315.633 Pemudik Keluar Bali Melalui Gilimanuk
Jumlah Arus Mudik dari Bali Meningkat Dibanding Lebaran Tahun Lalu
NEGARA, NusaBali
Selama lima hari arus mudik Lebaran 2019 dari H-7 hingga H-3, terdata sebanyak 315.633 penumpang yang meninggalkan Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana. Ini jauh meningkat dan lebih banyak 36.035 orang atau 12,9 persen dibanding arus mudik periode sama Lebaran tahun 2018 yang jumlahnya mencapai 279.598 penumpang.
Terhitung sejak Rabu (29/5) hingga H-3 Lebaran, Senin (3/6) pagi pukul 08.00 Wita, bukan hanya jumlah penumpang yang meningkat dan menyeberang ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur melalui Pelabuhan Gilimanuk. Jumlah kendaraan roda dua dan roda empat yang meninggalkan Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk juga meningkat dibanding periode sama arus mudik Lebaran tahun 2018 lalu.
Data yang dihimpun NusaBali di Pelabuhan Gilimanuk, Senin kemarin, kendaraan roda dua yang menyeberang ke Pelabuhan Ketapang sejak H-7 Lebaran tahun 2019 mencapai 64.320 unit. Ini meningkat 12,10 persen dibanding periode sama arus mudik Lebaran tahun 2018 yang mencapai 57.376 unit kendaraan roda dua.
Sedangkan kendaraan roda empat yang menyeberang ke Pelabuhan Ketapang dari Pelabuhan Gilimanuk sejak H-7 Lebaran tahun 2019, mencapai 35.063 unit. Ini meningkat 13,00 persen dibanding periode sama arus mudik Lebaran tahun 2018 yang mencapai 57.376 unit kendaraan roda empat.
Menurut Manajer Usaha ASDP Pelabuhan Gilimanuk, Agus Supriyatno, sesuai data produksi mulai H-7 hingga H-3 Angkutan Lebaran tahun 2019 ini, jumlah penumpang maupun kendaraan terbanyak yang menyeberang ke Pelabuhan Ketapang tercatat pada H-3 Lebaran, Senin kemarin. Rinciannya, 77.217 penumpang dengan 16.090 unit kendaraan roda roda dan 8.434 unit kendaraan roda empat.
Agus Supriyanto memprediksi kepadatan arus keluar Bali pada H-3 Lebaran menjadi puncak arus mudik tahun 2019 ini. Sedangkan untuk angkutan Lebaran tahun 2018 lalu, puncak arus mudik terjadi pada H-2 Lebaran, yakni sebanyak 80.182 penumpang dengan 17.854 uni kendaraan roda dua dan 8.315 unit kendaraan roda empat.
“Kalau dibandingkan puncak arus mudik tahun lalu (H-2 Lebaran 2018), jumlah penumpang maupun kendaraan roda dua pada H-3 Lebaran tahun 2019 ini memang lebih sedikit. Tapi, kalau diambil secara total sejak H-7 sampai H-3 Lebaran, jumlah penumpang maupun kendaraan yang meninggalkan Bali lewat Pelabuhan Gilimanuk tahun ini meningkat dibanding Lebaran 2018,” papar Agus Supriyanti saat dikonfirmasi NusaBali di Gilimanuk, Senin kemarin.
Sementara itu, pemantauan NusaBali, arus penumpang yang meninggalkan Pelabuhan Gilimanuk sudah kembali normal, Senin sore. Tidak ada lagi antrean mobil sampai di areal Terminal Kargo Gilimanuk maupun jalan gang tembus menuju pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk. Begitu juga antrean truk dan bus yang sempat mengular di Jalan Nasional menuju loket Dermaga LCM Gilimanuk, sudah tidak terlihat lagi.
“Penumpang sudah lebih normal dibanding kemarin (Minggu). Tidak tahu malam nanti (tadi malam. Tapi, kalau prediksi kami, H-2 hari ini dibanding H-3 maupun hari-hari sebelumnya, sudah jauh lebih berkurang,” katanya.
Mengenai bantuan kapal berdaya tampung besar, yakni KMP Drajat Paciran, menurut Agus Supriyanto, informasinya kapal tersebut memang sudah diberangkatkan ke Gilimanuk. Namun, faktanya belum datang sampai Senin kemarin. “Kalau toh datang memasuki H-2 Lebaran, bantuan KMP Drajat Paciran tidak efektif, mengingat puncak arus mudik Lebaran sudah lewat,” tandas Agus Supryanto. *ode
Terhitung sejak Rabu (29/5) hingga H-3 Lebaran, Senin (3/6) pagi pukul 08.00 Wita, bukan hanya jumlah penumpang yang meningkat dan menyeberang ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur melalui Pelabuhan Gilimanuk. Jumlah kendaraan roda dua dan roda empat yang meninggalkan Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk juga meningkat dibanding periode sama arus mudik Lebaran tahun 2018 lalu.
Data yang dihimpun NusaBali di Pelabuhan Gilimanuk, Senin kemarin, kendaraan roda dua yang menyeberang ke Pelabuhan Ketapang sejak H-7 Lebaran tahun 2019 mencapai 64.320 unit. Ini meningkat 12,10 persen dibanding periode sama arus mudik Lebaran tahun 2018 yang mencapai 57.376 unit kendaraan roda dua.
Sedangkan kendaraan roda empat yang menyeberang ke Pelabuhan Ketapang dari Pelabuhan Gilimanuk sejak H-7 Lebaran tahun 2019, mencapai 35.063 unit. Ini meningkat 13,00 persen dibanding periode sama arus mudik Lebaran tahun 2018 yang mencapai 57.376 unit kendaraan roda empat.
Menurut Manajer Usaha ASDP Pelabuhan Gilimanuk, Agus Supriyatno, sesuai data produksi mulai H-7 hingga H-3 Angkutan Lebaran tahun 2019 ini, jumlah penumpang maupun kendaraan terbanyak yang menyeberang ke Pelabuhan Ketapang tercatat pada H-3 Lebaran, Senin kemarin. Rinciannya, 77.217 penumpang dengan 16.090 unit kendaraan roda roda dan 8.434 unit kendaraan roda empat.
Agus Supriyanto memprediksi kepadatan arus keluar Bali pada H-3 Lebaran menjadi puncak arus mudik tahun 2019 ini. Sedangkan untuk angkutan Lebaran tahun 2018 lalu, puncak arus mudik terjadi pada H-2 Lebaran, yakni sebanyak 80.182 penumpang dengan 17.854 uni kendaraan roda dua dan 8.315 unit kendaraan roda empat.
“Kalau dibandingkan puncak arus mudik tahun lalu (H-2 Lebaran 2018), jumlah penumpang maupun kendaraan roda dua pada H-3 Lebaran tahun 2019 ini memang lebih sedikit. Tapi, kalau diambil secara total sejak H-7 sampai H-3 Lebaran, jumlah penumpang maupun kendaraan yang meninggalkan Bali lewat Pelabuhan Gilimanuk tahun ini meningkat dibanding Lebaran 2018,” papar Agus Supriyanti saat dikonfirmasi NusaBali di Gilimanuk, Senin kemarin.
Sementara itu, pemantauan NusaBali, arus penumpang yang meninggalkan Pelabuhan Gilimanuk sudah kembali normal, Senin sore. Tidak ada lagi antrean mobil sampai di areal Terminal Kargo Gilimanuk maupun jalan gang tembus menuju pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk. Begitu juga antrean truk dan bus yang sempat mengular di Jalan Nasional menuju loket Dermaga LCM Gilimanuk, sudah tidak terlihat lagi.
“Penumpang sudah lebih normal dibanding kemarin (Minggu). Tidak tahu malam nanti (tadi malam. Tapi, kalau prediksi kami, H-2 hari ini dibanding H-3 maupun hari-hari sebelumnya, sudah jauh lebih berkurang,” katanya.
Mengenai bantuan kapal berdaya tampung besar, yakni KMP Drajat Paciran, menurut Agus Supriyanto, informasinya kapal tersebut memang sudah diberangkatkan ke Gilimanuk. Namun, faktanya belum datang sampai Senin kemarin. “Kalau toh datang memasuki H-2 Lebaran, bantuan KMP Drajat Paciran tidak efektif, mengingat puncak arus mudik Lebaran sudah lewat,” tandas Agus Supryanto. *ode
Komentar