Proyek Command Centre Masuk Tender
Rencana pembangunan gedung Command Centre yang akan menyatu dengan gedung Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian (Kominfo Sandi) Buleleng, saat ini memasuki tahap lelang tender.
SINGARAJA, NusaBali
Diskominfo Sandi Buleleng masih menunggu pemenang tender paling lambat sebulan ke depan. Kepala Dinas Kominfo Sandi Buleleng, Ketut Suweca, Jumat (14/6) kemarin mengatakan gedung berlantai dua yang akan dibangun di lahan seluas 4,5 are berlokasi di sebelah Barat lobi Wisma Atiti kompleks kantor Bupati Buleleng itu dirancang dua tahap.
Tahap pertama di tahun ini yang ditargetkan sudah mulai proses pembangunan bulan Agustus mendatang, disiapkan anggaran sebesar Rp 4,6 miliar. Selain itu Diskominfo juga menyiapkan anggaran khusus sebesar Rp 400 juta untuk jasa pengawasan kontruksi dan penyusunan Detai Engineering Design (DED).
“Pembangunanya tidak bisa satu kali, jadi rencananya dua tahap baru bisa rampung. Tahun ini untuk pembangunan gedung saja. Tahap dua nanti ada pekerjaan interior dan pengadaan barang elektronik, mudah-mudahan rampung sesuai rencana sehingga tahun 2020 sudah bisa ditempati dan beroperasi,” jelas Kadis yang bergelar Doktor itu.
Sementara itu seperti rancangan awal, gedung command centre ini akan dijadikan pusat data Pemkab Buleleng. Seluruh data di seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang selama ini dikelola oleh masing-masing OPD, akan dimanunggalkan di command centre. Sehingga data yang dikelola secara digital lebih mudah untuk diakses.
Selain itu Command Centre juga akan menjadi lokasi penyimpanan server milik pemerintah. Selama ini server-server data milik pemerintah, disimpan oleh masing-masing dinas. Pemusatan server akan memudahkan pemerintah mengelola dan memelihara aplikasi. Terlebih kini ada 54 buah aplikasi yang dikelola pemerintah.
Tempat pusat data itu juga ditargetkan Suweca menjadi tempat penyimpanan server pemerintah, yang saat ini masih tersebar di masing-masing OPD. “Kami sudah rancang ruangan yang lebih besar juga untuk menyimpan seluruh server pemerintah, jadi dipusatkan disana. Sehingga lebih mudah dalam pengelolaan dan pemeliharaan. Sementara ini sudah ada 54 aplikasi dan itu nanti akan terus bertambah,” tegas Suweca. *k23
Diskominfo Sandi Buleleng masih menunggu pemenang tender paling lambat sebulan ke depan. Kepala Dinas Kominfo Sandi Buleleng, Ketut Suweca, Jumat (14/6) kemarin mengatakan gedung berlantai dua yang akan dibangun di lahan seluas 4,5 are berlokasi di sebelah Barat lobi Wisma Atiti kompleks kantor Bupati Buleleng itu dirancang dua tahap.
Tahap pertama di tahun ini yang ditargetkan sudah mulai proses pembangunan bulan Agustus mendatang, disiapkan anggaran sebesar Rp 4,6 miliar. Selain itu Diskominfo juga menyiapkan anggaran khusus sebesar Rp 400 juta untuk jasa pengawasan kontruksi dan penyusunan Detai Engineering Design (DED).
“Pembangunanya tidak bisa satu kali, jadi rencananya dua tahap baru bisa rampung. Tahun ini untuk pembangunan gedung saja. Tahap dua nanti ada pekerjaan interior dan pengadaan barang elektronik, mudah-mudahan rampung sesuai rencana sehingga tahun 2020 sudah bisa ditempati dan beroperasi,” jelas Kadis yang bergelar Doktor itu.
Sementara itu seperti rancangan awal, gedung command centre ini akan dijadikan pusat data Pemkab Buleleng. Seluruh data di seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang selama ini dikelola oleh masing-masing OPD, akan dimanunggalkan di command centre. Sehingga data yang dikelola secara digital lebih mudah untuk diakses.
Selain itu Command Centre juga akan menjadi lokasi penyimpanan server milik pemerintah. Selama ini server-server data milik pemerintah, disimpan oleh masing-masing dinas. Pemusatan server akan memudahkan pemerintah mengelola dan memelihara aplikasi. Terlebih kini ada 54 buah aplikasi yang dikelola pemerintah.
Tempat pusat data itu juga ditargetkan Suweca menjadi tempat penyimpanan server pemerintah, yang saat ini masih tersebar di masing-masing OPD. “Kami sudah rancang ruangan yang lebih besar juga untuk menyimpan seluruh server pemerintah, jadi dipusatkan disana. Sehingga lebih mudah dalam pengelolaan dan pemeliharaan. Sementara ini sudah ada 54 aplikasi dan itu nanti akan terus bertambah,” tegas Suweca. *k23
Komentar