Puluhan Siswi SMPN 10 Denpasar Kerauhan, Seorang Siswi Beri Petunjuk Niskala
Kakak kelas yang seorang siswi tersebut berteriak kencang sambil menari, dan dalam beberapa detik puluhan siswi ikut-ikutan kerauhan. “Yang kerauhan juga menari-nari, kemudian....
DENPASAR, NusaBali
Puluhan siswi SMPN 10 Denpasar mengalami ‘kerauhan’ usai melakukan persembahyangan bersama di padmasana sekolah setempat pada Selasa (22/9) sekitar pukul 09.30 Wita. Kerauhan massal tersebut terjadi ketiga kalinya sejak Sabtu (19/9) dan Senin (21/9) lalu, sehingga pihak sekolah berinisiatif menggelar persembahyangan bersama, Selasa kemarin. Namun bukan ketenangan yang didapat, justru kerauhan kembali terjadi.
Peristiwa tersebut mengakibatkan proses belajar mengajar tidak kondusif, sehingga pihak sekolah harus memulangkan siswanya lebih awal dari jadwal biasanya. Dengan segera, pihak sekolah membubarkan siswa untuk belajar di rumah supaya kerauhan tidak merembet pada ratusan siswa lainnya. Pantauan di sekolah tersebut sekitar pukul 10.00 Wita, kerauhan sudah berhasil diredam, satu per satu siswa keluar dari dalam sekolah menunggu jemputan.
Anak Agung Ngurah Prama Nandana, salah seorang murid kelas 7C ditemui sedang menunggu jemputan, menjelasakan kerauhan terjadi sekitar pukul 09.30 Wita di halaman sekolah. “Awalnya seluruh siswa melakukan persembahyangan bersama di halaman sekolah depan padmasana karena kemarin (Senin) terjadi kerauhan. Tapi kemudian dari belakang ada kakak kelas yang berdiri sambil berteriak,” tutur Ngurah Prama.
Kakak kelas yang seorang siswi tersebut berteriak kencang sambil menari, dan dalam beberapa detik puluhan siswi ikut-ikutan kerauhan. “Yang kerauhan juga menari-nari, kemudian berlari kencang menuju pelinggih di belakang dekat sungai,” jelasnya.
Sesampainya di depan pelinggih tersebut, lanjut Ngurah Prama, kakak kelasnya yang kerauhan tersebut menari sembari melukis tanah menggunakan jari-jarinya dengan gambar menyerupai rumah. “Tapi gambar itu kemudian dicorat-coret. Dan sempat berteriak agar tidak menghancurkan rumahnya,” jelasnya.
Ngurah Prama menduga, roh yang merasuki kakak kelasnya itu merupakan roh penghuni sekolah yang tidak ingin tempatnya dihancurkan atau didirikan bangunan lain. “Mungkin kakak kelas saya itu dirasuki oleh penghuni terdahulu yang punya rumah di sini, banyak yang bilang gitu,” ucapnya.
Menyaksikan peristiwa yang mengerikan itu, Ngurah Prama mengaku merasakan ketakutan. Terlebih kejadiannya berulang kali. “Mudah-mudahan hari ini (Selasa kemarin) yang terakhir kali, supaya kami bisa belajar dengan tenang kembali,” harapnya.
Sementara Kepala SMPN 10 Denpasar Ketut Sukartha MSi ketika ditanya terkait kejadian tersebut mewanti-wanti supaya beritanya tidak dibesar-besarkan. “Kejadian ini tidak perlu disebarluaskan, karena ini dapat menimbulkan rentetan masalah yang lebih panjang,” ujarnya.
Menurut Sukartha, pihak sekolah bersama komite sudah mohon petunjuk ke griya untuk menanggulangi peristiwa yang diyakini merupakan pengaruh buruk dari alam niskala. Pihak sekolah, kata Sukartha, akan segera menggelar upacara guru piduka.
Dikatakan Sukartha, kejadian yang menimpa siswanya di sekolah itu diduga akibat pihak sekolah belum melakukan upacara pecaruan besar setelah ada pembangunan gedung baru. Selain itu, sekolah juga telah melakukan pembongkaran dan rehab taman. Atas kejadian ini, pihak sekolah memutuskan untuk secepatnya menggelar upacara guru piduka. Sementara upacara yang lebih besar, sedianya akan digelar saat Hari Raya Saraswati.
Pada Senin (21/9) lalu, kerauhan juga terjadi pada puluhan siswi ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Selain siswi, juga ada seorang guru perempuan yang juga mengalami kerauhan sekitar pukul 08.30 Wita. Untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan, siswa pun dipulangkan sebelum jam pelajaran usai.
Saat itu, tiba-tiba seorang siswa di ruang kelas bagian selatan berteriak histeris. Namun, tanpa terduga terdengar jeritan dari ruang kelas lain. Sehingga teriakan menjadi terdengar bersahutan. Di mana, siswa yang kesurupan umumnya perempuan. Mereka berteriak histeris dan ada pula yang menangis.
Peristiwa itu membuat sejumlah siswa ketakutan dan memilih ke luar ruangan. Sementara sejumlah siswa lain langsung membantu siswa yang kerauhan untuk dipindahkan ke wantilan sekolah. Untuk menghindari kejadian lain yang tak diinginkan, siswa pun dipulangkan sekitar pukul 10.00 Wita, setelah pihak sekolah melaporkan kejadian kerauhan massal yang menimpa siswa kepada Disdikpora Kota Denpasar.
Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kota Denpasar Made Raka SE MSi Ak mengatakan pihaknya sudah menerima laporan tentang siswa yang kerauhan tersebut. Jumlahnya hampir 25 orang dan sudah dipulangkan. Siswa lain juga dipulangkan lebih awal untuk mengantisipasi kerauhan lebih meluas. “Kerauhan itu sudah ditangani. Setelah para siswa itu sadar, mereka diizinkan pulang,” katanya.
1
Komentar