Batal Pinjam Dana ke PT SMI, Kelanjutan RS Nyitdah Dikebut
Pembangunan Rumah Sakit Nyitdah di Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan terus dikebut.
TABANAN, NusaBali
Meski Pemkab Tabanan membatalkan pinjaman ke PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) untuk melanjutkan pembangunan gedung I, G, dan F, kini melalui dana BKK Provinsi Bali pembangunan gedung E bakal dilanjutkan. Anggaran pembangunan gedung E berlantai 3 itu mencapai Rp 20 miliar lebih.
Sebelumnya pembangunan RS berstandar internasional seperti yang diwacanakan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti tersebut diharapkan tuntas tahun 2021. Akan tetapi Pemkab Tabanan kekurangan dana untuk membangun. Akhirnya ada solusi Pemkab Tabanan meminjam dana ke PT SMI sebesar Rp 201 miliar.
Di tengah perjalanan, pinjaman itu dibatalkan karena dirasa berat dalam membayar utang tiap tahun. Rencana uang pinjaman itu digunakan menuntaskan pembangunan Gedung I, G, dan F untuk melengkapi fasilitas yang salah satunya adalah ruang rawat inap dan ruang operasi. Serta beberapa ruangan penting yang dibutuhkan, dan untuk penataan.
Namun pasca pembatalan pinjaman tersebut, dana untuk pembangunan Gedung I, G, dan F belum tersedia di Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Tabanan. Padahal rencana awal pembangunan Gedung I, G, dan F dengan E harus bersamaan tuntas. Dengan begitu pembangunan Gedung I, G, dan F ditunda.
Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas PUPRPKP Kabupaten Tabanan Kadek Faridatini, menjelaskan pasca peminjaman dana ke PT SMI dibatalkan belum ada anggaran yang turun karena keuangan ada di Badan Keuangan (Bakeuda) Tabanan. Namun untuk pembangunan kelanjutan Gedung E sudah dipersiapkan. Yakni gunakan BKK provinsi sebesar Rp 20 miliar lebih. “Pasca pembatalan pinjaman dari PT SMI belum ada anggaran yang turun,” ujarnya, Selasa (11/6).
Dikatakannya, proses kelanjutan pembangunan gedung E tersebut saat ini sudah proses lelang konsultan pengawas. Setelah dapat konsultan pengawas, baru akan masuk fisik persiapan tender. Dan jika tidak ada halangan gagal tender, pada Agustus sudah persiapan pembangunan. “Pengerjaan Gedung E tidak multiyears, diperkirakan rampung pekan kedua Desember 2019,” tegas Faridatini.
Dia mengakui anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan Gedung E berlantai 3 ini bersumber dari BKK Provinsi Bali dengan pagu Rp 20.070.000.000. Dengan anggaran tersebut pembangunan di Gedung E akan dilengkapi beberapa ruangan. Untuk di lantai I dibangun poliklinik, lantai II ruang pemulihan dan laboratoriun, serta lantai III ruang rawat inap dengan kapasitas 32 bed. “Jadi pembangunan RS Nyitdah tetap dilanjutkan,” tandas Faridatini.
Untuk diketahui meskipun belum rampung seluruhnya, RS Nyitdah sudah mulai beroperasi tahun 2017. Layanan yang dibuka di antaranya IRD, rawat inap, dan menerima pasien poliklinik. *des
Sebelumnya pembangunan RS berstandar internasional seperti yang diwacanakan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti tersebut diharapkan tuntas tahun 2021. Akan tetapi Pemkab Tabanan kekurangan dana untuk membangun. Akhirnya ada solusi Pemkab Tabanan meminjam dana ke PT SMI sebesar Rp 201 miliar.
Di tengah perjalanan, pinjaman itu dibatalkan karena dirasa berat dalam membayar utang tiap tahun. Rencana uang pinjaman itu digunakan menuntaskan pembangunan Gedung I, G, dan F untuk melengkapi fasilitas yang salah satunya adalah ruang rawat inap dan ruang operasi. Serta beberapa ruangan penting yang dibutuhkan, dan untuk penataan.
Namun pasca pembatalan pinjaman tersebut, dana untuk pembangunan Gedung I, G, dan F belum tersedia di Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Tabanan. Padahal rencana awal pembangunan Gedung I, G, dan F dengan E harus bersamaan tuntas. Dengan begitu pembangunan Gedung I, G, dan F ditunda.
Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas PUPRPKP Kabupaten Tabanan Kadek Faridatini, menjelaskan pasca peminjaman dana ke PT SMI dibatalkan belum ada anggaran yang turun karena keuangan ada di Badan Keuangan (Bakeuda) Tabanan. Namun untuk pembangunan kelanjutan Gedung E sudah dipersiapkan. Yakni gunakan BKK provinsi sebesar Rp 20 miliar lebih. “Pasca pembatalan pinjaman dari PT SMI belum ada anggaran yang turun,” ujarnya, Selasa (11/6).
Dikatakannya, proses kelanjutan pembangunan gedung E tersebut saat ini sudah proses lelang konsultan pengawas. Setelah dapat konsultan pengawas, baru akan masuk fisik persiapan tender. Dan jika tidak ada halangan gagal tender, pada Agustus sudah persiapan pembangunan. “Pengerjaan Gedung E tidak multiyears, diperkirakan rampung pekan kedua Desember 2019,” tegas Faridatini.
Dia mengakui anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan Gedung E berlantai 3 ini bersumber dari BKK Provinsi Bali dengan pagu Rp 20.070.000.000. Dengan anggaran tersebut pembangunan di Gedung E akan dilengkapi beberapa ruangan. Untuk di lantai I dibangun poliklinik, lantai II ruang pemulihan dan laboratoriun, serta lantai III ruang rawat inap dengan kapasitas 32 bed. “Jadi pembangunan RS Nyitdah tetap dilanjutkan,” tandas Faridatini.
Untuk diketahui meskipun belum rampung seluruhnya, RS Nyitdah sudah mulai beroperasi tahun 2017. Layanan yang dibuka di antaranya IRD, rawat inap, dan menerima pasien poliklinik. *des
1
Komentar