Orangtua Siswa Keluhkan Aturan Tak Ikut Tirtayatra Bayar Setengah
Kegiatan Tirtayatra dan acara pelepasan siswa kelas IX di SMPN 1 Banjar, Buleleng, menuai protes dari sejumlah orangtua siswa.
SINGARAJA, NusaBali
Protes muncul dari orangtua yang anaknya tidak ikut Tirtayatra, namun tetap diminta membayar setengah dari total biaya yang dikenakan.
Siswa yang tak ikut dalam kegiatan Tirtayatra itu tetap dikenakan biaya Rp 75.000. Sedangkan yang ikut kegiatan membayar uang transportasi, makan, dan biaya banten, total Rp 150.000. “Kenapa yang tidak ikut tetap bayar. Setahu saya kalau di sekolah lain, anak yang tidak ikut, ya tidak membayar. Banyak juga orangtua yang mengeluh, terutama yang tidak mampu,” ujar salah satu orangtua siswa yang enggan namanya dikorankan, Selasa (11/6).
Kegiatan Tirtayatra sekaligus upacara pelepasan siswa kelas IX tersebut dilaksanakan Selasa (11/6), ke Pura Sakenan, Denpasar dan Pengelipuran, Bangli. Kepala SMPN 1 Banjar Wayan Sutarjana, dikonfirmasi terpisah melalui telepon, Selasa sore kemarin, aturan ‘siswa kelas IX yang tidak ikut Tirtayatra tetap bayar setengah’ itu sudah diputuskan dalam rapat orangtua siswa bersama komite dan pihak sekolah. Kegiatan ini juga sudah ada izin dari pengawas dan pemberitahuan ke Kabid SMP. Jelas dia, keputusan rapat menyepakati siswa kelas IX wajib ikut Tirtayatra dengan syarat yang tidak ikut bayar setengah membiayai yang ikut. ‘’Mungkin orangtua yang tidak setuju itu, waktu rapat tersebut tidak hadir,” jelas Sutarjana.
Dia mengatakan Tirtayatra dan acara pelepasan siswa kelas IX diikuti 380 siswa dari total 415 siswa kelas IX. Mereka didampingi para guru, perwakilan komite, dan sejumlah pegawai. Sutarjana yang didampingi Ketua Komite SMPN 1 Banjar Made Suartana menjelaskan setengah biaya yang disetor siswa yang tidak ikut kegiatan itu dialokasikan untuk mensubsidi kegiatan.
Ketua Komite Suartana menambahkan setengah biaya yang dibebankan kepada siswa yang tidak ikut itu mengingat sekolah tidak mengangkat harga paket Tirtayatra yang disepakati dengan perusahaan transportasi. Sehingga hitungannya setiap orang dikenakan tariff Rp 150.000. Uang makan dan biaya banten yang belum tercover dalam biaya Tirtayatra tersebut. “Kami sempat tawar menawar dengan perusahaan bus, karena kami juga sadar keadaan ekonomi orangtua siswa. Awalnya, Rp 200.000 per orang, menjadi Rp 150.000. Kami pesan bus penuh atau tidak penuh, kan harus tetap bayar penuh,” kata Suartana.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Gde Dharmaja, dikonfirmasi terpisah, mengaku belum menerima laporan tersebut. “Belum kami terima infonya, nanti akan kami telusuri dulu,” singkatnya.
Ketua Dewan Pengawas Pendidikan Kabupaten Buleleng I Gusti Ngurah Agung mengaku sudah mendapat laporan terkait keberatan orangtua siswa itu. Dia mengaku sudah menyampaikan kepada Kepala Disdikpora Buleleng untuk segera disikapi secara bijak. “Program tour ini dulu sempat dipending, tetapi nampaknya masih jalan. Sebenarnya program tour atau Tirtayatra itu fleksibel sekali, bisa dilaksanakan dengan syarat ada persetujuan orangtua siswa, tidak memaksa dan tidak memberatkan,” ungkap Ngurah Agung.*k23
Siswa yang tak ikut dalam kegiatan Tirtayatra itu tetap dikenakan biaya Rp 75.000. Sedangkan yang ikut kegiatan membayar uang transportasi, makan, dan biaya banten, total Rp 150.000. “Kenapa yang tidak ikut tetap bayar. Setahu saya kalau di sekolah lain, anak yang tidak ikut, ya tidak membayar. Banyak juga orangtua yang mengeluh, terutama yang tidak mampu,” ujar salah satu orangtua siswa yang enggan namanya dikorankan, Selasa (11/6).
Kegiatan Tirtayatra sekaligus upacara pelepasan siswa kelas IX tersebut dilaksanakan Selasa (11/6), ke Pura Sakenan, Denpasar dan Pengelipuran, Bangli. Kepala SMPN 1 Banjar Wayan Sutarjana, dikonfirmasi terpisah melalui telepon, Selasa sore kemarin, aturan ‘siswa kelas IX yang tidak ikut Tirtayatra tetap bayar setengah’ itu sudah diputuskan dalam rapat orangtua siswa bersama komite dan pihak sekolah. Kegiatan ini juga sudah ada izin dari pengawas dan pemberitahuan ke Kabid SMP. Jelas dia, keputusan rapat menyepakati siswa kelas IX wajib ikut Tirtayatra dengan syarat yang tidak ikut bayar setengah membiayai yang ikut. ‘’Mungkin orangtua yang tidak setuju itu, waktu rapat tersebut tidak hadir,” jelas Sutarjana.
Dia mengatakan Tirtayatra dan acara pelepasan siswa kelas IX diikuti 380 siswa dari total 415 siswa kelas IX. Mereka didampingi para guru, perwakilan komite, dan sejumlah pegawai. Sutarjana yang didampingi Ketua Komite SMPN 1 Banjar Made Suartana menjelaskan setengah biaya yang disetor siswa yang tidak ikut kegiatan itu dialokasikan untuk mensubsidi kegiatan.
Ketua Komite Suartana menambahkan setengah biaya yang dibebankan kepada siswa yang tidak ikut itu mengingat sekolah tidak mengangkat harga paket Tirtayatra yang disepakati dengan perusahaan transportasi. Sehingga hitungannya setiap orang dikenakan tariff Rp 150.000. Uang makan dan biaya banten yang belum tercover dalam biaya Tirtayatra tersebut. “Kami sempat tawar menawar dengan perusahaan bus, karena kami juga sadar keadaan ekonomi orangtua siswa. Awalnya, Rp 200.000 per orang, menjadi Rp 150.000. Kami pesan bus penuh atau tidak penuh, kan harus tetap bayar penuh,” kata Suartana.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Gde Dharmaja, dikonfirmasi terpisah, mengaku belum menerima laporan tersebut. “Belum kami terima infonya, nanti akan kami telusuri dulu,” singkatnya.
Ketua Dewan Pengawas Pendidikan Kabupaten Buleleng I Gusti Ngurah Agung mengaku sudah mendapat laporan terkait keberatan orangtua siswa itu. Dia mengaku sudah menyampaikan kepada Kepala Disdikpora Buleleng untuk segera disikapi secara bijak. “Program tour ini dulu sempat dipending, tetapi nampaknya masih jalan. Sebenarnya program tour atau Tirtayatra itu fleksibel sekali, bisa dilaksanakan dengan syarat ada persetujuan orangtua siswa, tidak memaksa dan tidak memberatkan,” ungkap Ngurah Agung.*k23
Komentar