Gerindra Rencanakan Undang Bupati Suwirta
Pasca gonjang-ganjing mundurnya Bupati Nyomnan Suwirta dari keanggotaan partainya, DPC Gerindra Klungkung menggelar rapat internal di Sekretariat Jalan Ngurah Rai Semarapura, Minggu (26/5) pagi.
SEMARAPURA, NusaBali
Salah satu agendanya, untuk menyikapi surat pengunduran diri Bupati Suwirta. Dari rapat tersebut, DPC Gerindra Klungkung rencanankan akan undang Bupati Suwirta untuk klarifikasi. Rapat membahas pengunduran diri Bupati Suwirta, Minggu kemarin, dipimpin langsung Ketua DPC Gerindra Klungkung I Wayan Baru dengan didampingi Sekretaris DPC Gerindra Klungkung I Made Kasta. Rapat tersebut dihadiri jajaran Fraksi Gerindra DPRD Klungkung, pengurus DPC Gerindra Klungkung, hingga PAC Gerindra se-Kabupaten Klungkung.
“Ini merupakan rapat rutin DPC Gerindra Klungkung. Kebetulan karena ada surat masuk dari Pak Nyoman Suwirta terkait pengunduran dirinya sebagai kader Gerindra, otomatis kita juga membahas masalah tersebut,” ujar Sekretaris DPC Gerindra, Made Kasta, yang juga menjabat Wakil Bupati Klungkung (2013-2018, 2018-2023), seusai rapat kemarin.
Menurut Made Kasta, Bupati Suwirta selama ini menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat DPC Gerindra Klungkung. Tentu sangat disayangkan Bupati Suwirta tiba-tiba mundur dari Gerindra. “Semestinya kalau ada masalah, mari kita bahas, karena beliau (Bupati Suwirta) Dewan Penasihat Partai Gerindra. Karena ini (mundur) permintaan beliau, kita akan konsolidasi lagi. Seminggu lagi baru akan memberikan keputusan patai,” papar Made Kasta.
Made Kasta menyebutkan, surat pernyataan pengunduran diri Bupati Suwirta akan dikaji lewat AD/ART Partai, agar jangan sampai memberikan keputusan tidak sesuai AD/ART. Selaku tandem Bupati Suwirta di eksekutif, Made Kasta mengaku keget dengan pengunduran diri secara tiba-tiba tersebut. DPC Gerindra Klungkung sendiri berencana mengundang Bupati Suwirta dalam rapat berikutnya, untuk mengetahui apa alasannya mundur dari Gerindra.
Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Klungkung, I Wayan Baru, mengatakan rapat kemarin merupakan kegiatan rutin. Selain membahas pengunduran diri Bupati Suwirta, rapat kemarin juga untuk mengucapkan selamat kepada para kader Gerindra yang ke kursi DPRD Klungkung dan DPRD Bali hasil Pileg 2019. Gerindra meloloskan 8 caleg ke DPRD Klungkung dan 1 caleg ke DPRD Bali Dapil Klungkung (melalui Ketut Juliarta).
Ditanya mengenai pengunduran diri Bupati Suwirta selaku kader Gerindra, menurut Wayan Baru, banyak partai mengalami hal sperti ini. “Inilah suatu tantangan buat Gerindra ke depannya,” tegas politisi Gerindra asal Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida yang juga menjabat Ketua DPRD Klungkung 2014-2019 ini.
Disinggung mengenai sikap Gerindra di DPRD Klungkung sesuai instruksi dari DPD Gerindra Bali agar fraksinya mengkritisi kebijakan Bupati Suwirta ke depan, Wayan Baru mengatakan masalah ini akan dibahas lebih lanjut setelah pelantikan anggota DPRD Klungkung 2019-2024. Namun, kata Wayan Baru, nantinya tidak akan sampai melakukan gontok-gontokan ketika membahas pemerintahan.
“Fraksi Gerindra DPRD Klungkung menyikapi dengan beretika dan mendengarkan aspirasi masyrakat secara umum. Masyarakat adalah yang terdepan buat kita. Tidak akan ada gontok-gontokaan, karena itu bukan cara kita menyelesaikan masalah,” tandas Wayan Baru.
Bupati Suwirta sendiri layangkan surat pengunduran diri dari Gerindra, 23 Mei 2019 lalu, sebagai buntut kisruh percakapan di Grup WhatsApp (WA) DPC Gerindra Klungkung yang memojokkan dirinya. Bupati Suwirta terus terang mengaku kaget dirinya dikeluarkan dari Grup WA DPC Gerindra.
Bupati Suwirta sadar, mungkin selama ini dirinya dinilai tidak bisa berbuat banyak untuk Partai Gerindra. Sebab, dia menjadi Bupati Klungkung dari awalnya bukan sebagai orang partai, sehingga pikirannya lebih banyak untuk masyarakat dan birokrasi. Dikeluarkan dari Grup WA adalah terjemahan bahwa dirinya tidak lagi dibutuhkan di Gerindra.
Bupati Suwirta juga mengaku dibilang penghianat gara-gara bertemu Presiden Jokowi. Menurut Bupati Suwirta, pertemuannya dengan Jokowi terjadi di Istana, 22 April 2019, bersama sejumlah bupati dari Bali. Itu merupakan kesempatannya untuk menyampaikan program-progam di Klungkung. Saat ke Istana, Suwirta posisinya sebagai Bupati Klungkung, bukan sebagai kader partai.
"Wah, itu kan peluang saya untuk bertemu Presiden dan saya menempatkan diri sebagai bupati, bukan sebagai kader partai. Duit kita perlu untuk membangun. Walau ada duit di pusat, tapi komunikasi nggak ada, terus bagaimana kita? Jangan sampai orang bilang Klungkung miskin sombong. Saya mencari itu, saya lakukan itu untuk membangun Klungkung. Jadi, ya saya kaget-kaget juga," katanya. *wan
“Ini merupakan rapat rutin DPC Gerindra Klungkung. Kebetulan karena ada surat masuk dari Pak Nyoman Suwirta terkait pengunduran dirinya sebagai kader Gerindra, otomatis kita juga membahas masalah tersebut,” ujar Sekretaris DPC Gerindra, Made Kasta, yang juga menjabat Wakil Bupati Klungkung (2013-2018, 2018-2023), seusai rapat kemarin.
Menurut Made Kasta, Bupati Suwirta selama ini menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat DPC Gerindra Klungkung. Tentu sangat disayangkan Bupati Suwirta tiba-tiba mundur dari Gerindra. “Semestinya kalau ada masalah, mari kita bahas, karena beliau (Bupati Suwirta) Dewan Penasihat Partai Gerindra. Karena ini (mundur) permintaan beliau, kita akan konsolidasi lagi. Seminggu lagi baru akan memberikan keputusan patai,” papar Made Kasta.
Made Kasta menyebutkan, surat pernyataan pengunduran diri Bupati Suwirta akan dikaji lewat AD/ART Partai, agar jangan sampai memberikan keputusan tidak sesuai AD/ART. Selaku tandem Bupati Suwirta di eksekutif, Made Kasta mengaku keget dengan pengunduran diri secara tiba-tiba tersebut. DPC Gerindra Klungkung sendiri berencana mengundang Bupati Suwirta dalam rapat berikutnya, untuk mengetahui apa alasannya mundur dari Gerindra.
Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Klungkung, I Wayan Baru, mengatakan rapat kemarin merupakan kegiatan rutin. Selain membahas pengunduran diri Bupati Suwirta, rapat kemarin juga untuk mengucapkan selamat kepada para kader Gerindra yang ke kursi DPRD Klungkung dan DPRD Bali hasil Pileg 2019. Gerindra meloloskan 8 caleg ke DPRD Klungkung dan 1 caleg ke DPRD Bali Dapil Klungkung (melalui Ketut Juliarta).
Ditanya mengenai pengunduran diri Bupati Suwirta selaku kader Gerindra, menurut Wayan Baru, banyak partai mengalami hal sperti ini. “Inilah suatu tantangan buat Gerindra ke depannya,” tegas politisi Gerindra asal Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida yang juga menjabat Ketua DPRD Klungkung 2014-2019 ini.
Disinggung mengenai sikap Gerindra di DPRD Klungkung sesuai instruksi dari DPD Gerindra Bali agar fraksinya mengkritisi kebijakan Bupati Suwirta ke depan, Wayan Baru mengatakan masalah ini akan dibahas lebih lanjut setelah pelantikan anggota DPRD Klungkung 2019-2024. Namun, kata Wayan Baru, nantinya tidak akan sampai melakukan gontok-gontokan ketika membahas pemerintahan.
“Fraksi Gerindra DPRD Klungkung menyikapi dengan beretika dan mendengarkan aspirasi masyrakat secara umum. Masyarakat adalah yang terdepan buat kita. Tidak akan ada gontok-gontokaan, karena itu bukan cara kita menyelesaikan masalah,” tandas Wayan Baru.
Bupati Suwirta sendiri layangkan surat pengunduran diri dari Gerindra, 23 Mei 2019 lalu, sebagai buntut kisruh percakapan di Grup WhatsApp (WA) DPC Gerindra Klungkung yang memojokkan dirinya. Bupati Suwirta terus terang mengaku kaget dirinya dikeluarkan dari Grup WA DPC Gerindra.
Bupati Suwirta sadar, mungkin selama ini dirinya dinilai tidak bisa berbuat banyak untuk Partai Gerindra. Sebab, dia menjadi Bupati Klungkung dari awalnya bukan sebagai orang partai, sehingga pikirannya lebih banyak untuk masyarakat dan birokrasi. Dikeluarkan dari Grup WA adalah terjemahan bahwa dirinya tidak lagi dibutuhkan di Gerindra.
Bupati Suwirta juga mengaku dibilang penghianat gara-gara bertemu Presiden Jokowi. Menurut Bupati Suwirta, pertemuannya dengan Jokowi terjadi di Istana, 22 April 2019, bersama sejumlah bupati dari Bali. Itu merupakan kesempatannya untuk menyampaikan program-progam di Klungkung. Saat ke Istana, Suwirta posisinya sebagai Bupati Klungkung, bukan sebagai kader partai.
"Wah, itu kan peluang saya untuk bertemu Presiden dan saya menempatkan diri sebagai bupati, bukan sebagai kader partai. Duit kita perlu untuk membangun. Walau ada duit di pusat, tapi komunikasi nggak ada, terus bagaimana kita? Jangan sampai orang bilang Klungkung miskin sombong. Saya mencari itu, saya lakukan itu untuk membangun Klungkung. Jadi, ya saya kaget-kaget juga," katanya. *wan
1
Komentar