Tangkal Paham Radikalisme Kemenag Gelar Kemah Religi
Sebanyak 60 orang mahasiswa dari 13 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia mengikuti kemah religi di perkemahan The Silas Desa Candikuning Kecamatan Baturiti, Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Kegiatan yang digelar Direktorat Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama tersebut bertujuan menjalin persaudaraan serta mengantisipasi radikalisme dan terorisme yang mengancam bangsa.
Kemah religi dengan tema ‘Bersama Kita Menuju Pribadi yang Mandiri Berdasarkan Dharma Agama dan Dharma Negara’, ini berlangsung tiga hari mulai Senin (27/5) hingga Rabu (29/5). Pembukaan kemah religi dilakukan oleh Direktur Jenderal Bimas Hindu Prof Drs Ketut Widnya.
Prof Widnya mengatakan tujuan kemah religi ini untuk membangun dan mempertebal semangat nasionalisme dan jiwa keagamaan. Karena dua hal tersebut sering diperbincangkan. “Agama dan negara itu, dua-duanya memerlukan orang jujur. Kalau dalam agama Hindu nasionalisme disebut dengan dharma agama dan dharma negara sehingga keduanya ini merupakan satu kesatuan, tidak bisa dipisahkan,” ujarnya.
Menurut Prof Widnya, akhir-akhir ini mengemuka lahirnya paham radikalisme. Karena itu Kementerian Agama membuat kemah mahasiswa yang diterjemahkan menjadi kemah religi. “Kemah itu nasionalisme, religi itu agama. Kemah itu untuk memantapkan wawasan kebangsan, wawasan nasionalismes mahasiswa kita, dan agama untuk mempertebal keimanan kita,” tegasnya.
Melalui kemah religi ini mengajak para pemuda membangun dialog untuk mencari solusi persoalan-persoalan yang terjadi saat ini dan melahirkan pemikiran kreatif, filosofi, teologi, dan pembangunan sosial. “Misalnya kalau belajar agama di medsos, kemudian medsos radikal otomatis kita ikut radikal. Makanya kita perlu dialog agar mengetahui titik yang dibahas,” tandasnya.
Selama tiga hari kemah religi, peserta akan diberikan materi seperti yoga, hipnoterapi, dan bakti sosial dengan menghadirkan 4 narasumber. Pembiayaan kemah religi bersumber dari Dipa Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia. *des
Kemah religi dengan tema ‘Bersama Kita Menuju Pribadi yang Mandiri Berdasarkan Dharma Agama dan Dharma Negara’, ini berlangsung tiga hari mulai Senin (27/5) hingga Rabu (29/5). Pembukaan kemah religi dilakukan oleh Direktur Jenderal Bimas Hindu Prof Drs Ketut Widnya.
Prof Widnya mengatakan tujuan kemah religi ini untuk membangun dan mempertebal semangat nasionalisme dan jiwa keagamaan. Karena dua hal tersebut sering diperbincangkan. “Agama dan negara itu, dua-duanya memerlukan orang jujur. Kalau dalam agama Hindu nasionalisme disebut dengan dharma agama dan dharma negara sehingga keduanya ini merupakan satu kesatuan, tidak bisa dipisahkan,” ujarnya.
Menurut Prof Widnya, akhir-akhir ini mengemuka lahirnya paham radikalisme. Karena itu Kementerian Agama membuat kemah mahasiswa yang diterjemahkan menjadi kemah religi. “Kemah itu nasionalisme, religi itu agama. Kemah itu untuk memantapkan wawasan kebangsan, wawasan nasionalismes mahasiswa kita, dan agama untuk mempertebal keimanan kita,” tegasnya.
Melalui kemah religi ini mengajak para pemuda membangun dialog untuk mencari solusi persoalan-persoalan yang terjadi saat ini dan melahirkan pemikiran kreatif, filosofi, teologi, dan pembangunan sosial. “Misalnya kalau belajar agama di medsos, kemudian medsos radikal otomatis kita ikut radikal. Makanya kita perlu dialog agar mengetahui titik yang dibahas,” tandasnya.
Selama tiga hari kemah religi, peserta akan diberikan materi seperti yoga, hipnoterapi, dan bakti sosial dengan menghadirkan 4 narasumber. Pembiayaan kemah religi bersumber dari Dipa Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia. *des
1
Komentar