Pertina Badung Kisruh
Kekisruhan berawal saat Ketut Golak terpilih menahkodai FORKI Badung, yang langsung mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Pertina Badung periode 2018-2021.
Buntut Penetapan Tiga Plt Oleh Pengprov
MANGUPURA, NusaBali
Menjelang ajang Porprov Bali XIV/2019 di Kabupaten Tabanan, September nanti, Kepengurusan Pertina Badung diterpa kisruh internal. Kekisruhan itu terjadi buntut rekomendasi Pengprov Pertina Bali, yang yang membentuk Plt 3 sekaligus, yang memicu konflik.
Apalagi ada desas-desus Pertina Badung akan diambil alih induk organisasinya, dalam hal ini KONI Kabupaten Badung. Informasi yang berhasil dihimpun pada Minggu (2/6), kekisruhan terjadi berawal saat Ketum Pertina Badung Ketut Golak terpilih menahkodai FORKI Badung.
Ya, begitu terpilih Ketua Umum Federasi Olahraga Karate Indonesia (FORKI) Badung, Ketut Golak mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Pertina Badung periode 2018-2021.
"Ketut Golak mundur sudah sesuai mekanisme. Karena dari sisi AD/ART tidak boleh rangkap jabatan. Akhirnya Golak mundur sebagai Ketum Pertina Badung dan pilih menahkodai FORKI Badung," ucap sumber dilingkaran pengurus Pertina Badung, Minggu.
Begitu Golak mundur, praktis di Ketum Pertina Badung terjadi kekosongan. Pemicunya berangkat dari hal ini. Seharusnya dari sisi AD/ART Ketua Harian Pino Bahari langsung naik mengisi kekosongan jabatan Ketua Umum yang ditinggalkan Ketut Golak. Namun hal itu tidak terjadi.
Justru KONI Badung memberikan rekomendasi untuk menganulir semua pengurus periode 2018-2021. Penganuliran itu karena kepengurusan Pertina Badung dinilai tidak aktif. Penganuliran itupun diajukan ke Pengprov Pertina Bali, yang akhirnya membalas menganulir semua SK sebelumnya. Selain menganulir, Pengprov Pertina Bali juga mengeluarkan 3 Plt sekaligus.
Plt 1 dijabat Pino Bahari bagian bertanggungjawab secara umum, sedangkan Plt 2 dijabat Beny Pong urusan ke KONI dan selanjutnya Plt 3 Edward Pangkaila mendapat tugas soal ke atlet.
Dikonfirmasi terpisah Sekum Pertina Badung, Charlie Usfunan membenarkan apa yang terjadi di internal Pertina Badung. Tapi dia menyanggah soal problem di kepengurusan.
"Kami di pengurus sebenarnya aktif semua. Dan, tidak ada problem yang berarti. Dalih KONI Badung, Pertina Badung dikatakan tidak menjalankan program KONI, itu tidak benar. Padahal setiap kegiatan kami aktif. Jadi, kami masih tetap sebagai pengurus," tegas Charlie Usfunan.
Charlie Usfunan justru menyebut keputusan Pengprov Pertina Bali sangat aneh. Anehnya kenapa sampai ada Plt 3 orang dengan masing-masing bidangnya. Ini jelas sangat aneh sekali.
"Sesuai AD/ART itu Ketua Harian naik sebagai Ketua Umum. Jika itu dilaksanakan selesai sudah dan tidak ada masalah. Kan yang mundur Ketua Umum Pertina saja. Pengurus yang lainnya kan masih aktif masa jabatannya," tutur Charlie Usfunan.
Efeknya dari semua ini, kasihan atletnya jelang Porprov di Tabanan. Terutama petinju Porprov Badung akhirnya terkendala KTA atau KONI Card. Padahal itu sudah diajukan jauh hari sebelumnya. Namun sampai sekarang belum keluar Koni Card tersebut.
"Kami ini kerja untuk prestasi petinju Badung, kenapa tidak dijalankan sesuai AD/ART organisasi," kata Charlie Usfunan.*dek
Komentar