Percikan Api Gerinda, Bengkel Terbakar
Prajuru adat sampai ngulkul bulus. Ratusan krama berbondong-bondong datang ke balai banjar untuk menyelamatkan segala isinya, termasuk seperangkat gong
DENPASAR, NusaBali
Kebakaran hebat melanda Bengkel Iddo Motor di Jalan WR Supratman, Banjar Peken, Desa Adat Sumerta, Desa Sumerta Kaja, Kecamatan Denpasar Timur, pada Rabu (29/5) sekitar pukul 17.00 Wita. Kebakaran yang bermula pada bagian depan sebelah timur bengkel itu juga menghanguskan bangunan rumah yang ditempati Kuncoro Ananto, 69, yang merupakan bos bengkel tersebut.
Ditemui di lokasi kejadian pada Rabu sore pasca kebakaran, Iddo Setia Pramono, 23, anak dari Kuncoro menceritakan, peristiwa kebakaran itu berlangsung cepat. Dikatakan, api yang menghanguskan bengkel dan rumah tinggalnya itu berawal dari kelalaian karyawan bengkel saat bekerja. Saat itu, kata Iddo, salah seorang mekanik yang sedang memperbaiki salah satu motor pelanggan memotong besi dengan gerinda.
Percikan api dari gerinda itu mengenai kardus bungkusan spare part motor yang dengan cepat menyambar benda lainnya. Melihat api membesar, 8 orang karyawan yang sedang bekerja ikut panik. Mereka tak berusaha memadamkan api, tapi berusaha menyelamatkan motor yang sedang diservis bersama para pelanggan yang ada di lokasi. Api pun menyambar ban dan seisi bengkel lainnya yang semuanya mudah terbakar.
“Saya tak tahu persis siapa karyawan yang memotong besi dengan gerinda. Tadi mereka bilang akibat percikan api dari gerinda. Kebetulan saat itu saya berada di dalam toko. Kami semua panik. Berusaha menyelamatkan motor pelanggan yang sedang servis,” tutur Iddo yang didampingi oleh ayahnya Kuncoro Ananto dan ibunya Sri Priatin, 49.
Melihat api membesar, Iddo bersama ayah dan ibunya hanya berusaha menyelamatkan diri. Harta benda yang berada di dalam rumah mereka yang berada tepat di belakang bengkel itu tak satupun yang bisa diselamatkan. Api yang mengamuk menutup akses menuju ke dalam rumah. Akibat peristiwa ini pihaknya mengalami kerugian mencapai Rp 1 miliar lebih.
Iddo mengaku peristiwa kebakaran sebelumnya pernah terjadi, namun apinya dengan cepat bisa dipadamkan. Peristiwa yang terjadi pada sore itu menurut Iddo adalah puncak dari peristiwa sebelum-sebelumnya. Padahal sebenarnya sudah dilakukan pemadaman menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), namun tak bisa menjinakkan api. “Bengkel kami ini sudah puluhan tahun. Perintis bengkel ini adalah bapak saya. Beliau mulai membuka bengkel di sini sejak tahun 1975. Akibat peristiwa ini kami terpaksa numpang sementara di rumah keluarga di sekitar Pasar Badung. Dalam peristiwa kami berusaha untuk memetik hikmahnya,” lanjut Iddo.
Sementara itu salah seorang krama Banjar Peken, I Gusti Ngurah Sumerta yang bertugas sebagai sinoman di Balai Banjar Peken mengatakan awalnya api dipadamkan menggunakan mobil water canon milik Polda Bali. Pada saat bangunan itu terbakar, prajuru adat sampai ngulkul bulus. Ratusan krama berbondong-bondong datang ke balai banjar untuk menyelamatkan segala isinya, termasuk seperangkat gong di bale banjar (berada di belakang bengkel motor yang terbakar) kemudian diselamatkan ke Pura Desa. "Saya tiba di sini api sudah besar. Syukurlah apinya tak sampai membakar bale banjar," tutur pria yang tinggal di Jalan Durian, Denpasar Timur ini.
Dari pantauan di lapangan, amukan api ini tidak merembet ke bangunan lainnya berkat kesigapan dari tim Pemadam Kebakaran Kota Denpasar yang datang ke lokasi. Sebanyak 10 unit mobil pemdam kebakaran berukuran berjibaku menjinakkan api. Kobaran si jago merah pun akhirnya berhasil dijinakkan pada pukul 18.30 Wita. Namun bangunan bengkel dan rumah tinggal beserta isinya tak berhasil diselamatkan. *pol
Ditemui di lokasi kejadian pada Rabu sore pasca kebakaran, Iddo Setia Pramono, 23, anak dari Kuncoro menceritakan, peristiwa kebakaran itu berlangsung cepat. Dikatakan, api yang menghanguskan bengkel dan rumah tinggalnya itu berawal dari kelalaian karyawan bengkel saat bekerja. Saat itu, kata Iddo, salah seorang mekanik yang sedang memperbaiki salah satu motor pelanggan memotong besi dengan gerinda.
Percikan api dari gerinda itu mengenai kardus bungkusan spare part motor yang dengan cepat menyambar benda lainnya. Melihat api membesar, 8 orang karyawan yang sedang bekerja ikut panik. Mereka tak berusaha memadamkan api, tapi berusaha menyelamatkan motor yang sedang diservis bersama para pelanggan yang ada di lokasi. Api pun menyambar ban dan seisi bengkel lainnya yang semuanya mudah terbakar.
“Saya tak tahu persis siapa karyawan yang memotong besi dengan gerinda. Tadi mereka bilang akibat percikan api dari gerinda. Kebetulan saat itu saya berada di dalam toko. Kami semua panik. Berusaha menyelamatkan motor pelanggan yang sedang servis,” tutur Iddo yang didampingi oleh ayahnya Kuncoro Ananto dan ibunya Sri Priatin, 49.
Melihat api membesar, Iddo bersama ayah dan ibunya hanya berusaha menyelamatkan diri. Harta benda yang berada di dalam rumah mereka yang berada tepat di belakang bengkel itu tak satupun yang bisa diselamatkan. Api yang mengamuk menutup akses menuju ke dalam rumah. Akibat peristiwa ini pihaknya mengalami kerugian mencapai Rp 1 miliar lebih.
Iddo mengaku peristiwa kebakaran sebelumnya pernah terjadi, namun apinya dengan cepat bisa dipadamkan. Peristiwa yang terjadi pada sore itu menurut Iddo adalah puncak dari peristiwa sebelum-sebelumnya. Padahal sebenarnya sudah dilakukan pemadaman menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), namun tak bisa menjinakkan api. “Bengkel kami ini sudah puluhan tahun. Perintis bengkel ini adalah bapak saya. Beliau mulai membuka bengkel di sini sejak tahun 1975. Akibat peristiwa ini kami terpaksa numpang sementara di rumah keluarga di sekitar Pasar Badung. Dalam peristiwa kami berusaha untuk memetik hikmahnya,” lanjut Iddo.
Sementara itu salah seorang krama Banjar Peken, I Gusti Ngurah Sumerta yang bertugas sebagai sinoman di Balai Banjar Peken mengatakan awalnya api dipadamkan menggunakan mobil water canon milik Polda Bali. Pada saat bangunan itu terbakar, prajuru adat sampai ngulkul bulus. Ratusan krama berbondong-bondong datang ke balai banjar untuk menyelamatkan segala isinya, termasuk seperangkat gong di bale banjar (berada di belakang bengkel motor yang terbakar) kemudian diselamatkan ke Pura Desa. "Saya tiba di sini api sudah besar. Syukurlah apinya tak sampai membakar bale banjar," tutur pria yang tinggal di Jalan Durian, Denpasar Timur ini.
Dari pantauan di lapangan, amukan api ini tidak merembet ke bangunan lainnya berkat kesigapan dari tim Pemadam Kebakaran Kota Denpasar yang datang ke lokasi. Sebanyak 10 unit mobil pemdam kebakaran berukuran berjibaku menjinakkan api. Kobaran si jago merah pun akhirnya berhasil dijinakkan pada pukul 18.30 Wita. Namun bangunan bengkel dan rumah tinggal beserta isinya tak berhasil diselamatkan. *pol
Komentar