Pembukaan Posko Lebaran, Enam Isu Penting Jadi Atensi Petugas
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung secara resmi membuka posko angkutan terpadu Lebaran 2019, di area Terminal Kedatangan Domestik pada Selasa (28/5) sore.
MANGUPURA, NusaBali
Dengan dibukanya posko tersebut, petugas gabungan dari unsur AP I, Otban, Avsec, TNI, Polri serta stakeholder lainnya mengatensi enam isu penting selama lebaran. General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Haruman Sulaksono, menerangkan pembukaan posko terpadu angkutan Lebaran ini untuk memantau pergerakan pesawat udara dan penumpang di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang mulai mengalami peningkatan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Sehingga, untuk mengantisipasi lonjakan arus pergerakan pesawat udara serta penumpang yang keluar masuk Bali perlu adanya pemantauan yang terpusat. Diakuinya, posko tersebut nantinya akan beroperasi selama 24 jam per harinya selama rentang waktu 16 hari dan terhitung mulai 29 Mei 2019 hingga 13 Juni 2019 mendatang. “Memang rutin, Posko Angkutan Lebaran dioperasikan untuk mendukung dan mengantisipasi tingginya tingkat pergerakan pesawat udara dan lonjakan penumpang pada periode libur Hari Raya Idul Fitri, serta untuk mengantisipasi hal-hal yang bersifat irregular, sehingga dapat diantisipasi secara cepat,” ujarnya usai meresmikam posko tersebut.
Menurut Haruman, selama operasional posko, sebanyak 1.648 personel gabungan yang berasal dari berbagai institusi anggota komunitas bandara akan disiagakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan, serta kelancaran arus pergerakan penumpang di dalam areal bandara. Personel yang disiapsiagakan nanti akan dibagi dalam tiga shift dengan masing-masing shift sebanyak 39 personel. Puncak arus mudik Lebaran kali ini akan diprediksi pada 1 Juni dan arus baliknnya diprediksi pada 9 Juni.
Sementara Kepala Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV Bali Nusra, Elfi Amir, mengatakan pihaknya menggarisbawahi enam isu penting yakni tarif angkutan udara, delay management, pelayanan penumpang, kelayakan pesawat, gangguan keamanan penerbangan, antisipasi keadaan darurat (erupsi Gunung Agung). Untuk tarif, pihaknya melakukan pengawasan harga tiket. Untuk delay, pihaknya akan antisipasi dan atensi khusus untuk memanage waktu agar maskapai tepat waktu. Sebaliknya, untuk pelayanan penumpang dan kelayakan pesawat harus memenuhi standard yang ditentukan otoritas. Sementara ganguan keamaan dan keadaan darurat pihaknya berkoordinasi dengan berbagai stakeholder termasuk bandara sekitar.
“Isu ini harus menjadi perhatian serius kami selama Lebaran (mudik dan arus balik). Ini juga sesuai arahan Dirjen Perhubungan. Kita selalu lakukan pemeriksaan pesawat dan juga standar penerbangan. Sementara untuk kondisi darurat seperti contohnya erupsi Gunung Agung, kami berkoordinasi dengan bandara sekitar yang tidak terdampak,” kata Elfi. *dar
Menurut Haruman, selama operasional posko, sebanyak 1.648 personel gabungan yang berasal dari berbagai institusi anggota komunitas bandara akan disiagakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan, serta kelancaran arus pergerakan penumpang di dalam areal bandara. Personel yang disiapsiagakan nanti akan dibagi dalam tiga shift dengan masing-masing shift sebanyak 39 personel. Puncak arus mudik Lebaran kali ini akan diprediksi pada 1 Juni dan arus baliknnya diprediksi pada 9 Juni.
Sementara Kepala Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV Bali Nusra, Elfi Amir, mengatakan pihaknya menggarisbawahi enam isu penting yakni tarif angkutan udara, delay management, pelayanan penumpang, kelayakan pesawat, gangguan keamanan penerbangan, antisipasi keadaan darurat (erupsi Gunung Agung). Untuk tarif, pihaknya melakukan pengawasan harga tiket. Untuk delay, pihaknya akan antisipasi dan atensi khusus untuk memanage waktu agar maskapai tepat waktu. Sebaliknya, untuk pelayanan penumpang dan kelayakan pesawat harus memenuhi standard yang ditentukan otoritas. Sementara ganguan keamaan dan keadaan darurat pihaknya berkoordinasi dengan berbagai stakeholder termasuk bandara sekitar.
“Isu ini harus menjadi perhatian serius kami selama Lebaran (mudik dan arus balik). Ini juga sesuai arahan Dirjen Perhubungan. Kita selalu lakukan pemeriksaan pesawat dan juga standar penerbangan. Sementara untuk kondisi darurat seperti contohnya erupsi Gunung Agung, kami berkoordinasi dengan bandara sekitar yang tidak terdampak,” kata Elfi. *dar
Komentar