Pendukung Rai Santini Minta Maaf kepada Adi Wiryatama
Pasca Unggah Foto Berisi Ujaran Kebencian
TABANAN, NusaBali
Ketegangan dua caleg PDIP untuk kursi DPRD Tabanan Dapil I (Kecamatan Tabanan-Kerambitan), Ni Made Rai Santini dan I Ketut Arsana Yasa, gara-gara dugaan penggelembungan suara, hingga berbuntut laporan ke polisi, akhirnya mencair. Salah seorang simpatisan caleg Made Rai Santini, yakni I Putu Simon, 20, secara khusus minta maaf kepada Nyoman Adi Wiryatama atas tindakannya mengunggah foto berisi ujaran kebencian terhadap politisi senior yang kini Ketua DPRD Bali 2014-2019 tersebut.
Putu Simon meminta maaf dengan datang langsung ke rumah Nyoman Adi Wiryatama di Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Minggu (26/5) siang. Saat datang ke rumah Adi Wiryatama, Putu Simon didampingi langsung caleg Made Rai Santini berserta sejumlah tokoh masyarakat Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, seperti Bendesa Adat Bongan Puseh, I Gusti Putu Sukarata. Putu Simon juga didampingi ayahnya, I Putu Rustama.
Rombongan dari Desa Bongan ini tiba di rumah Adi Wiryatama, Minggu siang sekitar pukul 11.00 Wita, dengan diterima langsung mantan Bupati Tabanan dua kali periode (2000-2005, 2005-2010). Dalam pertemuan itu, Adi Wiryatama didampingi adik kandungnya yang kini anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan I Nyoman Sudiana, keluarga besar, dan tim kuasa hukumnya.
Putu Simon menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas perbuatannya mengunggah foto Adi Wiryatama di media sosial yang berisi ujaran kebencian, 6 Mei 2019 lalu. Unggahan foto berisi ujaran kebencian itu yang kemudian memaksa Adi Wiryatama melaporkan kasus ini ke Polda Bali melalui kuasa hukumnya, 7 Mei 2019.
Ada pun ujaran kebencian yang sempat viral hingga berujung laporan ke Polda Bali itu, berupa unggahan foto Adi Wiryatama mengenakan jas hitam berisi tulisan 'Selamat atas terpilihnya kembali Bapak Nyoman Adi Wiryatama sebagai anggota DPRD Provinsi Bali. Tyang doakan agar segera kena OTT KPK, lalu setres, struk, mati, dan dinasti Tabanan hancur. Itu doa terbaik tiang. Astungkara'.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama 1,5 jam, Minggu kemarin, Bendesa Adat Bongan Puseh, I Gusti Putu Sukarata, menyatakan pihaknya mohon maaf atas perbuatan Putu Simon,yang telah membuat nama keluarga besar Adi Wiryatama tercoreng. “Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Adi Wiryatama dan keluarga atas perbuatan Putu Simon yang tidak patut tersebut,” ujar IGP Sukarata di hadapan Adi Wiryatama.
IGP Sukarata juga mengucapkan terimakasih kepada Adi Wiryatama, yang telah menerima Putu Simon bersama tokoh dan perwakilan masyarakat Desa Bongan dengan hangat dan penuh keakraban. "Terima kasih kami ucapkan, sudah mau menerima kami," tutur Sukarata.
Sedangkan Putu Simon mengakui kedatangannya ke rumah Adi Wiryatama bertujuan untuk memohon maaf atas unggahan foto berisi ujaran kebencian di media sosial facebook (FB). "Kepada teman-teman dan sahabat saya di media sosial, saya Putu Simon menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada bapak I Nyoman Adi Wiryatama dan keluarga besarnya atas postingan saya," sergah pemuda berusia 20 tahun ini.
Menurut Putu Simon, apa yang dilakukanya semata-mata sebagai bentuk kekecewaan seorang simpatisan caleg. Tidak ada niat untuk mencemarkan nama baik Adi Wiryatama, politisi senior PDIP yang punya rumah di Desa Bongan. Putu Simon mengakui hal tersebut dilakukannya secara spontan. "Apa yang saya lakukan hanya sebagai bentuk kekecewaan dan spontanitas. Murni dilakukan oleh diri sendiri, bukan atas intervensi siapa pun," tandas Putu Simon.
Sementara itu, Nyoman Sudiana, adik kandung dan selaku keluarga besar Adi Wiryata-ma, mengatakan kakaknya secara prinsip bisa menerima permintaan maaf Putu Simon dan tokoh masyarakat Desa Bongan. "Pak Adi Wiryatama intinya tidak mau menghukum siapa pun, asalkan yang bersangkutan mau datang secara gentle meminta maaf," ujar Nyoman Sudiana saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Tabanan, Minggu kemarin.
Disinggung apakah laporan di Polda Bali apakah akan dicabut atau tidak, menurut Sudia-na, keputusan ada di tangan Adi Wiryatama. Yang jelas, setelah minta maaf secara langsung ke Adi Wiryatama, simpatisan caleg Made Rai Santini diminta juga menya-mpaikan maaf kepada masyarakat Desa Bongan dan melalui medsos sekaligus. Sebab, ini menyangkut nama baik keluarga besar Adi Wiryatama yang postingan hujatannya telanjur dibaca jutaan orang.
"Ya, supaya tidak sepihak, karena ini menyangkut nama keluarga besar dan jutaan orang sudah membacanya," terang caleg incumbent yang kembali lolos ke DPRD Tabanan dari PDIP Dapil Kevamatan Penebel-Baturiti di Pileg 2019 ini.
Adi Wiryatama sendiri sebelumnya laporkan dugaan pencemaran nama baik atas postingan foto dirinya di FB berisi ujaran kebencian ke Subdit III Cyber Crime Dit Reskrmsus Polda Bali, 7 Mei 2019. Adi Wiryatama melapor ke Polda Bali melalui kuasa hukumnya, I Gede Wija Kusuma dan Ni Nengah Saliani, karena dihujat melalui FB oleh akun grup Sameton Rai Santini.
Menurut Adi Wiryatama, pihaknya merasa perlu penyelesaian hujatan di media sosial dengan proses hukum, karena merasa pribadinya dilecehkan. Dirinya tidak pernah mengintervensi proses pleno di KPU Tabanan yang akhirnya menimbulkan situasi panas antara pendukung caleg Ketut Arsana Yasa vs Made Rai Santini, yang selisih suaranya hanya terpaut 6 suara.
“Awalnya, saya inginkan Tabanan kondusif ketika ada ribut-ribut masalah suara antara Rai Santini dan Arsana Yasa. Saya pun menelepon Ketua DPC PDIP Tabanan, Komang Gede Sanjaya, supaya menyelesaikannya,” ungkap Adi Wiryatama kepada NusaBali kala itu.
Adi Wiryatama menyebutkan, Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster juga menyarankan hal yang sama kepada Ketua DPC PDIP Tabanan. Demikian pula Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. “Semua ingin Tabanan kondusif dan tidak ada gaduh. Apalagi, Arsana Yasa dan Rai Santini sesama kader Banteng. Dalam perkembangan proses pleno, akhirnya diputuskan dilakukan hitung ulang. Ada selisih 6 suara antara Arsana dan Rai Santini. Hal itu menimbulkan protes juga dan ada bakar-bakaran seperti muncul di media,” papar Adi Wiryatama yang notabene ayah dari Bupati Eka Wiryastuti.
Adi Wiryatama menyayangkan, kenapa dirinya yang dihujat melalui media sosial? “Saya menelepon Ketua DPC PDIP Tabanan, itu bukan intervensi, tapi ingin Tabanan damai dan kondusif. Kenapa harus saya dihujat di media sosial? Saya tidak ada kepentingan politik dengan calon anggota Dewan di kabupaten. Saya maju ke provinsi. Apalagi, Rai Santini dan Arsana kader Banteng, anak-anak kita. Ngapain saya intervensi? Itu tudingan bohong,” tegasnya. *des
Putu Simon meminta maaf dengan datang langsung ke rumah Nyoman Adi Wiryatama di Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Minggu (26/5) siang. Saat datang ke rumah Adi Wiryatama, Putu Simon didampingi langsung caleg Made Rai Santini berserta sejumlah tokoh masyarakat Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, seperti Bendesa Adat Bongan Puseh, I Gusti Putu Sukarata. Putu Simon juga didampingi ayahnya, I Putu Rustama.
Rombongan dari Desa Bongan ini tiba di rumah Adi Wiryatama, Minggu siang sekitar pukul 11.00 Wita, dengan diterima langsung mantan Bupati Tabanan dua kali periode (2000-2005, 2005-2010). Dalam pertemuan itu, Adi Wiryatama didampingi adik kandungnya yang kini anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan I Nyoman Sudiana, keluarga besar, dan tim kuasa hukumnya.
Putu Simon menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas perbuatannya mengunggah foto Adi Wiryatama di media sosial yang berisi ujaran kebencian, 6 Mei 2019 lalu. Unggahan foto berisi ujaran kebencian itu yang kemudian memaksa Adi Wiryatama melaporkan kasus ini ke Polda Bali melalui kuasa hukumnya, 7 Mei 2019.
Ada pun ujaran kebencian yang sempat viral hingga berujung laporan ke Polda Bali itu, berupa unggahan foto Adi Wiryatama mengenakan jas hitam berisi tulisan 'Selamat atas terpilihnya kembali Bapak Nyoman Adi Wiryatama sebagai anggota DPRD Provinsi Bali. Tyang doakan agar segera kena OTT KPK, lalu setres, struk, mati, dan dinasti Tabanan hancur. Itu doa terbaik tiang. Astungkara'.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama 1,5 jam, Minggu kemarin, Bendesa Adat Bongan Puseh, I Gusti Putu Sukarata, menyatakan pihaknya mohon maaf atas perbuatan Putu Simon,yang telah membuat nama keluarga besar Adi Wiryatama tercoreng. “Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Adi Wiryatama dan keluarga atas perbuatan Putu Simon yang tidak patut tersebut,” ujar IGP Sukarata di hadapan Adi Wiryatama.
IGP Sukarata juga mengucapkan terimakasih kepada Adi Wiryatama, yang telah menerima Putu Simon bersama tokoh dan perwakilan masyarakat Desa Bongan dengan hangat dan penuh keakraban. "Terima kasih kami ucapkan, sudah mau menerima kami," tutur Sukarata.
Sedangkan Putu Simon mengakui kedatangannya ke rumah Adi Wiryatama bertujuan untuk memohon maaf atas unggahan foto berisi ujaran kebencian di media sosial facebook (FB). "Kepada teman-teman dan sahabat saya di media sosial, saya Putu Simon menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada bapak I Nyoman Adi Wiryatama dan keluarga besarnya atas postingan saya," sergah pemuda berusia 20 tahun ini.
Menurut Putu Simon, apa yang dilakukanya semata-mata sebagai bentuk kekecewaan seorang simpatisan caleg. Tidak ada niat untuk mencemarkan nama baik Adi Wiryatama, politisi senior PDIP yang punya rumah di Desa Bongan. Putu Simon mengakui hal tersebut dilakukannya secara spontan. "Apa yang saya lakukan hanya sebagai bentuk kekecewaan dan spontanitas. Murni dilakukan oleh diri sendiri, bukan atas intervensi siapa pun," tandas Putu Simon.
Sementara itu, Nyoman Sudiana, adik kandung dan selaku keluarga besar Adi Wiryata-ma, mengatakan kakaknya secara prinsip bisa menerima permintaan maaf Putu Simon dan tokoh masyarakat Desa Bongan. "Pak Adi Wiryatama intinya tidak mau menghukum siapa pun, asalkan yang bersangkutan mau datang secara gentle meminta maaf," ujar Nyoman Sudiana saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Tabanan, Minggu kemarin.
Disinggung apakah laporan di Polda Bali apakah akan dicabut atau tidak, menurut Sudia-na, keputusan ada di tangan Adi Wiryatama. Yang jelas, setelah minta maaf secara langsung ke Adi Wiryatama, simpatisan caleg Made Rai Santini diminta juga menya-mpaikan maaf kepada masyarakat Desa Bongan dan melalui medsos sekaligus. Sebab, ini menyangkut nama baik keluarga besar Adi Wiryatama yang postingan hujatannya telanjur dibaca jutaan orang.
"Ya, supaya tidak sepihak, karena ini menyangkut nama keluarga besar dan jutaan orang sudah membacanya," terang caleg incumbent yang kembali lolos ke DPRD Tabanan dari PDIP Dapil Kevamatan Penebel-Baturiti di Pileg 2019 ini.
Adi Wiryatama sendiri sebelumnya laporkan dugaan pencemaran nama baik atas postingan foto dirinya di FB berisi ujaran kebencian ke Subdit III Cyber Crime Dit Reskrmsus Polda Bali, 7 Mei 2019. Adi Wiryatama melapor ke Polda Bali melalui kuasa hukumnya, I Gede Wija Kusuma dan Ni Nengah Saliani, karena dihujat melalui FB oleh akun grup Sameton Rai Santini.
Menurut Adi Wiryatama, pihaknya merasa perlu penyelesaian hujatan di media sosial dengan proses hukum, karena merasa pribadinya dilecehkan. Dirinya tidak pernah mengintervensi proses pleno di KPU Tabanan yang akhirnya menimbulkan situasi panas antara pendukung caleg Ketut Arsana Yasa vs Made Rai Santini, yang selisih suaranya hanya terpaut 6 suara.
“Awalnya, saya inginkan Tabanan kondusif ketika ada ribut-ribut masalah suara antara Rai Santini dan Arsana Yasa. Saya pun menelepon Ketua DPC PDIP Tabanan, Komang Gede Sanjaya, supaya menyelesaikannya,” ungkap Adi Wiryatama kepada NusaBali kala itu.
Adi Wiryatama menyebutkan, Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster juga menyarankan hal yang sama kepada Ketua DPC PDIP Tabanan. Demikian pula Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. “Semua ingin Tabanan kondusif dan tidak ada gaduh. Apalagi, Arsana Yasa dan Rai Santini sesama kader Banteng. Dalam perkembangan proses pleno, akhirnya diputuskan dilakukan hitung ulang. Ada selisih 6 suara antara Arsana dan Rai Santini. Hal itu menimbulkan protes juga dan ada bakar-bakaran seperti muncul di media,” papar Adi Wiryatama yang notabene ayah dari Bupati Eka Wiryastuti.
Adi Wiryatama menyayangkan, kenapa dirinya yang dihujat melalui media sosial? “Saya menelepon Ketua DPC PDIP Tabanan, itu bukan intervensi, tapi ingin Tabanan damai dan kondusif. Kenapa harus saya dihujat di media sosial? Saya tidak ada kepentingan politik dengan calon anggota Dewan di kabupaten. Saya maju ke provinsi. Apalagi, Rai Santini dan Arsana kader Banteng, anak-anak kita. Ngapain saya intervensi? Itu tudingan bohong,” tegasnya. *des
Komentar