nusabali

Wakil Buleleng Setuju Reklamasi Bandara Terapung

  • www.nusabali.com-wakil-buleleng-setuju-reklamasi-bandara-terapung

Rencana pembangunan Bandara Internasional di Atas Laut (Terapung) di Buleleng kian mendekati gol.

Usul Jalan Terowongan Rute Denpasar-Singaraja

DENPASAR, NusaBali
Setelah Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana tandatangani rekomendasi, kini para anggota DPRD Bali Dapil Buleleng kompak nyatakan setuju dilakukan reklamasi untuk membangun Bandara Terapung.

Persetujuan wakil rakyat Buleleng di DPRD Bali 2014-2019 terhadap wacana reklamasi untuk pembangunan Bandara Terapung di Gumi Panji Sakti ini disampaikan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng, I Ketut Kariyasa Adnyana, di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Senin (6/6). ”Kalau pemerintah komitmen untuk membuat Bandara Terapung di Buleleng, saya setuju dilakukan reklamasi. Karena jelas dengan konsep Bandara Terapung, bisa membangun sebuah estetika keindahan dan penyelamatan lingkungan,” ujar Kariyasa Adnyana.

Penyelamatan lingkungan yang dimaksud Kariyasa Adnyana, pembangunan Bandara Terapung tidak mencaplok lahan pertanian. “Mau reklamasi, saya sepakat, sepanjang kajiannya memenuhi syarat. Selama ini, kita terus berkoar pertahankan lahan pertanian. Tapi, nyatanya sawah-sawah dicaplok untuk pembangunan,” tandas politisi PDIP asal Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Buleleng Barat ini.

Kariyasa menyebutkan, wacana membangun Bandara Buleleng sudah sangat mendesak untuk diwujudkan. Sebab, ini akan memberikan benefit pada pemerataan pembangunan Bali Utara dan Bali Selatan. “Sekarang, Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban (Kecamatan Kuta, Badung) sudah seperti pasar malam, krodit. Sudah layak dikembangkan juga bandara di Bali Utara,” papar anggota Komisi III DPRD Bali yang membidangi pembangunan dan lingkungan hidup ini.

Menurut Kariyasa, tidaklah sama persoanal reklamasi untuk Bandara Terapung di Buleleng dengan wacana reklamasi Teluk Benoa (Kecamatan Kuta Selatan, Badung) yang undang pro dan kontra itu. “Sosialisasikan dengan krama Buleleng, sodorkan kajian. Kalau memenuhi syarat dari aspek lingkungan dan sosial budaya, saya yakin krama Buleleng akan welcome,” tegas poliyisi alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini.

Kariyasa pun meminta Pemprov Bali memperjuangkan adanya infrastruktur untuk melancarkan transportasi dari Bali Selatan ke Bali Utara. “Jalan tol harus dibangun dulu. Bagaimana mau mendatangkan 7 juta turis ke Bali, kalau infrastruktur kita sangat kurang? Turis diajak naik kendaraan jauh berjam-jam ke Bali Utara, males mereka. Solusinya, ya bandara dan jalan tol itu,” kata Kariyasa.

Kariyasa Adnyana sendiri merupakan satu dari 12 anggota DPRD Bali Dapil Buleleng hasil Pileg 2014. Sedangkan 11 anggota DPRD Bali Dapil Buleleng lainnya masing-masing Gede Kusumaputra (Fraksi PDIP), Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack (Fraksi PDIP), I Kadek Setiawan (Fraksi PDIP), Dewa Nyoman Rai Adi (Fraksi PDIP), Nyoman Sugawa Korry (Fraksi Golkar), Ida Gede Komang Kresna Budi (Fraksi Golkar), Komang Nova Sewi Putra (Fraksi Demokrat), Ketut Agus Mas Sewi (Fraksi Gerindra), I Nyoman Tirtawan (anggota Fraksi Panca Bayu dari NasDem), Ni Made Arini (anggota Fraksi Panca Bayu dari Hanura), dan Ketut Jengiskhan (anggota Fraksi Panca Bayu dari PAN). Pendirian mereka terkait rencana pembangunan Bandara Terapung di Buleleng hampor sama.

Sementara itu, anggota Fraksi Panca Bayu dari NasDem Dapil Buleleng, Nyoman Tirtawan, mengatakan wacana reklamasi untuk pembangunan Bandara Terapung di Buleleng sampai sekarang tidak ada menuai kontra. “Siapa yang kontra? Nggak ada. Ibarat musim kekeringan, ketika ada hujan, kodok pun ikut bernyanyi,” ujar Tirtawan di Gedung Dewan, Senin kemarin.

Menurut Tirtawan, rencana pembangunan Bandara Terapung di Buleleng juga tidak ada penolakan sampai saat ini. “Masyarakat Buleleng relatif cerdas dan sangat menunggu terwujudnya bandara. Semuanya setuju,” ujar politisi NasDem asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini.

Tirtawana menyatakan, untuk menyeimbangkan pembangunan Bali Utara dan Bali Selatan, sangat tepat dibangun infrastruktur, selain juga membangun destinasi pariwisata di Bali Utara.

Wacana reklamasi di Buleleng untuk membuat Bandara terapung anggota wakil rakyat DPRD Bali dapil Buleleng kompak bersuara. Mereka sepekat reklamasi di Buleleng untuk membangun bandara internasional terapung di Bumi Panji Sakti.

Tirtawan pun mengusulkan pembangunan jalan terowongan yang menghubungkan Denpasar dan Singaraja, untuk mempersingkat waktu tempuh. Jalan terowongan dianggap lebih jitu mempersingkat waktu tempuh Bali Selatan ke Bali Utara, ketimbang membangun jalan tol atau sejenisnya.

"Selama ini, masyarakat masih harus melintasi jalan perbukitan dengan banyaknya tikungan tajam yang curam dari Singaraja menuju Denpasar atau sebaliknya," tegas anggota Komisi I DPRD Bali ini dilansir Antara secara terpisah di Singaraja, Senin kemarin.

Tirtawan menyatakan, kondisi jalan berkelok kelok dan terjal terutama di kawasan Dewsa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng saat ini sangat menghambat mobilitas masyarakat, terutama dari Singaraja ke Denpasar. “Ini menghambat perekonomian, karena kendaraan besar yang mengangkut barang-barang skala besar sulit melintasi jalan yang kondisi medannya berbahaya," katanya.

Menurut Tirtawan, jalan terowongan dapat dibangun di bawah bukit. Jalan ini akan mempersingkat waktu tempuh dari 2,5 jam menjadi hanya 1 jam perjalanan. "Tunel atau terowongan adalah satu-satunya terobosan terbaik dan paling sustainabel untuk memecahkan masalah klasik kemacetan dan akselerasi perimbangan pembangunan antara Bali Selatan dan Bali Utara, mengingat jalur tanjakan dan tikungan yang sangat banyak."

Pembangunan jalan terowongan, kata Tirtawan, juga tidak akan menyebabkan alih fungsi lahan pertanian dan daerah resapan air. Jalan terowongan nantinya juga dapat menjadi destinasi wisata baru, dengan penataan terowongan yang menarik. 7 nat

Komentar