Tangkal Hoax, Desa Sayan Gelar Dialog Kerukunan Antar Umat
Guna mengantisipasi beredarnya berita hoax alias bohong di media sosial hingga mengancam kerukunan umat beragama, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar, menggelar dialog kerukunan.
GIANYAR, NusaBali
Kegiatan dilangsungkan di Aula Kantor Desa Sayan, Kamis (13/6), dengan narasumber berasal dari unsur Kantor Kementerian Agama Gianyar, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Gianyar, dan Kesbangpol Gianyar.
Perbekel Desa Sayan I Made Andika yang diwakili oleh Sekretaris Desa I Wayan Hartawan menjelaskan kegiatan tersebut untuk mematangkan kembali terkait kerukunan di wilayahnya. Mengingat di Desa Sayan sendiri masyarakatnya heterogen, hampir semua agama ada dan berbaur satu sama lain. "Kerukunan harus tetap kami jaga," paparnya.
Dia mengaku dialog tersebut sebagai langkah menangkal hoax, ketika ada berita yang tidak jelas dan mengancam kerukunan antar agama yang sudah ada. Peserta dialog 50 orang dari perwakilan masyarakat setempat. Mulai dari anggota Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Desa Sayan, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Sayan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Sayan, dan Perwakilan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sayan.
Pemateri dari Kementerian Agama Gianyar, I Ketut Biru mengatakan kerukunan tersebut adalah produk belum jadi. Sehingga perlu dilakukan pengolahan, yaitu dengan cara merawat kerukunan itu sendiri sampai kerukunan benar-benar dirasakan dan bermanfaat. "Menjaga kerukunan memerlukan strategi, salah satunya dengan dilaksanakannya tri kerukunan umat beragama," paparnya.
Tiga kerukunan itu yakni menjaga kerukunan di dalam umat beragama sendiri, menjaga kerukunan antar umat beragama, dan menjaga kerukunan umat beragama dengan pemerintah. "Makanya kita sebagai pemeluk agama harus menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif, penghayatan agama serta pengamalan agama," ujarnya.
Ketua FKUB Kabupaten Gianyar, Tjokorda Gede Parthasuniya mengklaim, kerukunan umat beragama di Gianyar terukun se- Indonesia. Semua itu juga disebabkan dengan dilakukannya beberapa program. Program itu terdiri atas dialog spiritual, dialog idiologi, dialog sosial kemasyarakatan, dialog kemanusiaan, dialog kerja dan dialog seni budaya. *nvi
Perbekel Desa Sayan I Made Andika yang diwakili oleh Sekretaris Desa I Wayan Hartawan menjelaskan kegiatan tersebut untuk mematangkan kembali terkait kerukunan di wilayahnya. Mengingat di Desa Sayan sendiri masyarakatnya heterogen, hampir semua agama ada dan berbaur satu sama lain. "Kerukunan harus tetap kami jaga," paparnya.
Dia mengaku dialog tersebut sebagai langkah menangkal hoax, ketika ada berita yang tidak jelas dan mengancam kerukunan antar agama yang sudah ada. Peserta dialog 50 orang dari perwakilan masyarakat setempat. Mulai dari anggota Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Desa Sayan, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Sayan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Sayan, dan Perwakilan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sayan.
Pemateri dari Kementerian Agama Gianyar, I Ketut Biru mengatakan kerukunan tersebut adalah produk belum jadi. Sehingga perlu dilakukan pengolahan, yaitu dengan cara merawat kerukunan itu sendiri sampai kerukunan benar-benar dirasakan dan bermanfaat. "Menjaga kerukunan memerlukan strategi, salah satunya dengan dilaksanakannya tri kerukunan umat beragama," paparnya.
Tiga kerukunan itu yakni menjaga kerukunan di dalam umat beragama sendiri, menjaga kerukunan antar umat beragama, dan menjaga kerukunan umat beragama dengan pemerintah. "Makanya kita sebagai pemeluk agama harus menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif, penghayatan agama serta pengamalan agama," ujarnya.
Ketua FKUB Kabupaten Gianyar, Tjokorda Gede Parthasuniya mengklaim, kerukunan umat beragama di Gianyar terukun se- Indonesia. Semua itu juga disebabkan dengan dilakukannya beberapa program. Program itu terdiri atas dialog spiritual, dialog idiologi, dialog sosial kemasyarakatan, dialog kemanusiaan, dialog kerja dan dialog seni budaya. *nvi
Komentar