5 Film Buleleng Lolos Kolaborasi Film Indonesia Raja 2019
Sebanyak lima karya filmmaker Buleleng, tembus seleksi Kolaborasi Film Indonesia Raja 2019, untuk kali pertama.
SINGARAJA, NusaBali
Lima film tersebut akan diputar di sejumlah rumah pemutaran film dan menjadi bagian dari Minikino Film Week 5, Bali Internasional Short Film Festival dari total 39 film dari 10 daerah di Indonesia. Kelima film itu diantaranya berjudul Bape, karya Putu Satria Kusuma, Salah Jalan karya I Dewa Ketut Agus Adiwijaya, Keringat Penegak karya I Made Suniartika, Nganten karya Raditya Pandet dan Tangtu Kapunaan karya workshop Sang Karsa dan Kayoman Pedawa.
Ketua Koordinator Indonesia Raja 2019, Fransiska Prihadi, Minggu (2/6) menjelaskan program Kolaborasi Film Indonesia Raja terselenggara sejak tahun 2015 lalu. Program tersebut untuk membangkitkan dan mewadahi karya filmmaker yang ada di Indonesia dengan berbagai hasil karyanya.
Film yang dibawakan khusus film pendek yang terseleksi dari sepuluh provinsi meliputi Bali, Banjarmasin, Ciayumanjakuning, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jember, Jombang, Klaimantan Timur, Sukabumi Raya dan Surabaya.
“Sejak awal Indonesia Raja telah direncanakan sebagai kegiatan tahunan. Kegiatan ini secara berkesinambungan merangkul kelompok pembuat film, pegiat pemutaran film, penonton dari masyarakat umum serta kelompok/institusi yang memiliki perhatian pada film, terutama film pendek” ujar dia.
Dalam program ini disebut Fransiska akan terjalin hubungan antar filmmaker antar daerah yang selama ini terputus oleh jarak. Sehingga targetnya kedepan dapat bekerjasama dalam produk kreatif dengan berbagai disiplin ilmu dan keterampilan.
Sementara itu proses seleksi film di Buleleng dilakukan oleh Programmer, Kardian Narayana dari Komunitas Mahima. Proses pengumpulan dan seleksi film berlangsung sejak bulan April hingga Mei lalu. Khusus di Buleleng ada sepuluh film yang diajukan ke programmer untuk mengikuti program Indonesia Raja 2019, hingga akhirnya hanya terpilih lima film.
“Lima film yang terangkum dalam program ini merupakan ekspresi filmmaker yang terlahir secara alami dan akademis. Seluruh film, dalam Indonesia Raja Buleleng 2019, mewakili setiap pergerakan yang dibangun oleh para penggiat film, dari tingkat sekolah menengah atas, perguruan tinggi, komunitas seni dan komunitas desa,” ucap Kardian
Sementara itu sebelum pemuteran dan masuk daftra film pendek Minikino 2019, film yang terpilih masih menjalani penyempurnaan dan subtitle Bahasa Inggris. Pemutaran film pendek itu akan dilakukan di rumah pemutaran film atau komunitas pemerhati film pada pertangahan Juni mendatang.*k23
Ketua Koordinator Indonesia Raja 2019, Fransiska Prihadi, Minggu (2/6) menjelaskan program Kolaborasi Film Indonesia Raja terselenggara sejak tahun 2015 lalu. Program tersebut untuk membangkitkan dan mewadahi karya filmmaker yang ada di Indonesia dengan berbagai hasil karyanya.
Film yang dibawakan khusus film pendek yang terseleksi dari sepuluh provinsi meliputi Bali, Banjarmasin, Ciayumanjakuning, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jember, Jombang, Klaimantan Timur, Sukabumi Raya dan Surabaya.
“Sejak awal Indonesia Raja telah direncanakan sebagai kegiatan tahunan. Kegiatan ini secara berkesinambungan merangkul kelompok pembuat film, pegiat pemutaran film, penonton dari masyarakat umum serta kelompok/institusi yang memiliki perhatian pada film, terutama film pendek” ujar dia.
Dalam program ini disebut Fransiska akan terjalin hubungan antar filmmaker antar daerah yang selama ini terputus oleh jarak. Sehingga targetnya kedepan dapat bekerjasama dalam produk kreatif dengan berbagai disiplin ilmu dan keterampilan.
Sementara itu proses seleksi film di Buleleng dilakukan oleh Programmer, Kardian Narayana dari Komunitas Mahima. Proses pengumpulan dan seleksi film berlangsung sejak bulan April hingga Mei lalu. Khusus di Buleleng ada sepuluh film yang diajukan ke programmer untuk mengikuti program Indonesia Raja 2019, hingga akhirnya hanya terpilih lima film.
“Lima film yang terangkum dalam program ini merupakan ekspresi filmmaker yang terlahir secara alami dan akademis. Seluruh film, dalam Indonesia Raja Buleleng 2019, mewakili setiap pergerakan yang dibangun oleh para penggiat film, dari tingkat sekolah menengah atas, perguruan tinggi, komunitas seni dan komunitas desa,” ucap Kardian
Sementara itu sebelum pemuteran dan masuk daftra film pendek Minikino 2019, film yang terpilih masih menjalani penyempurnaan dan subtitle Bahasa Inggris. Pemutaran film pendek itu akan dilakukan di rumah pemutaran film atau komunitas pemerhati film pada pertangahan Juni mendatang.*k23
Komentar