Setelah 80 Tahun, Krama Bungaya Gelar Karya Mamungkah
Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Puseh, Banjar Adat Abiansoan, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Karangasem terakhir digelar pada tahun 1939.
AMLAPURA, NusaBali
Setelah 80 tahun, karya agung ini kembali digelar bertepatan dengan pujawali di Pura Puseh pada Buda Wage Ukir, Rabu (29/5). Karya ini dipuput oleh lima sulinggih.
Pangrajeg Karya I Made Suardana mengatakan, karya ini merupakan rangkaian melaspas palinggih, rsi gana, nubung daging, dan padudusan alit. Lima sulinggih yang muput yakni Ida Pedanda Putra Tamu dari Geria Ida Pedanda Gede Karang dari Geria Kecicang, Ida Pedanda Gede Wayan Kerta Yoga dari Geria Panji, dan dua sulinggih bertugas membaca teks putru saji yakni Ida Pedanda Gede Made Tamu dari Geria Jungutan dan Ida Pedanda Gede Dharma Putra dari Geria Kecicang.
Yajamana Ida Pedanda Gede Nyoman Karang Manuaba dari Geria Kecicang, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem dan Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Karang Manuaba dari Geria Kecicang, Desa Bungaya Kangin. Saat karya dipentaskan Tari Rejang Dewa, topeng Sidkarya, dan wayang kulit. Suardana mengatakan, telah 80 tahun tidak pernah mengggelar Karya Mamungkah lan Nubung Daging, tetapi piodalan rutin digelar setiap enam bulan sekali atau 210 hari sekali, setiap Buda Wage, Ukir. "Karya terakhir pada tahun 1939. Sebelum kami menggelar karya, diawali melakukan pemugaran di sejumlah palinggih termasuk candi bentar berbahan batu tabas," kata Made Suardana.
Saat melakukan pemugaran palinggih dan candi bentar, status Gunung Agung awas atau level IV. "Warga tetangga banyak mengungsi, tetapi warga kami tidak mengungsi walau berdomisili di jalur lahar, memilih ngayah memugar palinggih," ungkapnya. Made Suardana mengaku bersyukur atas semangat dan dukungan 230 KK krama Banjar Adat Abiansoan sehingga seluruh tahapan karya berjalan sesuai harapan. "Ida Bhatara nyejer 12 hari, masineb pada Soma Umanis Tolu, Senin (10/6)," jelas Made Suardana yang juga Kelian Banjar Adat Abiansoan.
Sementara Ida Pedanda Gede Made Tamu yang membacakan teks putru saji mengatakan, isi teks putru saji itu menyangkut perjalanan Ida Bhatara tedun dari surga ke bumi katuran karya. Di samping juga isinya berupa permakluman, hendak digelar rangkaian karya. "Secara fisik dibuktikan Ida Bhatara tedun ke bumi dan distanakan di Pura Puseh dalam bentuk pratima. Pratima itulah dipundut (diusung) pangayah di upacara mapurwadaksina," ujar Ida Pedanda Gede Made Tamu, sembari memperlihatkan isi lontar tersebut.
Disebutkan setiap Karya Mamungkah lan Nubung Daging, prosesinya selalu diiringi membacakan teks putru saji. *k16
Pangrajeg Karya I Made Suardana mengatakan, karya ini merupakan rangkaian melaspas palinggih, rsi gana, nubung daging, dan padudusan alit. Lima sulinggih yang muput yakni Ida Pedanda Putra Tamu dari Geria Ida Pedanda Gede Karang dari Geria Kecicang, Ida Pedanda Gede Wayan Kerta Yoga dari Geria Panji, dan dua sulinggih bertugas membaca teks putru saji yakni Ida Pedanda Gede Made Tamu dari Geria Jungutan dan Ida Pedanda Gede Dharma Putra dari Geria Kecicang.
Yajamana Ida Pedanda Gede Nyoman Karang Manuaba dari Geria Kecicang, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem dan Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Karang Manuaba dari Geria Kecicang, Desa Bungaya Kangin. Saat karya dipentaskan Tari Rejang Dewa, topeng Sidkarya, dan wayang kulit. Suardana mengatakan, telah 80 tahun tidak pernah mengggelar Karya Mamungkah lan Nubung Daging, tetapi piodalan rutin digelar setiap enam bulan sekali atau 210 hari sekali, setiap Buda Wage, Ukir. "Karya terakhir pada tahun 1939. Sebelum kami menggelar karya, diawali melakukan pemugaran di sejumlah palinggih termasuk candi bentar berbahan batu tabas," kata Made Suardana.
Saat melakukan pemugaran palinggih dan candi bentar, status Gunung Agung awas atau level IV. "Warga tetangga banyak mengungsi, tetapi warga kami tidak mengungsi walau berdomisili di jalur lahar, memilih ngayah memugar palinggih," ungkapnya. Made Suardana mengaku bersyukur atas semangat dan dukungan 230 KK krama Banjar Adat Abiansoan sehingga seluruh tahapan karya berjalan sesuai harapan. "Ida Bhatara nyejer 12 hari, masineb pada Soma Umanis Tolu, Senin (10/6)," jelas Made Suardana yang juga Kelian Banjar Adat Abiansoan.
Sementara Ida Pedanda Gede Made Tamu yang membacakan teks putru saji mengatakan, isi teks putru saji itu menyangkut perjalanan Ida Bhatara tedun dari surga ke bumi katuran karya. Di samping juga isinya berupa permakluman, hendak digelar rangkaian karya. "Secara fisik dibuktikan Ida Bhatara tedun ke bumi dan distanakan di Pura Puseh dalam bentuk pratima. Pratima itulah dipundut (diusung) pangayah di upacara mapurwadaksina," ujar Ida Pedanda Gede Made Tamu, sembari memperlihatkan isi lontar tersebut.
Disebutkan setiap Karya Mamungkah lan Nubung Daging, prosesinya selalu diiringi membacakan teks putru saji. *k16
1
Komentar