NasDem Siap Pasang Badan buat Dr Somvir
‘Dr Somvir Jadi Sasaran Sesama Kawan’
DENPASAR, NusaBali
Kasus money politics yang menyeret caleg terplih DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng, Dr Somvir, membuat gerah DPW NasDem Bali. Intinya, Partai NasDem siap pasang badan dan melindungi agar sang guru yoga asal India tersebut tetap lolos ke DPRD Bali hasil Pileg 2019.
Juru Bicara DPW NasDem Bali, I Gusti Bagus Eka Subagiartha alias Gus Eka, mengatakan kasus money politics yang menyeret Dr Somvir hingga disidangkan oleh Dewan Kehormatan Penyenggara Pemilu (DKPP) sangat tendensius. Menurut Gus Eka, semua ini adalah pertarungan politik sesama kawan di internal NasDem dalam Pileg 2019. Pasalnya, kasus dugaan money politics ini baru dimunculkan setelah Dr Somvir terpilih ke DPRD Bali, dengan perolehan suara terbanyak di internal caleg NasDem Dapil Buleleng.
“Saya tidak perlu sebutkan panjang lebar pertarungan politik sesama kawan itu, karena kita akan selesaikan di internal. Ini demi menjaga nama dan marwah partai,” tandas Gus Eka dalam keterangan persnya di Denpasar, Senin (3/6).
Gus Eka menegaskan, DPW NasDem Bali pasang badan buat Dr Somvir ketika ada yang mengutak-atik kelolosannya ke kursi legislatif. Alasannya, 1 kursi DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng sudah pasti milik Dr Somvir. Ini hasil Pemilu yang sangat demokratis.
“Kita akan amankan kursi DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng ini. Dari 12 kursi DPRD Bali yang diperebutkan di Dapil Buleleng, bisa mencuri 1 kursi sudah sangat bagus bagi NasDem. Ini prestasi tersendiri di tengah gempuran lawan yang sangat kuat,” papar politisi NasDem asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini.
Menurut Gus Eka, tudingan money politics yang muncul di sidang DKPP hingga menyeret nama Dr Somvir, itu salah alamat. Sebab, tidak ada disebutkan kalau Dr Somvir menyerahkan uang secara langsung kepada Nyoman Redana (pengadu dalam sidang DKPP dengan teradu Ketua Bawaslu Buleleng).
“Yang diadukan dan dilaporkan melakukan money politics adalah Gede Subrata (tim sukses Dr Somvir, Red). Sementara Dr Somvir nggak ada disebut menyerahkan uang dalam kasus tersebut. Lalu, di mananya Dr Somvir bisa didiskualifikasi?” tanya Gus Eka.
“Nah, demi menjaga marwah partai, DPW NasDem Bali akan memberikan pembelaan kalau sampai Dr Somvir dikaitkan dalam kasus tersebut. Dr Somvir sangat loyal dengan partai dan sesama kader di Buleleng. Kami pasang badan buat Dr Somvir,” tandas Gus Eka yang juga menjabat Bendahara DPW NasDem Bali.
Sementara itu, DPD NasDem Buleleng juga siap melindungi Dr Somvir. Berdasarkan rapat pengurus di Sekretariat DPD NasDem Buleleng, Jalan Ahmad Yani Singaraja, Senin kemarin, disimpulkan Dr Somvir lolos ke kursi DPRD Bali 2019-2024 melalui mekanisme Pemilu yang demokratis. Bagi kader NasDem yang tidak puas dengan keberhasilan Dr Somvir, mereka diminta legowo.
Rapat pengurus di Singaraja kemarin dipimpin langsung oleh Ketua DPD NasDem Buleleng, I Made Suparjo. Dalam rapat tersebut, dihadirkan pula jajaran pengurus DPC NasDem Kecamatan se-Buleleng dan anggota Fraksi NasDem DPRD Buleleng.
Made Suparjo menegaskan, 1 kursi DPRD Bali dar NasDem Dapil Buleleng adalah hak Dr Somvir selaku peraih suara terbanyak di internal caleg NasDem. Jatah kursi tersebut tidak bisa digugurkan oleh siapa pun, kecuali ada keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Selama ini, NasDem tidak pernah mengajukan gugatan atas hasil Pemilu 2019.
“Pemilu itu diikuti oleh parpol, bukan pribadi. Yang mampu mengubah hasil pleno KPU itu hanya MK. Saat ini, NasDem tidak ada melakukan gugatan ke MK. Itu artinya kelolosan Dr Somvir ke DPRD Bali sudah keputusan. Jangan lagi ada intrik politik yang dilakukan di internal partai ini,” tegas Made Suparjo.
Politisi NasDem asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini pun meminta agar para kader mulatsarira (introspeksi diri), apa yang menyebabkan kegagalan pada kontestasi Pileg 2019? Apabila masih ngotot, Made Suparjo justru memandang hal itu sudah menyangkut sentimen pribadi.
“Kalau siap bertarung, harus siap dua mental. Yaitu mental kalah dan mental menang. Kalau mental menang tidak perlu disiapkan. Mental kalah ini bagaimana kita mampu menerima, apalagi range (jarak suara) kekalahannya cukup tinggi. Itu antara 12.000 dengan 7.000 suara. Ingat, 5.000 suara itu susah dicari,” sergah Made Suparjo.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, Dr Somvir lolos ke DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng dengan perolehan 11.898 suara. Caleg new comer ini menyisihkan Nyoman Tirtawan, incumbent DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng. Guru yoga asal India ini lolos ke DPRD Bali Dapil Buleleng bersama 11 caleg lainnya dari parpol berbeda.
Mereka masing-masing I Gusti Ayu Aries Sujati (caleg new comer PDIP yang lolos dengan 32.408 suara), I Kadek Setiawan (incumbent PDIP/27.238 suara), Putu Mangku Mertayasa (new comer PDIP/25.829 suara), I Ketut Rochineng (new comer PDIP/25.813 suara), I Gede Kusuma Putra (incumbent PDI/14.770 suara), Dewa Made Mahayadnya (incumbent PDIP/13.615 suara), Nyoman Sugawa Korry (incumbent Golkar/13.312 suara), Ida Gede Komang Kresna Budi (incumbent Golkar/11.535 suara), Komang Nova Sewi Putra (incumbent Demokrat/10.756 suara), I Wayan Arta (new comer Hanura/5.294 suara), dan Jro Nyoman Ray Yusha (new comer Gerindra/4.590 suara).
Dr Somvir merupakan satu dari dua kader NasDem yang berhasil lolos ke DPRD Bali hasil Pileg 2019. Satu kader terpilih lainnya adalah I Wayan Kari Subali, caleg incumbent DPRD Bali dari NasDem Dapil Karangasem.
Di sisi lain, anggota Divisi Hukum Bawaslu Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, mengatakan sidang DKPP terkait dugaan mone politics ini masih fokus soal etik penyelenggaraa Pemilu. “Ini kan masih berproses. Sidang DKPP sudah jalan dan sekarang menunggu proses penyerahan kesimpulan pihak pengadu dan teradu. Nanti akan ada sidang putusan. Kami tetap menunggu sidang putusan,” ujar Raka Sandi di Denpasar, Senin kemarin.
Ditanya apakan putusan DKPP nanti akan dijadikan langkah-langkah ambil keputusan mendiskualifikasi Dr Somvir, menurut Raka Sandi, yang diadukan adalah Ketua Bawaslu Kabupaten Buleleng. “Kami tidak bisa keluarkan rekomendasi buat Dr Somvir. Karena konteks kasusnya berbeda,” tegas Raka Sandi. *nat,k19
Juru Bicara DPW NasDem Bali, I Gusti Bagus Eka Subagiartha alias Gus Eka, mengatakan kasus money politics yang menyeret Dr Somvir hingga disidangkan oleh Dewan Kehormatan Penyenggara Pemilu (DKPP) sangat tendensius. Menurut Gus Eka, semua ini adalah pertarungan politik sesama kawan di internal NasDem dalam Pileg 2019. Pasalnya, kasus dugaan money politics ini baru dimunculkan setelah Dr Somvir terpilih ke DPRD Bali, dengan perolehan suara terbanyak di internal caleg NasDem Dapil Buleleng.
“Saya tidak perlu sebutkan panjang lebar pertarungan politik sesama kawan itu, karena kita akan selesaikan di internal. Ini demi menjaga nama dan marwah partai,” tandas Gus Eka dalam keterangan persnya di Denpasar, Senin (3/6).
Gus Eka menegaskan, DPW NasDem Bali pasang badan buat Dr Somvir ketika ada yang mengutak-atik kelolosannya ke kursi legislatif. Alasannya, 1 kursi DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng sudah pasti milik Dr Somvir. Ini hasil Pemilu yang sangat demokratis.
“Kita akan amankan kursi DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng ini. Dari 12 kursi DPRD Bali yang diperebutkan di Dapil Buleleng, bisa mencuri 1 kursi sudah sangat bagus bagi NasDem. Ini prestasi tersendiri di tengah gempuran lawan yang sangat kuat,” papar politisi NasDem asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini.
Menurut Gus Eka, tudingan money politics yang muncul di sidang DKPP hingga menyeret nama Dr Somvir, itu salah alamat. Sebab, tidak ada disebutkan kalau Dr Somvir menyerahkan uang secara langsung kepada Nyoman Redana (pengadu dalam sidang DKPP dengan teradu Ketua Bawaslu Buleleng).
“Yang diadukan dan dilaporkan melakukan money politics adalah Gede Subrata (tim sukses Dr Somvir, Red). Sementara Dr Somvir nggak ada disebut menyerahkan uang dalam kasus tersebut. Lalu, di mananya Dr Somvir bisa didiskualifikasi?” tanya Gus Eka.
“Nah, demi menjaga marwah partai, DPW NasDem Bali akan memberikan pembelaan kalau sampai Dr Somvir dikaitkan dalam kasus tersebut. Dr Somvir sangat loyal dengan partai dan sesama kader di Buleleng. Kami pasang badan buat Dr Somvir,” tandas Gus Eka yang juga menjabat Bendahara DPW NasDem Bali.
Sementara itu, DPD NasDem Buleleng juga siap melindungi Dr Somvir. Berdasarkan rapat pengurus di Sekretariat DPD NasDem Buleleng, Jalan Ahmad Yani Singaraja, Senin kemarin, disimpulkan Dr Somvir lolos ke kursi DPRD Bali 2019-2024 melalui mekanisme Pemilu yang demokratis. Bagi kader NasDem yang tidak puas dengan keberhasilan Dr Somvir, mereka diminta legowo.
Rapat pengurus di Singaraja kemarin dipimpin langsung oleh Ketua DPD NasDem Buleleng, I Made Suparjo. Dalam rapat tersebut, dihadirkan pula jajaran pengurus DPC NasDem Kecamatan se-Buleleng dan anggota Fraksi NasDem DPRD Buleleng.
Made Suparjo menegaskan, 1 kursi DPRD Bali dar NasDem Dapil Buleleng adalah hak Dr Somvir selaku peraih suara terbanyak di internal caleg NasDem. Jatah kursi tersebut tidak bisa digugurkan oleh siapa pun, kecuali ada keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Selama ini, NasDem tidak pernah mengajukan gugatan atas hasil Pemilu 2019.
“Pemilu itu diikuti oleh parpol, bukan pribadi. Yang mampu mengubah hasil pleno KPU itu hanya MK. Saat ini, NasDem tidak ada melakukan gugatan ke MK. Itu artinya kelolosan Dr Somvir ke DPRD Bali sudah keputusan. Jangan lagi ada intrik politik yang dilakukan di internal partai ini,” tegas Made Suparjo.
Politisi NasDem asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini pun meminta agar para kader mulatsarira (introspeksi diri), apa yang menyebabkan kegagalan pada kontestasi Pileg 2019? Apabila masih ngotot, Made Suparjo justru memandang hal itu sudah menyangkut sentimen pribadi.
“Kalau siap bertarung, harus siap dua mental. Yaitu mental kalah dan mental menang. Kalau mental menang tidak perlu disiapkan. Mental kalah ini bagaimana kita mampu menerima, apalagi range (jarak suara) kekalahannya cukup tinggi. Itu antara 12.000 dengan 7.000 suara. Ingat, 5.000 suara itu susah dicari,” sergah Made Suparjo.
Berdasarkan hasil Pileg 2019, Dr Somvir lolos ke DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng dengan perolehan 11.898 suara. Caleg new comer ini menyisihkan Nyoman Tirtawan, incumbent DPRD Bali dari NasDem Dapil Buleleng. Guru yoga asal India ini lolos ke DPRD Bali Dapil Buleleng bersama 11 caleg lainnya dari parpol berbeda.
Mereka masing-masing I Gusti Ayu Aries Sujati (caleg new comer PDIP yang lolos dengan 32.408 suara), I Kadek Setiawan (incumbent PDIP/27.238 suara), Putu Mangku Mertayasa (new comer PDIP/25.829 suara), I Ketut Rochineng (new comer PDIP/25.813 suara), I Gede Kusuma Putra (incumbent PDI/14.770 suara), Dewa Made Mahayadnya (incumbent PDIP/13.615 suara), Nyoman Sugawa Korry (incumbent Golkar/13.312 suara), Ida Gede Komang Kresna Budi (incumbent Golkar/11.535 suara), Komang Nova Sewi Putra (incumbent Demokrat/10.756 suara), I Wayan Arta (new comer Hanura/5.294 suara), dan Jro Nyoman Ray Yusha (new comer Gerindra/4.590 suara).
Dr Somvir merupakan satu dari dua kader NasDem yang berhasil lolos ke DPRD Bali hasil Pileg 2019. Satu kader terpilih lainnya adalah I Wayan Kari Subali, caleg incumbent DPRD Bali dari NasDem Dapil Karangasem.
Di sisi lain, anggota Divisi Hukum Bawaslu Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, mengatakan sidang DKPP terkait dugaan mone politics ini masih fokus soal etik penyelenggaraa Pemilu. “Ini kan masih berproses. Sidang DKPP sudah jalan dan sekarang menunggu proses penyerahan kesimpulan pihak pengadu dan teradu. Nanti akan ada sidang putusan. Kami tetap menunggu sidang putusan,” ujar Raka Sandi di Denpasar, Senin kemarin.
Ditanya apakan putusan DKPP nanti akan dijadikan langkah-langkah ambil keputusan mendiskualifikasi Dr Somvir, menurut Raka Sandi, yang diadukan adalah Ketua Bawaslu Kabupaten Buleleng. “Kami tidak bisa keluarkan rekomendasi buat Dr Somvir. Karena konteks kasusnya berbeda,” tegas Raka Sandi. *nat,k19
1
Komentar