Harga Bahan Pokok di Bali Masih Stabil
Pemda Bali menjamin harga bahan-bahan pokok tetap stabil menjelang Lebaran 2019, berdasarkan hasil pemantauan dalam beberapa waktu terakhir.
DENPASAR, NusaBali
"Kami senantiasa memantau perkembangan harga bahan pokok berkaitan dengan hari besar keagamaan nasional, termasuk Lebaran kali ini. Kami juga sudah melakukan pemantauan setiap hari menyangkut kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, minyak goreng, daging ayam, telur dan bahan pokok lainnya," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali Putu Astawa, Minggu (2/6).
Dinas Perdagangan dan Perindustrian, kata dia, memiliki petugas khusus yang sebanyak tiga orang yang bertugas setiap harinya memantau harga-harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Denpasar, seperti Pasar Kereneng, Pasar Badung, Pasar Agung, dan Pasar Nyanggelan yang menjadi barometer pasar di Denpasar.
Selain itu, khusus untuk hari besar keagamaan juga ada Tim Hari Besar Keagamaan Nasional dari pemerintah pusat yang bersama-sama melakukan pemantauan ke pasar-pasar yang ada di Kota Denpasar, Singaraja, dan Klungkung.
"Dari hasil pemantauan selama sebulan ini, kami menemukan harga-harga cukup stabil, kecuali sempat harga bawang putih pada awal Mei mengalami lonjakan harga. Normalnya harga bawang putih perkilogram Rp28 ribu-30 ribu, tetapi pada awal Mei mencapai Rp58.750 per kilogram," ucapnya.
Saat itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog dan para distributor, kemudian diambil tindakan memobilisasi bawang putih dari sejumlah distributor bawang putih di Kabupaten Klungkung. Di samping itu, juga didatangkan bawang putih dari Bima, NTB, sehingga harga bawang putih saat ini kembali stabil menjadi Rp28 ribu perkilogram.
Astawa menambahkan, dalam beberapa hari terakhir bahkan harga daging ayam turun dari biasanya Rp37.500 per kilogram, sekarang menjadi Rp36.500. Sedangkan untuk telur per kilogram Rp24.250. Untuk harga beras, minyak goreng, dan gula juga stabil.
Menurut dia, tidak adanya lonjakan harga kebutuhan pokok di Bali, dan khususnya di Denpasar, menjelang Lebaran, diprediksi karena banyak pendatang yang selama ini berjualan, namun sedang mudik untuk merayakan Lebaran.
"Mungkin mereka mudik dan tidak berjualan, sehingga kebutuhan bahan pokok tidak mengalami permintaan yang tinggi," ujar mantan Kepala Bappeda Litbang Provinsi Bali itu. Yang tidak kalah penting dalam upaya menjaga kestabilan harga, tambah Astawa, adalah peranan Satgas Pangan yang diketuai oleh Kapolda Bali. "Satgas Pangan ini sangat produktif dan efektif karena setiap kali terjadi lonjakan harga dan kecurigaan lainnya, kami selalu berkoordinasi dengan Satgas Pangan," kata Astawa. *ant
Dinas Perdagangan dan Perindustrian, kata dia, memiliki petugas khusus yang sebanyak tiga orang yang bertugas setiap harinya memantau harga-harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Denpasar, seperti Pasar Kereneng, Pasar Badung, Pasar Agung, dan Pasar Nyanggelan yang menjadi barometer pasar di Denpasar.
Selain itu, khusus untuk hari besar keagamaan juga ada Tim Hari Besar Keagamaan Nasional dari pemerintah pusat yang bersama-sama melakukan pemantauan ke pasar-pasar yang ada di Kota Denpasar, Singaraja, dan Klungkung.
"Dari hasil pemantauan selama sebulan ini, kami menemukan harga-harga cukup stabil, kecuali sempat harga bawang putih pada awal Mei mengalami lonjakan harga. Normalnya harga bawang putih perkilogram Rp28 ribu-30 ribu, tetapi pada awal Mei mencapai Rp58.750 per kilogram," ucapnya.
Saat itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog dan para distributor, kemudian diambil tindakan memobilisasi bawang putih dari sejumlah distributor bawang putih di Kabupaten Klungkung. Di samping itu, juga didatangkan bawang putih dari Bima, NTB, sehingga harga bawang putih saat ini kembali stabil menjadi Rp28 ribu perkilogram.
Astawa menambahkan, dalam beberapa hari terakhir bahkan harga daging ayam turun dari biasanya Rp37.500 per kilogram, sekarang menjadi Rp36.500. Sedangkan untuk telur per kilogram Rp24.250. Untuk harga beras, minyak goreng, dan gula juga stabil.
Menurut dia, tidak adanya lonjakan harga kebutuhan pokok di Bali, dan khususnya di Denpasar, menjelang Lebaran, diprediksi karena banyak pendatang yang selama ini berjualan, namun sedang mudik untuk merayakan Lebaran.
"Mungkin mereka mudik dan tidak berjualan, sehingga kebutuhan bahan pokok tidak mengalami permintaan yang tinggi," ujar mantan Kepala Bappeda Litbang Provinsi Bali itu. Yang tidak kalah penting dalam upaya menjaga kestabilan harga, tambah Astawa, adalah peranan Satgas Pangan yang diketuai oleh Kapolda Bali. "Satgas Pangan ini sangat produktif dan efektif karena setiap kali terjadi lonjakan harga dan kecurigaan lainnya, kami selalu berkoordinasi dengan Satgas Pangan," kata Astawa. *ant
1
Komentar