Kecamatan Buleleng Bentuk Kelurahan Percontohan
Harap Bisa Kelola Sampah Secara Maksimal
SINGARAJA, NusaBali
240 warga dari 17 kelurahan di Kecamatan Buleleng, Buleleng, dilatih cara mengolah sampah dan penataan lingkungan. Program yang digarap pemerintahan Kecamatan Buleleng itu diarahkan untuk membentuk kelurahan percontohan khususnya dalam pengelolaan sampah.
Camat Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara, di sela-sela Bimbingan Teknis (Bintek), di Wantilan Desa Adat Buleleng, Selasa (11/6), mengatakan Bintek yang melibatkan seluruh kelurahan di Buleleng itu akan dijadikan pilot project lingkungan bersih, nyaman, dan asri. Masyarakat yang masing-masing mewakili kelurahannya dilatih pengelolaan sampah secara mandiri termasuk penataan lingkungan. “Targetnya nanti di masing-maisng kelurahan ada percontohan lingkungan yang bersih, nyaman dan asri, selain juga kami mempersiapkan Kota Singaraja dalam persiapan penilaian Adi Pura 2021,” kata Dody.
Dody menambahkan setelah Bintek ini, masing-masing kelurahan akan mengalokasikan dana kelurahan yang baru ada tahun 2019 ini, untuk pengolahan sampah dan penataan lingkungan di kelurahan masing-masing. Seluruh peserta yang mengikuti Bintek tersebut diharapkan ke depannya dapat secara sadar dan mandiri mengelola sampah rumah tangga. Sehingga program ini nantinya dapat mendukung program Pemkab Buleleng bebas sampah plastik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Putu Ariadi Pribadi, menyebut ke depannya pengelolaan sampah pada masing-masing rumah tangga diharapkan dilakukan secara benar dan baik. Dimulai dari pemilahan, pengumpulan dan pemrosesan akhir. Dengan begitu, sampah bisa diselesaikan di sumber sampah. Sampah yang sudah terpilah baik itu organik yang bisa dijadikan kompos dan anorganik bisa disalurkan ke bank sampah. “Peserta ini kami arahkan nantinya membentuk bank sampah. sehingga minimal satu kelurahan ada satu bank sampah,” kata dia.
Masyarakat yang sudah paham mengolah dan memilah sampah di sumbernya, diarahkan mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos baik cair maupun padat. Sedangkan sampah organik diserahkan kepada bank sampah di masing-masing kelurahan, yang kemudian akan menyerahkan ke pengepul-pengepul untuk sampah yang bernilai ekonomis. “Harapan kami setelah percontohan ini berhasil nanti dapat mengimbas ke kelurahan atau desa yang lainnya di Buleleng, kebetulan saat ini kelurahan ada dana untuk alokasi pengolahan sampah dna pentaan lingkungan,” jelas mantan Camat Gerokgak ini. *k23
Camat Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara, di sela-sela Bimbingan Teknis (Bintek), di Wantilan Desa Adat Buleleng, Selasa (11/6), mengatakan Bintek yang melibatkan seluruh kelurahan di Buleleng itu akan dijadikan pilot project lingkungan bersih, nyaman, dan asri. Masyarakat yang masing-masing mewakili kelurahannya dilatih pengelolaan sampah secara mandiri termasuk penataan lingkungan. “Targetnya nanti di masing-maisng kelurahan ada percontohan lingkungan yang bersih, nyaman dan asri, selain juga kami mempersiapkan Kota Singaraja dalam persiapan penilaian Adi Pura 2021,” kata Dody.
Dody menambahkan setelah Bintek ini, masing-masing kelurahan akan mengalokasikan dana kelurahan yang baru ada tahun 2019 ini, untuk pengolahan sampah dan penataan lingkungan di kelurahan masing-masing. Seluruh peserta yang mengikuti Bintek tersebut diharapkan ke depannya dapat secara sadar dan mandiri mengelola sampah rumah tangga. Sehingga program ini nantinya dapat mendukung program Pemkab Buleleng bebas sampah plastik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Putu Ariadi Pribadi, menyebut ke depannya pengelolaan sampah pada masing-masing rumah tangga diharapkan dilakukan secara benar dan baik. Dimulai dari pemilahan, pengumpulan dan pemrosesan akhir. Dengan begitu, sampah bisa diselesaikan di sumber sampah. Sampah yang sudah terpilah baik itu organik yang bisa dijadikan kompos dan anorganik bisa disalurkan ke bank sampah. “Peserta ini kami arahkan nantinya membentuk bank sampah. sehingga minimal satu kelurahan ada satu bank sampah,” kata dia.
Masyarakat yang sudah paham mengolah dan memilah sampah di sumbernya, diarahkan mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos baik cair maupun padat. Sedangkan sampah organik diserahkan kepada bank sampah di masing-masing kelurahan, yang kemudian akan menyerahkan ke pengepul-pengepul untuk sampah yang bernilai ekonomis. “Harapan kami setelah percontohan ini berhasil nanti dapat mengimbas ke kelurahan atau desa yang lainnya di Buleleng, kebetulan saat ini kelurahan ada dana untuk alokasi pengolahan sampah dna pentaan lingkungan,” jelas mantan Camat Gerokgak ini. *k23
Komentar