KMHDI - Peradah Jaring Calon Menteri
KMHDI dan Peradah memfasilitasi umat Hindu untuk mengajukan nama-nama siapa saja yang cocok menempati kursi menteri.
Diharapkan Bisa Jadi Representasi Hindu di Kabinet
JAKARTA, NusaBali
Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) dan Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia berkolaborasi menggelar diskusi untuk menjaring calon menteri yang merepresentasikan Hindu dalam pemerintahan lima tahun mendatang. Sebagai narasumber adalah Rektor Universitas Pertahanan 2015-2018, I Wayan Midhio, Komisioner KPU RI 2007-2012, I Gusti Putu Artha dan Dosen Universitas Gajah Mada (UGM), I Made Andi Arsana.
"Diskusi ini merupakan salah satu sarana untuk menjaring nama-nama calon menteri dari perwakilan Hindu. Nantinya akan ada tahapan-tahapan lagi sehingga kami belum memunculkan nama-nama," ujar Ketum DPN Peradah Indonesia, I Gede Ariawan atau biasa disapa Ige kepada NusaBali di Gedung Dharma Sevanam, Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (1/6).
Tahapan selanjutnya, kata Ige, bisa berupa menyebar kuesioner kepada masyarakat Hindu melalui sosial media. Dengan begitu, lanjut Ketua Presidium PP KMHDI I Kadek Andre Nuaba, mereka memfasilitasi umat Hindu untuk mengajukan nama-nama siapa saja yang cocok menempati kursi menteri.
"Jadi nama-nama bukan dari kami. Melainkan kami mewadahi keinginan publik. Dari sana kami akan mengetahui, siapa saja yang cocok menempati posisi menteri. Yang pasti, kami akan mengajukan SDM Hindu yang kompeten dan layak," kata Andre.
Komisioner KPU Pusat 2007-2012, I Gusti Putu Artha, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menegaskan, akan memilih sosok menteri yang memiliki kompetensi, energik dan berani eksekusi. Oleh karena itu, dia fokus kepada sumber daya manusianya.
"Agar berkontribusi terhadap NKRI yang Bhinneka Tunggal Ika, maka menteri yang dikirimkan umat Hindu harus punya dua karakter, nasionalis dan militansi Hindu. Artinya, ketika umat Hindu tidak bisa mendirikan Pura, dia peduli. Caranya bisa menghubungi Gubernur atau Bupati/Walikota setempat," ucap Putu Artha. Namun dia juga tetap memiliki jiwa nasionalis yang berdiri di atas semua golongan. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kata Putu Artha, menteri yang berasal dari Hindu pasti muncul di detik-detik terakhir. Itupun presentasi dari partai politik.
Akibatnya tidak sepenuhnya memberi dukungan bila terjadi sesuatu kepada umat Hindu, lantaran mereka terikat partainya. Untuk itu, umat Hindu harus berjuang agar menteri yang beragama Hindu dan dari Bali, tidak hanya berasal dari parpol, melainkan dari kalangan profesional juga.
"Misal dari kalangan profesional ada 6 menteri, satu bisa dari kita. Lalu dari kalangan minoritas, juga bisa diambil satu dari kita. Selanjutnya dari perwakilan partai ada pula. Jadi, tidak hanya satu orang saja menteri dari Hindu. Melainkan lebih dari satu," jelas Putu Artha.
Ia pun meminta kepada organisasi-organisasi Hindu seperti KMHDI, Peradah dan Prajaniti turun mencari putra-putri terbaik Hindu untuk dikirim menjadi calon-calon menteri. Nantinya, nama-nama itu bisa disampaikan ke presiden yang memiliki hak proregratif dalam menentukan menteri.
"Mari kita dorong, orang-orang terbaik dari komunitas Hindu. Orang-orang itu, harus jelas DNA Hindu dan rekam jejaknya, semisal apakah saat menjadi mahasiswa dan pemuda dia aktif dalam organisasi Hindu. Saya apresiasi tradisi baru yang dilakukan KMHDI dan Peradah dengan menggelar diskusi ini dan mencari sosok siapa calon menteri dari perwakilan Hindu," tegas Putu Artha. 7 k22
1
Komentar