Bocah Indah Berliana Masih Hilang, Bibinya Dikubur Dinihari Tadi
Versi Jro Mangku Made Buda, Pantai Angle Billabong di Desa Bunga Mekar, Nusa Penida dijaga wong samar, hingga memiliki aroma mistis dengan banyak pantangan yang tak boleh dilanggar
Pasca Musibah Sekeluarga Digulung Ombak di Pantai Angle Billabong, Nusa Penida
SEMARAPURA, NusaBali
Bocah SD asal Banjar Cemulik, Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Ni Kadek Indah Berliana, 8, belum juga ditemukan sejak hilang tenggelam digulung ombak saat rekreasi di Pantai Angle Billabong, Banjar Sompang, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida, Kamis (2/6) sore. Hingga Minggu (5/6), upaya pencarian korban masih terus dilakukan. Sedangkan jenazah bibinya, Ni Ketut Lastri, yang telah ditemukan sehari pasca musibah, dimakamkan keluarganya pada Soma Paing Kelawu, Senin (6/6) dinihari tadi.
Kasi Operasi (Ops) Basarnas Bali, I Gede Darmada, mengatakan pihaknya sudah berusaha melakukan pencarian terhadap korban Kadek Indah Berliana selama tiga hari berturut-turut, sejak Jumat (3/6) pagi. Pencarian hari ketiga. Minggu kemarin, dimulai sejak pagi pukul 07.30 Wita, dengan mengerahkan 16 petugas Basarnas menggunakan satu perahu karet (diisi 6 petugas) dan satu kapal motor cepat (berisi 10 petugas).
Menurut Gede Darmada, petugas Basarnas berkekuatan 16 personel ini melakukan penyisiran mulai start di Pelabuhan Bonoa (Denpasar Selatan) hingga perairan Nusa Penida dan sekitarnya, termasuk mengitari kawasan Pantai Angle Billabong. “Kalau di dekat tebing tersebut, hempasan gelombang memang tinggi, sehingga kita menjaga jarak aman,” ungkap Darmada saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu malam.
Sayangnya, kata Darmada, hingga tadi malam korban Kadek Indah Berliana belum ditemukan. Padahal, pihaknya kemarin juga sempat melakukan pencarian hingga ke Pantai Pengalon, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Karangasem di mana jasad korban Ketut Lastri ditemukan terdampar, Jumat (3/6) pagi pukul 10.30 Wita. Untuk itu, kata Darmada, pihaknya juga kembali berkoordinasi dengan Polsek Nusa Penida, Pol Air, dan satuan lainnya untuk bersama-sama memantau situasi.
“Kami juga menyampaikan kepada pelaku wisata dan wisatawan yang berlibur di Nusa Penida, agar segera melapor jika menemukan korban,” tandas Darmada sembari berjanji pecarian bocah SD berusia 8 tahun ini akan terus dilakukan dalam beberapa hari ke depan.
Bocah Kadek Indah Berliana sebelumnya tenggelam pasca digulung omak besar saat rekreasi bersama bibinya, Ni Ketut Lastri, di Pantai Angel Billabong, Banjar Sompang, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida, Kamis sore pukul 17.30 Wita. Saat itu, keponakan dan bibinya ini rekreasi bersama 3 kerabat lainnya, yakni Bride Wiliam, 40 (bule asal Australia yang merupakan suami dari korban Ni Ketut Lastri, menikah 6 bulan lalu), Ni Putu Adi Saraswati, 24, dan Ni Luh Novia Dewi.
Korban Indah Berliana dan Ketut Lastri langsung hilang tenggelam, sementara 3 orang lainnya berhasil selamat dari maut setelah berpegangan ke tebing pasca sempat terhempas ombak beberapa meter. Jasad ketut lastri kemudian ditemukan terdampar di Pantai Pengalon, Jumat pagi, sementaa korban Indah Berliana hingga kini masih hilang.
Bocah Indah Berliana sendiri merupakan anak kedua dari tiga bersaudara keluarga pasangan I Komang Astawan dan Ni Wayan Wati. Ibundanya, Ni Wayan Wati, merupakan kakak kandung dari korban Ketut Lastri.
Menurut salah satu bibi bocah Indah Berliana yakni Ni Kadek Sarianti, keponakannya yang hilang tenggelam ini baru pindah dari Kalimantan ke Nusa Penida sejak sebulan lalu. Selama ini, Indah Berliana dan orangtuanya transmigrasi ke Kalimantan. Namun, begitu duduk di bangku Kelas II SD di Kalimantan, bocah Indah Berliana tiba-tiba tidak mau sekolah. Bocah perempuan berusia 8 tahun ini merengek minta sekolah di kampung halamannya di Nusa Penida. Orangtuanya pun tidak bisa menghalangi permintaan putrinya.
“Jadi, baru sebulan lalu Kadek Indah Berliana sekolah SD di sini (Nusa Penida),” cerita Kadek Sumantri saat dikonfirmasi NusaBali di kediamannya di Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Minggu kemarin.
Kadek Sumantri men yatakan, bagitu mendengar Indah Berliana hilang diterjang ombak besar di Pantai Angel Billabong, ayahnya yakni Komang Astawan langsung pulang dari Kalimantan ke Nusa Penida. Sedangkan ibunda korban, Wayan Wati, tidak ikut pulang ke tanah leluhur karena masih dalam kondisi hamil dan shock atas musibah yang menimpa putri ciliknya.
Kadek Sumantri mengatakan, pihak keluarga sudah menempuh upaya niskala untuk mencari korban Indah Berliana. Termasuk nonas baos (petunjuk niskala) kepada balian (orang pintar). “Dari peneropongan niskala orang pintar, tubuh Kadek Indah Berliana masih berada di areal perairan Desa Bunga Mekar, Nusa Penida,” papar bibi korban ini.
Di sisi lain, jenazah korban Ketut Lastri telah dikuburkan keluarganya di Setra Desa Pakraman Sakti, Senin dinihari tadi. Menurut Bendesa Pakraman Sakti, I Made Nonrawan, jnazah Ketut Lastri sudah dipulangkan dari RSUD Klungkung ke rumah duka di Banjar Cemulik, Desa Sakti, Sabtu (4/6) siang sekitar pukul 13.00 Wita.
Jenazah perempuan yang menikah dengan bule Australia ini diangkut menyeberangi lautan menggunakan Kapal Roro Nusa Jaya Abadi milik Pemkab Klungkung. “Pemakamannya digelar Senin dinihari pukul 01.30 Wita, agar tidak betepatan dengan rahina Tilem (5 mei 2016),” ujar Bendesa Made Nonrawan saat dikonfirmasi terpisah, tadi malam.
Sementara itu, Angle Billabong di Banjar Sompang, Desa Bunga Mekar, Kecamatan Nusa Penida di mana bibi dan keponakannya tenggelam digulung ombak, dikenal punya aroma mistis. Ada banyak pantangan yang tak boleh dilanggar pengunjung pantai, seperti tak boleh berkata kotor, jangan berbuat asusila.
Menurut Pamangku Pura Batumelawang, Nusa Penida, Jro Mangku Made Buda, aroma mistis ini diyakini karena kawasan pantai tersebut dijaga oleh wong samar (makhluk halus), yang kerap menampakkan diri dalam wujud wanita. Konon, wanita wong samar ini kerap terlihat mandi di pantai, namun langsung lenyap dari pandangan begitu didekati.
Karena keberadaan wong samar itu, banyak pantangan yang tak boleh dilanggar. Jika dilanggar, akibatnya bisa celaka. tak heran jika selama ini sering terjadi musibah di pantai Angle Billabong, seperti jatuh terpeleset atau diterjang ombak hingga tenggelam. Menurut Jro Mangku Buda, sebaiknya permisi secara niskala terlebih dulu seperti colek tanah ke kening saat berkunjung ke pantai yang keramat ini. “Sesuai dengan cerita Babad Nusa, penguasa Nusa Penida membentengi wilayahnya dari pengaruh negatif dengan wong samar,” ujar Jro Mangku Buda, Minggu kemarin. 7 w
Komentar