Gede Pasek Suardika, Direktur Keselamatan dan Pelayanan Damri
Terlahir sebagai anak petani dari Desa Bungkulan, Banjar Sema, Singaraja, Buleleng tak membuat Gede Padek Suardika patah semangat dalam menjalani hidup. Justru ia termotivasi untuk mengarungi dunia.
Serba Beruntung dalam Kehidupan
TERLAHIR sebagai anak petani dari Desa Bungkulan, Banjar Sema, Singaraja, Buleleng tak membuat Gede Padek Suardika patah semangat dalam menjalani hidup. Justru ia termotivasi untuk mengarungi dunia. Hasilnya ia sukses menempati posisi prestisius di BUMN Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia atau lebih dikenal dengan nama Damri. Ia memegang jabatan Direktur Keselamatan dan Pelayanan sejak September 2015 lalu.
Pasek pun bersyukur mendapat itu semua sehingga menganggap dirinya sebagai manusia beruntung. "Saya merasa dalam hidup ini selalu beruntung," ujar Pasek saat NusaBali temui di kantornya, bulan Mei lalu.
Keberuntungan pertama yang ia peroleh adalah saat menyelesaikan pendidikan SMA ia ingin melanjutkan pendidikan, tetapi terhalang biaya lantaran orangtua hanya berprofesi sebagai petani. Nasib itu tak lantas membuat Pasek menyerah. Ia mencari sekolah gratis agar dapat melanjutkan pendidikan. Ia mendaftarkan diri ke Akademi Lalu Lintas (ALL) yang merupakan sekolah ikatan dinas milik Kementerian Perhubungan di Kanwil Bali.
Dari banyaknya peserta hanya Pasek dan satu peserta lagi yang lolos dari Pulau Dewata. Ia pun harus menempuh pendidikan di daerah Cibuntu, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.
"Ini merupakan awal keberuntungan saya. Saya yang hanya orang desa bisa lulus. Ini luar biasa," kata Pasek.
Pasek pun meninggalkan Bali melalui jalur darat dengan membawa bekal seadanya pada tahun 1985 silam. Sebelum masuk asrama ia menumpang di rumah teman yang terletak di Pondok Labu. Setelah itu, langsung masuk asrama. Anak pertama dari lima bersaudara ini lulus tahun 1988.
Keberuntungan demi keberuntungan lain terus singgah ke Pasek, tetapi dengan diimbangi kerja keras. Hasilnya ia meraih prestasi bagus karena menjadi lulusan 10 besar terbaik. Ia mendapat peringkat keempat sehingga mendapat penempatan kerja di Jakarta di Perhubungan Darat pada tahun 1989. Berbeda bila Pasek berada di luar 10 besar. Ia bakal mendapat penugasan di tempat terpencil atau wilayah Indonesia bagian timur seperti Timor Timur dan Kupang.
Dengan mendapat tugas di ibukota peluang karier Pasek terbuka lebar. Bahkan ia bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi lagi. Lantaran baru beberapa bulan bekerja, Pasek mendapat tawaran beasiswa. Tak tanggung-tanggung tawaran itu datang dari sebuah lembaga ternama British Council untuk melanjutkan pendidikan pasca sarjana di University of Leeds, Inggris.
Padahal anak dari pasangan Ni Made Sudiari dan I Made Lasem ini hanya lulusan D3 ALL. Menurut Pasek, ia tidak sengaja mendapat beasiswa karena orang yang dicalonkan mengikuti program itu tidak datang. Seseorang tersebut merupakan lulusan S1, namun pihak pemberi beasiswa tak masalah Pasek yang berizasah D3 langsung melanjutkan ke S2. Pimpinan Pasek yang juga mantan dosennya di ALL sangat mendukung agar Pasek mengikuti tes beasiswa tersebut.
Alhasil Pasek adalah satu-satunya peserta jebolan D3, tapi kemampuannya tidak kalah dengan lulusan S1. Ia lulus dan berhak menjalani pendidikan di negeri Ratu Elizabeth selama dua tahun. "Saya kuliah di sana dari 1990 sampai 1992," kata Pasek.
Selesai menjalani pendidikan S2 di Inggris, Pasek kembali ke tanah air dan diangkat menjadi kepala seksi atau eselon 4. Dari segi golongan ia langsung melompat, karena saat menjadi PNS di Perhubungan Darat ia berada di golongan 2C.
Berbekal ijazah pasca sarjana luar negeri menjadi 3A plus dua alias ia bisa ke golongan 3B setelah dua tahun kemudian. "Waktu itu, usia saya masih muda. Namun sudah banyak melakukan lompatan. Normal untuk sekali naik golongan 4 tahun. Teman-teman dan mantan atasan saya pun, ada yang menjadi staf saya," imbuh Pasek.
Di sana Pasek meniti karier sampai memegang jabatan salah satu direktur di Direktorat Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. "Tahun 2014 saya mencapai titik karier yang tak terduga. Saya masuk eselon dua sebagai salah satu direktur. Ini sangat luar biasa, karena saya satu-satunya orang Bali di eselon dua tersebut," kata pria kelahiran 17 Juli 1963 ini.
Lamanya Pasek berkarire di dunia transportasi darat membuat Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menilai ia adalah sosok yang memiliki pengetahuan tinggi di dunia itu.
Sang menteri mengusulkan agar dia ikut fit and propert test di Damri. Berhubung Damri belum ada Direktur Keselamatan dan Pelayanan, Jonan mengusulkan kepada Menteri BUMN dan Presiden agar Damri memiliki direktur di bidang tersebut. Sebab keselamatan dan pelayanan merupakan hal penting dalam sebuah industri angkutan umum. Pasek pun dipercaya menempati jabatan itu pada September 2015 lalu. "Saya menjadi orang pertama yang memegang jabatan tersebut," ungkapnya. 7nopiyanti haimi
Komentar