GTS Institute Bali Diluncurkan
Bangun Generasi Emas yang ‘Good, Trustworthy, dan Smart’
DENPASAR, NusaBali
GTS (Good-Trustworthy-Smart) Institute Bali resmi diluncurkan Jumat (31/5) pagi di Yayasan Amara Bhawana Sastra (ABSA), Banjar Susut Kaja, Desa Susut, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.
Direktur Utama GTS Institute Bali Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MM MH, saat dikonfirmasi di Denpasar, Minggu (2/6), menjelaskan GTS Institut Bali mengusung visi menjadi pusat pembelajaran peningkatan kualitas SDM. Organisasi ini mengedepankan sejumlah misi. Pertama, menyelenggarakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyenangkan bagi generasi emas. Kedua, menyelenggarakan pelatihan keahlian dan keprofesionalan SDM yang beretika. Ketiga, menjadi mitra diskusi pemerintah, swasta, sekolah, masyarakat terkait SDM dan keempat, membuat kajian-kajian.
GTS Institut sebagai bentuk komitmen pihaknya untuk ikut bersama peduli dan bertanggung jawab dan keikutsertaan untuk melahirkan generasi emas. Yakni generasi yang menjadi bagian SDM utama menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang baik (Good), sebagai bangsa yang dapat dipercaya (Trustworthy) dan sebagai bangsa yang cerdas (Smart) di mata dunia. "Spirit Good, Trustworthy, dan Smart menjadi landasan dalam pengelolaan GTS Institute Bali sehingga ke depan akan mampu terus memberikan yang terbaik bagi peningkatan kualitas SDM putra-putri Bali sehingga lahir generasi emas,” kata Tini Gorda yang juga mantan Ketua Perdiknas Denpasar ini.
Peluncuran GTS Institut yang mengusung tema 'Membangun Generasi Emas 2045: Dalam Aksi Ceria Generasi Emas' ini ditandai dengan pelepasan balon GTS yang melambangkan GTS Institute akan semakin melambung ke atas dalam berbagai aktivitasnya ke depan melalui pendidikan untuk generasi penerus bangsa negeri tercinta. Istimewanya dalam balon ini ada semacam doorprize berupa beasiswa pendidikan untuk bersekolah di SMP Nasional dan SMK Teknologi Nasional yang berada di bawah Yayasan Perdiknas (Perhimpunan Pendidikan Nasional). Beasiswa ini didapatkan salah satu siswa yang juga ikut di progam Yayasan Amara Bhawana Sastra (ABSA).
Acara juga diisi sejumlah Aksi Edukasi Sayangi Diri yang dibawakan psikolog AA Ketut Sri Wiraswati MPsi. Lalu Aksi Budaya dari Ketua ABSA I Wayan Juni Artayasa dan Aksi Minat Bakat dari I Putu Galang Dharma Putra MSi.
Para anak-anak ini juga sangat antusias ikut ‘Aksi Koin 1.000 Peduli Sesama’ yang mengajak anak-anak ini termasuk juga para orang tua untuk menyisihkan uang paling tidak Rp 1.000 sehari kemudian dikumpulkan bersama digunakan untuk aksi kepedulian seperti peduli sesama dan peduli lingkungan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Amara Bhawana Sastra (ABSA) I Wayan Juni Artayasa menyambut baik kehadiran GTS Institut yang juga berkolaborasi dengan yayasan yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, agama dan budaya ini. "Kami siap bersinergi dengan GTS dalam meningkatkan kualitas SDM dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat," kata Juni Artayasa didampingi Sekretaris Yayasan Ketut Teja Artha dan Bendahara Yayasan Ni Made Sri Puspayani.
Hadir juga dalam acara ini, perwakilan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Bangli, LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Apik, FAD (Forum Anak Daerah) Bangli, Komunitas Anak Bangsa, IWAPI Bali dan IWAPI Bangli, serta Yayasan Bunga Bali. *isu
Direktur Utama GTS Institute Bali Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MM MH, saat dikonfirmasi di Denpasar, Minggu (2/6), menjelaskan GTS Institut Bali mengusung visi menjadi pusat pembelajaran peningkatan kualitas SDM. Organisasi ini mengedepankan sejumlah misi. Pertama, menyelenggarakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyenangkan bagi generasi emas. Kedua, menyelenggarakan pelatihan keahlian dan keprofesionalan SDM yang beretika. Ketiga, menjadi mitra diskusi pemerintah, swasta, sekolah, masyarakat terkait SDM dan keempat, membuat kajian-kajian.
GTS Institut sebagai bentuk komitmen pihaknya untuk ikut bersama peduli dan bertanggung jawab dan keikutsertaan untuk melahirkan generasi emas. Yakni generasi yang menjadi bagian SDM utama menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang baik (Good), sebagai bangsa yang dapat dipercaya (Trustworthy) dan sebagai bangsa yang cerdas (Smart) di mata dunia. "Spirit Good, Trustworthy, dan Smart menjadi landasan dalam pengelolaan GTS Institute Bali sehingga ke depan akan mampu terus memberikan yang terbaik bagi peningkatan kualitas SDM putra-putri Bali sehingga lahir generasi emas,” kata Tini Gorda yang juga mantan Ketua Perdiknas Denpasar ini.
Peluncuran GTS Institut yang mengusung tema 'Membangun Generasi Emas 2045: Dalam Aksi Ceria Generasi Emas' ini ditandai dengan pelepasan balon GTS yang melambangkan GTS Institute akan semakin melambung ke atas dalam berbagai aktivitasnya ke depan melalui pendidikan untuk generasi penerus bangsa negeri tercinta. Istimewanya dalam balon ini ada semacam doorprize berupa beasiswa pendidikan untuk bersekolah di SMP Nasional dan SMK Teknologi Nasional yang berada di bawah Yayasan Perdiknas (Perhimpunan Pendidikan Nasional). Beasiswa ini didapatkan salah satu siswa yang juga ikut di progam Yayasan Amara Bhawana Sastra (ABSA).
Acara juga diisi sejumlah Aksi Edukasi Sayangi Diri yang dibawakan psikolog AA Ketut Sri Wiraswati MPsi. Lalu Aksi Budaya dari Ketua ABSA I Wayan Juni Artayasa dan Aksi Minat Bakat dari I Putu Galang Dharma Putra MSi.
Para anak-anak ini juga sangat antusias ikut ‘Aksi Koin 1.000 Peduli Sesama’ yang mengajak anak-anak ini termasuk juga para orang tua untuk menyisihkan uang paling tidak Rp 1.000 sehari kemudian dikumpulkan bersama digunakan untuk aksi kepedulian seperti peduli sesama dan peduli lingkungan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Amara Bhawana Sastra (ABSA) I Wayan Juni Artayasa menyambut baik kehadiran GTS Institut yang juga berkolaborasi dengan yayasan yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, agama dan budaya ini. "Kami siap bersinergi dengan GTS dalam meningkatkan kualitas SDM dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat," kata Juni Artayasa didampingi Sekretaris Yayasan Ketut Teja Artha dan Bendahara Yayasan Ni Made Sri Puspayani.
Hadir juga dalam acara ini, perwakilan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Bangli, LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Apik, FAD (Forum Anak Daerah) Bangli, Komunitas Anak Bangsa, IWAPI Bali dan IWAPI Bangli, serta Yayasan Bunga Bali. *isu
1
Komentar