujarnya.
Setelah air di dalam rumah sudah berhasil dibersihkan, Jumat (24/5), dia bersama keluarganya sudah bisa tidur di rumah mereka pada Jumat malam. Hanya keluarga adiknya, I Kadek Citra Utama, 22, yang terpaksa harus tetap mengungsi ke rumah mertuanya, di Banjar Pengajaran, Desa Berangbang, Kecamatan Negara, karena perabotan rumah tangganya masih basah. “Sekarang kami hanya bisa berharap tidak ada hujan lagi. Kalau turun hujan lagi, apalagi air dari pangkung di timur meluap lagi, ya sudah pasti air naik lagi ke dalam rumah. Apalagi kalau biasa terjadi genangan, airnya lama surut. Bisa sampai lebih dari seminggu baru surut. Itu pun kalau tidak ada hujan lagi,” kata Artawan.
Sementara Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jembrana I Made Sapta Budiarta, mengatakan dari ratusan rumah warga yang sempat terendam banjir di sejumlah wilayah Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana, Kamis (23/5) itu, sebagian besar airnya sudah surut pada Jumat (24/5). Genangan air hanya masih terjadi di rumah milik 5 KK di Pangkung Manggis tersebut. “Kalau yang lainnya, semua sudah surut keesokan paginya. Cuma yang di Pangkung Manggis itu saja yang masih terendam. Kemarin, kami juga sudah berusaha menyedot air di sana, termasuk berusaha membuatkan saluran pembuangan air ke pangkung di timur rumah mereka, tetapi tetap tidak bisa. Masalahnya, karena lokasi pekarangan rumah mereka sangat rendah, dan samping-sampingnya semua tinggi,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur kawasan Jembrana, Kamis (23/4) sore hingga malam, menimbulkan bencana banjir di sejumlah titik. Selain menenggelamkan ratusan rumah warga di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana, luapan air juga hancurkan jalan kabupaten di Lingkungan Pangkung Manggis, Kelurahan Baler Bale Agung.
Sesuai pendataan BPBD Jembrana, Jumat (24/5), ada ratusan rumah milik 182 kepala keluarga (KK) yang terendam akibat hujan lebat sejak sore pukul 17.00 hingga pukul 20.00 Wita. Rumah-rumah ini mulai terendam sejak petang pukul 18.00 Wita. Ratusan rumah yang tenggelam ini tersebar di lima desa/kelurahan kawasan Kecamatan Negara dan dua kelurahan kawasan Kecamatan Jembrana.
Korban banjir di Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara mencapai 66 KK, sementara di Desa Kaliakah (Kecamatan Negara) 40 KK, Kelurahan Baler Bale Agung (Kecamatan Negara) 12 KK, Kelurahan Banjar Tengah (Kecamatan Negara) 8 KK, di Desa Tegal Badeng Timur (Kecamatan Negara) 1 KK, Kelurahan Loloan Timur (Kecamatan Jembrana) sebanyak 47 KK, dan di Kelurahan Pendem (Kecamatan Jembrana) sebanyak 8 KK.
Khusus banjir di Kelurahan Loloan Barat dan Kelurahan Loloan Timur, disebabkan oleh meluapnya air Sungai Ijogading. Sedangkan banjir di Desa Kaliakah terjadi akibat luapan dari Sungai Kaliakah. Banjir petang itu bukan hanya merendam ratusan rumah penduduk, namun juga menggenangi badan jalan di Jalur Utama Denpasar – Gilimanuk, Jalan Udayana Negara, Kelurahan Baler Bale Agung, dan Kelurahan Banjar Tengah (Kecamatan Negara). Genangan air sempat mencapai ketinggian 50 centimeter, hingga mengganggu arus lalu lintas. Air baru surut mulai Jumat dinihari.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jembrana I Made Sapta Budiarta, mengatakan timnya langsung disebar ke sejumlah titik begitu mendengar informasi terjadi banjir, Kamis malam pukul 19.00 Wita. Dari hasil pengecekan, tidak ada korban jiwa maupun terluka akibat banjir. Namun, 3 warga yang rumahnya tenggelam di Desa Kaliakah, sempat divakuasi ke tempat aman. *ode
Rumah milik 5 KK yang masih satu keluarga dan berada dalam satu areal pekarangan ini, sebelumnya terendam luapan air dengan tinggi sekitar 1 meter dari pangkung (sungai kecil) yang tembus ke Sungai Ijogading, pada Kamis sekitar pukul 18.30 Wita. Luapan air itu masuk ke dalam rumah mereka, dan membuat sejumlah peralatan rumah tangga tergenang.
“Kasur, lemari termasuk pakaian semua terendam. Sekarang kami masih berusaha bersih-bersih, terutama pakaian. Kasur keluarga adik saya masih basah,” kata I Putu Artawan, 24, salah satu KK dari 5 KK tersebut, Sabtu kemarin.
Menurut Artawan, air dari pangkung di sebelah timur rumahnya yang alirannya juga bermuara ke Sungai Ijogading itu, tumben meluap cukup besar saat terjadi hujan deras yang berlangsung selama sekitar tiga jam pada Kamis (23/5) pukul 17.00 hingga 20.00 Wita. Biasanya, paling hanya menggenang di areal pekarangan. “Padahal waktu kejadian, hujan tidak begitu lama. Tumben air sampai masuk ke dalam rumah,” imbuhnya.
Saat kejadian banjir itu, tiga sepeda motor milik 5 KK tersebut juga ikut terendam. Walaupun sudah dievakuasi ke teras dan dimasukkan ke dapur, dua dari tiga motor itu sempat tidak bisa dinyalakan mesinnya lantaran kemasukan air sehingga harus diperbaiki ke bengkel, Jumat (24/5). “Kemarin sudah langsung diperbaiki, dan tadi (Sabtu kemarin) semua motor sudah diupacarai Tumpek Landep. Tadi kami upacarai di pekarangan depan, cari tempat yang airnya sudah surut. Tidak sampai mengganggu upacara Tumpek Landep,” ucap Artawan, didampingi istri beserta ayahnya, I Putu Suadnyana, 47.
Air yang belum surut di areal pekarangan rumah keluarganya itu, sambung Artawan, memang karena kondisi pekarangan rumah mereka yang berada di tempat rendah. Selain itu, tidak ada pembuangan air di areal pekarangan rumah mereka. Pada Jumat (24/5), dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, sebenarnya telah berusaha menyedot genangan air dengan menggunakan dua alat pompa sedot air selama 4 jam, dari sekitar pukul 10.00 hingga 16.00 Wita. Namun upaya tersebut tidak bisa membuahkan hasil yang maksimal. “Kemarin cukup lama disedot. Hanya berhasil menyedot air di dalam rumah,” ujarnya.
Setelah air di dalam rumah sudah berhasil dibersihkan, Jumat (24/5), dia bersama keluarganya sudah bisa tidur di rumah mereka pada Jumat malam. Hanya keluarga adiknya, I Kadek Citra Utama, 22, yang terpaksa harus tetap mengungsi ke rumah mertuanya, di Banjar Pengajaran, Desa Berangbang, Kecamatan Negara, karena perabotan rumah tangganya masih basah. “Sekarang kami hanya bisa berharap tidak ada hujan lagi. Kalau turun hujan lagi, apalagi air dari pangkung di timur meluap lagi, ya sudah pasti air naik lagi ke dalam rumah. Apalagi kalau biasa terjadi genangan, airnya lama surut. Bisa sampai lebih dari seminggu baru surut. Itu pun kalau tidak ada hujan lagi,” kata Artawan.
Sementara Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jembrana I Made Sapta Budiarta, mengatakan dari ratusan rumah warga yang sempat terendam banjir di sejumlah wilayah Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana, Kamis (23/5) itu, sebagian besar airnya sudah surut pada Jumat (24/5). Genangan air hanya masih terjadi di rumah milik 5 KK di Pangkung Manggis tersebut. “Kalau yang lainnya, semua sudah surut keesokan paginya. Cuma yang di Pangkung Manggis itu saja yang masih terendam. Kemarin, kami juga sudah berusaha menyedot air di sana, termasuk berusaha membuatkan saluran pembuangan air ke pangkung di timur rumah mereka, tetapi tetap tidak bisa. Masalahnya, karena lokasi pekarangan rumah mereka sangat rendah, dan samping-sampingnya semua tinggi,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur kawasan Jembrana, Kamis (23/4) sore hingga malam, menimbulkan bencana banjir di sejumlah titik. Selain menenggelamkan ratusan rumah warga di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana, luapan air juga hancurkan jalan kabupaten di Lingkungan Pangkung Manggis, Kelurahan Baler Bale Agung.
Sesuai pendataan BPBD Jembrana, Jumat (24/5), ada ratusan rumah milik 182 kepala keluarga (KK) yang terendam akibat hujan lebat sejak sore pukul 17.00 hingga pukul 20.00 Wita. Rumah-rumah ini mulai terendam sejak petang pukul 18.00 Wita. Ratusan rumah yang tenggelam ini tersebar di lima desa/kelurahan kawasan Kecamatan Negara dan dua kelurahan kawasan Kecamatan Jembrana.
Korban banjir di Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara mencapai 66 KK, sementara di Desa Kaliakah (Kecamatan Negara) 40 KK, Kelurahan Baler Bale Agung (Kecamatan Negara) 12 KK, Kelurahan Banjar Tengah (Kecamatan Negara) 8 KK, di Desa Tegal Badeng Timur (Kecamatan Negara) 1 KK, Kelurahan Loloan Timur (Kecamatan Jembrana) sebanyak 47 KK, dan di Kelurahan Pendem (Kecamatan Jembrana) sebanyak 8 KK.
Khusus banjir di Kelurahan Loloan Barat dan Kelurahan Loloan Timur, disebabkan oleh meluapnya air Sungai Ijogading. Sedangkan banjir di Desa Kaliakah terjadi akibat luapan dari Sungai Kaliakah. Banjir petang itu bukan hanya merendam ratusan rumah penduduk, namun juga menggenangi badan jalan di Jalur Utama Denpasar – Gilimanuk, Jalan Udayana Negara, Kelurahan Baler Bale Agung, dan Kelurahan Banjar Tengah (Kecamatan Negara). Genangan air sempat mencapai ketinggian 50 centimeter, hingga mengganggu arus lalu lintas. Air baru surut mulai Jumat dinihari.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jembrana I Made Sapta Budiarta, mengatakan timnya langsung disebar ke sejumlah titik begitu mendengar informasi terjadi banjir, Kamis malam pukul 19.00 Wita. Dari hasil pengecekan, tidak ada korban jiwa maupun terluka akibat banjir. Namun, 3 warga yang rumahnya tenggelam di Desa Kaliakah, sempat divakuasi ke tempat aman. *ode
Komentar