38 Penyelam Pungut Sampah di Bawah Laut
Sebanyak 38 orang penyelam membikin aksi pungut sampah plastik di dasar laut, bertajuk Buleleng Underwater and Beach Clean Up 2019, di kawasan Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, Jumat (14/6) pagi.
SINGARAJA, NusaBali
Aksi pungut sampah di dasar laut ini merupakan hasil kerjasama Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Buleleng, dengan 15 Dive Center yang ada di wilayah Buleleng, dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup dan Hari Kelautan Sedunia.
Pelapasan aksi 38 penyelam turun kedasar laut dilakukan oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana. Aksi tersebut dibarengi dengan penyerahan kantung sampah ramah lingkungan kepada aparat desa Kalibukbuk dan Kaliasem.
Bupati Agus Suradnyana mengatakan, kegiatan pemungutan sampah di dasar laut baru pertama kali dilakukan di Buleleng, dan sangat sesuai dengan visi misi Gubernur Bali, Nangun Sat kerthi Loka Bali. Sejauh ini, pihaknya telah mengambil berbagai upaya dalam menekan masalah sampah. “Semenjak saya jadi Bupati di Buleleng, saya sudah mencanangkan tentang sampah ini, dengan membuat TPST dan beberapa sudah kita berikan transportasi pengangkut sampah secara gratis di desa-desa, karena Nyegara Gunung (topografi, Red) Buleleng ini sangat berbahaya terhadap daerah di bawahnya,“ katanya.
Masih kata Bupati Agus Suradnyana, Kabupaten Buleleng memiliki laut terpanjang di Bali, sehingga banyak sampah kiriman yang tertampung ke dalam laut. Karena itu peran masyarakat luas terhadap lingkungan sangat diperlukan untuk kepentingan pariwisata khususnya wisata bahari. “Saya sangat prihatin melihat para nelayan di Buleleng yang terhambat saat melaut karena banyaknya sampah plastik di terumbu karang, dan ikan-ikan di laut juga terkena dampaknya “ katanya.
Sementara, Kepala DLH Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengungkapkan, sampah yang mencemari karang di dasar laut, terjadi saat musim penghujan. Dimana sampah kiriman, melalui beberapa sungai bermuara ke laut. Nah melalui kegiatan pemungutan sampah di dasar laut, dapat merehabilitasi terumbu karang yang ada. “Ke depannya, wisatawan yang melakukan kegiatan snorkling maupun diving merasa nyaman dan puas “ ujarnya.
Ariadi menambahkan, pembersihan sampah yang terdapat di bawah laut diawali di Pantai Lovina, karena merupakan center pariwisata Buleleng. Dan untuk tahun-tahun selanjutnya pembersihan akan dilakukan secara bertahap mulai dari Buleleng Barat sampai Buleleng Timur dengan melibatkan dive-dive center yang terdapat di Buleleng. Selain itu diharapkan kepada seluruh mayarakat baik yang berada di hulu maupun dihilir agar mampu bersinergi dan peduli terhadap lingkungan sekitar. ”Mereka akan turun melakukan aksinya kurang lebih satu jam, dengan beberapa level kedalaman, ada yang 10 meter ada 15 meter dan ada juga kedalaman 20 meter. Sebagian besar diver berasal dari Buleleng, ada beberapa dari wisatawan asing yang mendukung kegaitan ini,” terangnya. *k19
Pelapasan aksi 38 penyelam turun kedasar laut dilakukan oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana. Aksi tersebut dibarengi dengan penyerahan kantung sampah ramah lingkungan kepada aparat desa Kalibukbuk dan Kaliasem.
Bupati Agus Suradnyana mengatakan, kegiatan pemungutan sampah di dasar laut baru pertama kali dilakukan di Buleleng, dan sangat sesuai dengan visi misi Gubernur Bali, Nangun Sat kerthi Loka Bali. Sejauh ini, pihaknya telah mengambil berbagai upaya dalam menekan masalah sampah. “Semenjak saya jadi Bupati di Buleleng, saya sudah mencanangkan tentang sampah ini, dengan membuat TPST dan beberapa sudah kita berikan transportasi pengangkut sampah secara gratis di desa-desa, karena Nyegara Gunung (topografi, Red) Buleleng ini sangat berbahaya terhadap daerah di bawahnya,“ katanya.
Masih kata Bupati Agus Suradnyana, Kabupaten Buleleng memiliki laut terpanjang di Bali, sehingga banyak sampah kiriman yang tertampung ke dalam laut. Karena itu peran masyarakat luas terhadap lingkungan sangat diperlukan untuk kepentingan pariwisata khususnya wisata bahari. “Saya sangat prihatin melihat para nelayan di Buleleng yang terhambat saat melaut karena banyaknya sampah plastik di terumbu karang, dan ikan-ikan di laut juga terkena dampaknya “ katanya.
Sementara, Kepala DLH Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengungkapkan, sampah yang mencemari karang di dasar laut, terjadi saat musim penghujan. Dimana sampah kiriman, melalui beberapa sungai bermuara ke laut. Nah melalui kegiatan pemungutan sampah di dasar laut, dapat merehabilitasi terumbu karang yang ada. “Ke depannya, wisatawan yang melakukan kegiatan snorkling maupun diving merasa nyaman dan puas “ ujarnya.
Ariadi menambahkan, pembersihan sampah yang terdapat di bawah laut diawali di Pantai Lovina, karena merupakan center pariwisata Buleleng. Dan untuk tahun-tahun selanjutnya pembersihan akan dilakukan secara bertahap mulai dari Buleleng Barat sampai Buleleng Timur dengan melibatkan dive-dive center yang terdapat di Buleleng. Selain itu diharapkan kepada seluruh mayarakat baik yang berada di hulu maupun dihilir agar mampu bersinergi dan peduli terhadap lingkungan sekitar. ”Mereka akan turun melakukan aksinya kurang lebih satu jam, dengan beberapa level kedalaman, ada yang 10 meter ada 15 meter dan ada juga kedalaman 20 meter. Sebagian besar diver berasal dari Buleleng, ada beberapa dari wisatawan asing yang mendukung kegaitan ini,” terangnya. *k19
Komentar