Lodtunduh Kembangkan Alas Arum Heritage
Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar, memiliki potensi alam dan budaya yang layak dikembangkan sebagai desa wisata. Secara geografis, desa ini berada di kawasan pariwisata Ubud.
GIANYAR, NusaBali
Keseriusan pihak desa untuk mengembangkan hal tersebut sudah dilakukan dengan membentuk Kelompok Desa Wisata (Pokdarwis) di Desa Lodtunduh sejak akhir 2019. Kelompok ini menggali potensi wisata. Ada pun destinasi yang tengah digarap yakni Lodtunduh Treasure (jelajah) dan Alas Arum Heritage atau Pusaka Alas Arum.
Perbekel Lodtunduh I Wayan Gunawan mengatakan, pengembangan desa wisata ini dilakukan sejak 2018, diawali pembentukan Pokdarwis yang dinamakan Pokdarwis Landuh, diketui I Wayan Sudana. Kata Landuh memiliki arti sendiri pada setiap hurufnya, yakni Lestari, Aman, Nyaman, Damai, Unik, dan Harmonis. “Dari Pokdarwis mempunyai tugas menggali potensi wisata di Desa Lodtunduh,” ujarnya.
Sedangkan Desa Lodtunduh berasal dari sebuah istilah yaitu Lod-Tundung/lod-te-unduh. Istilah tersebut berasal dari kata “Unduh” yang artinya tempat yang tinggi dan “Undung” yang artinya mengusir atau mengenyahkan musuh yang diambil dari cerita asal-usul Desa Lodtunduh.
Objek wisata utama di Desa Wisata Lodtunduh yakni Pura Alas Arum, di wilayah Desa Pakraman Silungan, cagar budaya Pura Puseh Desa Pakraman Mawang, Pura di Desa Pakraman Gelogor dan Desa Pakraman Lodtunduh. Desa Lodtunduh memiliki lebih dari 100 pura. Selain ditunjang delapan akomodasi di lingkungan Desa Lodtunduh berupa villa, hotel dan lainnya. Dari segi kerajinan dan kesenian yakni kerajinan seni ukir, membuat keris, layang-layangan kain, kerajinan topeng, semar kain painting, kerajinan perak dan emas, kerajinan tuket. “Untuk wisata kuliner salah satunya adalah pembuatan Tape Silungan (tape singkong di Desa Pakraman Silungan),” ujarnya.
Ikon desa wisata ini salah satunya Alas Arum Heritage, atau keunikan di Pura Alas Arum tersebut. Lokasi ini memiliki pelbagai peninggalan tempat suci unik yang cukup tua dan hutan desa di kawasan Pura Alas Arum. “Diharapkan lewat pengembangan wisata ini, kami bisa melestarikan keberadaan alam/hutan, bangunan kuno, dan sebagai pusat edukasi,” katanya.
Jelas Gunawan, untuk penataan objek yang tengah berjalan dilakukan lewat alokasi dana desa dengan sub pekerjaannya pembangunan sarana prasarana pariwisata salah satunya tangga menuju Tukad Wos di areal Alas Arum, sebesar Rp 209.111.700. “Tentu penataaan akan dilakukan secara berkelanjutan. Kami juga berkoordinasi dengan pihak prajuru adat setempat,” katanya.
Penataan tahap selanjutnya rencananya menata tempat pancoran lima (Pancaka Tirta) tempat berendam dan tempat penglukatan.
Secara geografis wilayah sisi barat Desa Lodtunduh juga melintang bantaran Tukad Wos. Kata Wos sama dengan Wosada atau Usada yang berarti sama dengan obat. Diyakini bantaran Tukad Wos ini juga jejak petilasan Rsi Markandeya menuju Pura Gunung Lebah, di Kelurahan/Kecamatan Ubud. Dari pura ini Rsi Markandeya menuju Desa Taro, Kecamatan Tegallalang dan Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem.
Perjalanan Rsi Markandeya dari Gunung Raung, Jawa Timur, menuju Bali beriringan sekitar 800 orang mengalami tantangan. Banyak pengiring jatuh sakit. “Diyakini iringan itu diobati di Ubud dimana ujung daripada Tukad Wos di Campuhan,” katanya.
Tukad Wos di Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar. -DEWA
Keyakinan ini juga diperkuat denga nada pelbagai pura di pinggir Tukad Wos, seperti Pura Tirta Bulan di Desa Pakraman Negari, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati. Pura Beji, Desa Pakraman Mawang, Pura Beji dan Pura Alas Arum di Desa Pakraman Silungan, Pura Beji Desa Pakrman Gelogor, Pura Beji Dede di Banjar Kelingkung, Desa Pakraman Lodtunduh, situs goa di Banjar Jukut Paku, Desa Singakerta, dan lainnya. “Kami juga masih menggali dari sumber-sumber tertulis, karena saat ini masih minim sumber tertulis tersebut,” katanya.
Desa Lodtunduh sendiri seluas 627 hektare memiliki 11 banjar dinas, yakni Banjar Dinas Abiansemal, Banjar Dinas Abiansemal Kaja Kauh, Banjar Dinas Kertawangsa, Banjar Dinas Tengah, Banjar Dinas Kelingkung, Banjar Dinas Silungan, Banjar Dinas Gelogor, Banjar Dinas Mawang Kaja, Banjar Dinas Mawang Kelod, Banjar Dinas Apuh dan Banjar Dinas Lodsema. Desa ini memiliki empat desa pakraman, yakni Desa Pakraman Silungan, Desa Pakraman Lodtunduh, Desa Pakraman Mawang, dan Desa Pakraman Gelogor. “Desa Lodtunduh juga memiliki 14 organisasi subak,” katanya.7wan
Komentar