WTS Resahkan Perbekel se-Kecamatan Melaya
Sejumlah perbekel (kepala desa) di Kecamatan Melaya, Jembrana, dibuat resah oleh oknum yang mengaku sebagai wartawan Mabes Polri.
NEGARA, NusaBali
Oknum wartawan suratkabar (WTS) ini kerap menyasar proyek di desa dengan dalih investigasi yang berujung minta uang bensin. Keresahan ini terungkap saat rapat koordinasi Forum Perbekel/Lurah se-Kecamatan Melaya di Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, Senin (6/6).
Hadir dalam rapat koordinasi itu, Camat Melaya Putu Eka Suarnama, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMD) Jembrana I Nengah Ledang, Kapolsek Melaya AKP Ketut Darmita, serta Kapolsek Kawasan Laut Gilimanuk AKP Anak Agung Arka. Menurut sejumlah perbekel, oknum wartawan itu sudah bergreliya hampir setahun di Melaya. Dalam aksinya, oknum itu mendatangi lokasi proyek untuk mencari pimpinan proyek (pimpro). Kemudian kepada para pimpinan proyek disebutkan telah memiliki masalah. Tersering, dalihnya bawa-bawa nama warga sekitar.
Perbekel Nusasari I Wayan Ardana mengaku sekitar empat hari lalu didatangi oknum wartawan yang mengaku berasal dari Denpasar. Oknum wartawan itu mendatangi salah satu proyek pengerjaan jalan di desanya. Dikatakan, material proyek mengganggu aktivitas warga sekitar. Padahal tidak ada keluhan dari warganya. “Pokoknya seperti sengaja mencari-cari masalah,” ujarnya.
Perbekel Melaya I Made Mara mengatakan, selain mencari kegiatan proyek, oknum wartawan sempat memeras pengusaha di Banjar Sumbersari sebesar Rp 5 Juta. Modusnya, oknum wartawan yang membawa identitas berlambang Polri itu juga membawa-bawa nama warga sekitar. “Sampai-sampai warga kami mau bertindak anarkis kalau ketemu orangnya. Jadi kami harap bisa disikapi. Apakah memang benar orang yang membawa-bawa nama Mabes Polri seperti itu,” katanya.
Di samping yang mengaku dari Mabes Polri, sejumlah perbekel di Melaya juga didatangi oknum wartawan dengan modus serupa. Wartawan yang mengaku dari media dengan nama cukup asing itu berdalih mengorek-orek permasalahan. Tetapi ujung-ujungnya, oknum wartawan yang lebih dari satu orang itu secara terbuka meminta uang untuk membeli bensin.
Kapolsek Melaya AKP Ketut Darmita mengaku sempat mendengar informasi tersebut. Bahkan, salah satu anggotanya sempat ditakut-takuti oknum serupa. Masalahnya, ketika kegiatan yustisi, anggotanya disuguhi kopi dan diancam akan dilaporkan ke Mabes Polri. “Mungkin karena bawa nama Mabes Polri, jadi tidak direpons anggota kami. Tetapi memang tidak ada pemerasan waktu itu,” terangnya di hadapan perbekel.
Mengingat sudah meresahkan, pihaknya berharap para perbekel segera melapor ketika ada oknum wartawan yang memeras. Harapan itu, juga diminta dapat disampaikan kepada para warga. “Nanti kalau memang memeras, kami harap segera dilaporkan, biar bisa kami proses,” harapnya. Terpisah, Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Gusti Made Sudarma Putra berjanji menelusuri informasi tersebut. Apalagi sampai membawa nama Mabes Polri. “”Bisa jadi gadungan. Kalau beraksi lagi, segera laporkan,” pintanya. 7 ode
Komentar