Digelar Perdana, Lomba Nyastra Sepi Peserta
Melalui lomba Nyastra Bali ini diharapkan anak-anak dan generasi muda kembali menggunakan bahasa ibu mereka di pergaulannya sehari-hari.
Digelar Disbud Buleleng untuk Lestarikan Bahasa Bali
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan siswa SD, SMP, SMA/SMK di Kabupaten Buleleng, Jumat (31/5) pagi beradu kemampuan dalam lomba Nyastra alias Nyurat Aksara Bali yang digelar Dinas Kebudayaan Buleleng. Ajang yang digelar perdana ini diharapkan dapat memasyarakatkan kembali Bahasa Bali. Terutama minat nyurat aksara Bali di kalangan generasi muda. Hal ini ditunjukkan oleh minimnya jumlah peserta, yakni hanya enam orang.
Dalam ajang pelestarian budaya ini, Disbud Buleleng membuka tujuh jenis lomba, yang meliputi lomba nyurat aksara Bali di lontar, macecimpedan, mengarang cerpen Bahasa Bali, baca puisi Bahasa Bali, orti Bali, pidarta Bali dan masatua Bali. Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng, Gede Komang, memaklumi dalam ajang yang dilaksanakan perdana ini peserta masih sangat minim. Meskipun pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan meminta kepada seluruh sekolah di Buleleng untuk ikut.
“Kami tetap jalan dan akan berlanjut tahun depan, nanti akan kami bandingkan apakah progressnya ada peningkatan atau tidak. Selain pelestarian kami sedang mengimplementasikan peraturan Gubernur tentang pelestarian Bahasa Bali, nah ini apakah masyarakat meresponnya atau tidak,” ucap dia.
Mantan Kepala Dinas Sosial Buleleng ini juga menerangkan dalam hal ini juga bertanggungjawab terhadap kelestarian penggunaan bahasa Bali baik lisan maupun tulisan kepada anak-anak saat ini. Melalui lomba Nyastra Bali ini Gede Komang berharap anak-anak dan generasi muda kembali menggunakan bahasa ibu mereka di pergaulannya sehari-hari.
Menurutnya, jika didorong dan diberi motivasi terus menerus, kebiasaan itu akan muncul dengan sendirinya. Terpenting menurutnya bagaimana pemerintah ikut berperan aktif menanamkan nilai dan karakter generasi muda untuk mencintai budayanya. “Kedepan juga rutin akan kami adakan lomba semacam ini dengan sasaran yang lebih luas sehingga betul-betul Bahasa Bali bisa lestari dan ajeg di tanah sendiri,” imbuh dia.
Sementara itu dalam pelaksanaan lomba Nyastra Bali dengan tujuh jenis lomba, Dinas Kebudayaan melibatkan juri dari kalangan akademisi, Listibiya, pemerhati Bahasa Bali dan juga Penyuluh Bahasa Bali. Ajang ini juga disebutnya untuk pembibitan anak-anak yang memang memiliki bakat dalam mendalami Bahasa Bali dan yang terbaik akan dipersiapkan mengikuti lomba yang sama di Pesta Kesenian Bali (PKB) tingkat Provinsi Bali. *k23
Komentar