Sebanyak 1.008 Orang Calon Penumpang dari Bali Tertunda ke Australia
Operasional Bandara Ngurah Rai dinyatakan dalam kondisi normal pascaerupsi Gunung Agung. Namun beberapa maskapai dari Australia melakukan pembatalan penerbangan ke Bali.
Erupsi Gunung Agung, Penerbangan dari dan ke Australia Sempat Terdampak
MANGUPURA, NusaBali
Gunung Agung di Karangasem kembali erupsi pada Jumat (24/5) pukul 19.23 Wita. Erupsinya gunung tertinggi di Pulau Dewata ini mengeluarkan abu dengan ketinggian mencapai 15.000 kaki. Meski demikian, aktivitas penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, dinyatakan berlangsung normal. Namun otoritas penerbangan Australia membatalkan seluruh penerbangan ke bandara tersibuk kedua di Indonesia ini. Walhasil, sebanyak 1.008 orang calon penumpang dari Bali menuju sejumlah kota besar di Australia terpaksa batal terbang.
Communication and Legal Section Head Angkasa Pura (AP) I Arie Ahsanurrohim, mengungkapkan pascamasuknya informasi Gunung Agung erupsi, pihaknya dengan instansi terkait melakukan uji paper test di sejumlah titik di Bandara Ngurah Rai. Hasil upaya paper test itu tidak ditemukan adanya indikasi area bandara mengalami atau terdampak sebaran abu. Sehingga, setelah dilakukan analisa dan evaluasi, pihaknya tetap mengoperasikan bandara. “Hasil paper test yang dilakukan tiap 30 menit pascaerupsi, kondisi bandara tetap aman, tidak ada sebaran abu hingga ke bandara. Sehingga operasional tetap berjalan seperti biasanya,” kata Arie saat dikonfirmasi, Sabtu (25/5) siang.
Meski operasional Bandara Ngurah Rai dalam keadaan normal pascaerupsi Gunung Agung, namun beberapa maskapai khususnya dari Australia melakukan pembatalan penerbangan ke Bali. Tidak diketahui alasan pasti pembatalan penerbangan tersebut oleh beberapa maskapai. Tapi besar kemungkinan karena alasan keamanan.
“Kalau untuk pembatalan itu kemarin saja (Jumat malam). Khusus untuk maskapai dari Australia yang batal terbang dari sana (Australia) ke Bali. Sementara untuk penerbangan dari negara lainnya tetap normal,” imbuh Arie.
Dirincinya, akibat batal terbangnya pesawat rute Australia itu, sejumlah penumpang yang sudah ada di Bandara Ngurah Rai dan hendak menuju Australia juga terkena imbas. Pasalnya, pesawat yang sejatinya hendak mengangkut penumpang tujuan Australia tidak kunjung datang alias ‘dilarang terbang’ oleh otoritas Australia akibat erupsi Gunung Agung. Sehingga penumpang menumpuk di Bandara Ngurah Rai dan dievakuasi ke sejumlah hotel.
Maskapai yang batal terbang dari Denpasar ke Australia yakni Qantas Airways sebanyak dua di penerbangan dengan nomor QF 44 (Denpasar – Sydney) dan QF 46 (Denpasar – Melbourne). Kemudian Virgin Airlines dengan empat penerbangan masing-masing dengan nomor VA 42 (Denpasar – Brisbane), FA 46 (Denpasar – Brisbane), FA 34 (Denpasar – Sydney), dan FA 36 (Denpasar – Sydney). Disusul pesawat JetStar sebanyak tiga penerbangan dengan nomor JQ 35 (Denpasar – Melbourne), JQ 91 (Denpasar – Cairns), JQ 82 (Denpasar – Darwin), JQ 182 (Denpasar – Sydney).
“Untuk pesawat yang batal (dari Australia menuju Denpasar) yakni milik Jet Star sebanyak empat penerbangan plus satu pesawat yang hendak transit di Bali. Sehingga totalnya ada lima penerbangan. Sementara dari Bandara Ngurah Rai totalnya ada sekitar 10 penerbangan,” imbuhnya. Tetapi menurut Arie, penerbangan pada Sabtu (25/5) pagi sudah mulai normal.
Hal senada juga disampaikan Kepala Bidang Keamanan Angkutan Udara dan Kelayakudaraan Kantor Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV Bali I Nyoman Oka Yudarta. Dia mengakui adanya pesawat dari Australia yang batal terbang ke Bandara Ngurah Rai. Walhasil, seluruh penumpang yang ada di Bandara Ngurah Rai yang hendak terbang ke Australia juga ikut terkena imbas. Pasalnya, pesawat yang sejatinya akan mengangkut para penumpang tidak ada. Sehingga, pihak AP I, Otban, pihak maskapai, serta jajarannya melakukan koordinasi dengan para calon penumpang untuk dialihkan ke hotel sebelum ada kejelasan dari maskapai menuju Australia.
Masih menurut Oka Yudarta, bahwa proses evakuasi para calon penumpang yang batal ke Australia berlangsung hingga Sabtu sekitar pukul 03.00 Wita. Keseluruhan colon penumpang tersebut diinapkan di sejumlah hotel di kawasan Kuta. “Kalau di Bandara Ngurah Rai memang tidak ada pembatalan, justru yang ada karena keterbatasan pesawat. Ini hanya untuk ke Australia saja, soalnya otoritas di sana melarang maskapai terbang ke Bali. Ya, imbasnya penumpang yang dari sini (Bandara Ngurah Rai) ke Australia tidak mendapat pesawat,” tutur Oka Yudarta yang dikonfirmasi secara terpisah.
Dari hasil koordinasi berbagai pihak pada Sabtu dini hari, para calon penumpang ke Australia itu diberangkatkan secara bertahap mulai Sabtu siang pukul 13.25 Wita hingga pukul 15.00 Wita. Untuk total keseluruhan penumpang 1.008 orang diberangkatkan dengan maskapai milik Australia yang sebelumnya sudah tiba di Bandara Ngurah Rai. “Semuanya sudah diberangkatkan lagi. Sampai tadi (Sabtu kemarin) pukul tiga sore sudah selesai,” imbuhnya.
Sementara itu, sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Agung pada Jumat (24/5) malam merambah empat kecamatan di Kabupaten Gianyar. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar AA Oka Digjaya mengatakan empat kecamatan itu adalah Payangan, Tegallalang, Ubud, dan Tampaksiring. Di Payangan, paparan abu tersebar di wilayah Desa Melinggih, Kelusa, Bukian. “Pembagian masker dilakukan oleh Kesmas Payangan,” ujarnya.
Di Kecamatan Tampaksiring, wilayah yang terpapar abu sekitar Desa Sanding. Pembagian masker dilakukan oleh PMI Gianyar. Sedangkan di Kecamatan Tegallalang, hujan abu dirasakan di Desa Keliki, Taro, Kendran. Di Ubud, hujan abu tipis terjadi di wilayah Desa Sayan dan Kedewatan.
Menurut salah seorang warga, Gede Adi, paparan abu bahkan sampai menyebabkan pengunjung pasar senggol Sayan bubar. “Banyak wisatawan dan warga lokal yang sedang belanja malam itu pilih balik ke rumah. Karena paparan abu jika kena mata membuat perih,” ungkapnya. Setelah itu, pasar sempat sepi lantaran warga enggan keluar rumah. Dikatakan, abu yang sempat menempel pada jok sepeda motor, mobil maupun atap bangunan dan dedaunan telah tersapu oleh rintik hujan pada Sabtu (25/5) pagi.
Untuk paparan abu di kawasan Ubud ini diantisipasi oleh TRC BPBD Gianyar. Pasukan oranye ini membagikan masker kepada wisatawan dan warga setempat di Catus Pata Ubud.
Aktivitas warga di KRB III Karangasem pada Sabtu kemarin kembali normal setelah sempat terpapar abu vulkanik. Petugas BPBD Karangasem hanya sempat membagikan 1.000 masker kepada warga di Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Jumat (24/5) malam.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima NusaBali menyebut, hujan abu tebal dan pasir terjadi malam sebelumnya (Jumat malam), di Desa Pempatan, Banjar Puragae dan Banjar Pemuteran, di Desa Besakih terjadi di Banjar Kesimpar, Banjar Temukus, dan Banjar Besakih Kangin. Di Desa Menanga terjadi di Banjar Belatung, Banjar Pejeng, dan Banjar Menanga. Sedangkan di Desa Sebudi terjadi di Banjar Telung Bhuana, Banjar Pura, Banjar Lebih, Banjar Badeg Dukuh, Banjar Sogra, Banjar Sebudi, dan Banjar Bukit Galah.
Hujan abu juga terjadi di sebagian Desa Muncan, Desa Amerta Bhuana, Desa Nongan, Desa Rendang. “Kami mencatat ada sembilan desa kena hujan abu di Karangasem,” katanya.
Disebutkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai masih aman, dan jadwal penerbangan normal, yang jaraknya 70 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung.
Kalak BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa didampingi Kasi Kedaruratan dan Logistik Ni Wayan Asmi Sukmawati mengatakan, sejak Jumat malam terus melakukan pemantauan dan menerima laporan dari 28 desa lingkar Gunung Agung terutama dari KRB III, tidak ada warga yang bergeser, dan tidak banyak kena paparan abu vulkanik. “Kami telah bagikan masker untuk warga di Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang sebanyak 1.000 masker. Paling tidak masker itu digunakan untuk melindungi diri dari gangguan pernapasan,” katanya.
Secara terpisah, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, PVMBG Kementerian ESDM Dey Kamil Syahbana, mengatakan erupsi Gunung Agung yang terjadi Jumat (24/5) pukul 19.23 Wita, selama 4 menit dan 30 detik, karakternya hampir sama dengan dua letusan sebelumnya pada 12 Mei dan 18 Mei. “Rekomendasi PVMBG, agar warga tetap melakukan aktivitas di luar radius 4 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. Status Gunung Agung tetap siaga atau level III,” katanya. *dar, nvi, k16
Komentar