MKGR Bali Rapatkan Barisan
Banyak Kadernya Diberangus dari Golkar
DENPASAR, NusaBali
Reshuffle sejumlah pengurus DPD I Partai Golkar Bali hingga dilengserkannya 6 Ketua DPD II Golkar Kabupaten oleh DPD I Golkar Bali di bawah pimpinan Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, merembet ke tubuh Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Bali. Ternyata dari sekian kader yang dilengserkan adalah kader MKGR, yang notabene Demer pernah mengetuai MKGR Provinsi Bali.
Bocoran yang diperoleh NusaBali, sejumlah kader Golkar yang notabene kader MKGR kumpul di sebuah rumah makan di Jalan Tukad Musi, Niti Mandala Denpasar pada Sabtu (15/6) siang. Mereka merapatkan barisan untuk konsolidasi, karena belasan kader MKGR diberangus dari kepengurusan Golkar dalam reshuffle kepengurusan DPD I Golkar Bali dan pergantian Ketua DPD II Golkar Kabupaten. Kader MKGR yang dikomandani Ketua Dewan Pertimbangan MKGR Provinsi Bali I Gusti Made Perasu bakal menyampaikan sikap kepada Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih atas pemberangusan kader MKGR di Partai Golkar.
Perasu mengatakan sejak reshuffle kepengurusan yang dilakukan Demer di Golkar Bali, ada 20 kader MKGR yang sudah terpental. Mereka direshuffle dengan alasan penyegaran. “Padahal kan Demer dulu Ketua MKGR, kok malah melengserkan kawan-kawan sendiri di MKGR. Saya menyayangkan. Kami kader-kader di MKGR akan bersikap atas pemberangusan kader Golkar yang juga kader MKGR ini. Rata-rata yang habis ini kader MKGR lho,” ujar Perasu kepada NusaBali, Sabtu siang kemarin.
Rencananya hasil konsolidasi dan sikap kader MKGR kemarin akan disampaikan juga kepada Ketua Umum MKGR Roem Kono dan Demer. Perasu menyebutkan, sangat tidak etis kader MKGR menganiaya kader sendiri. “Kondisi ini akan disampaikan kepada pengurus pusat MKGR dan DPD I Golkar Bali di bawah kepemimpinan Demer,” tegas politisi asal Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, ini.
Menurut Perasu, MKGR adalah salah satu organisasi pendiri Partai Golkar bersama organisasi lainnya yakni Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) dan Kosgoro 1957. Seharusnya dalam reshuffle kepengurusan di Golkar, sesepuh dan penasihat MKGR diajak bicara. “Kami di MKGR tidak pernah diajak bicara, padahal saudara Demer kan memimpin MKGR sebelumnya. Demer kader MKGR malahan,” tandas mantan Ketua DPRD Kota Denpasar ini.
Kader-kader Golkar yang direshuffle di kepengurusan DPD I Golkar Bali, adalah Ketua MKGR Provinsi Bali I Wayan Subawa, politisi asal Desa Sumerta Kauh, Kecamatan Denpasar Timur yang sebelumnya Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Golkar Bali/Korwil Denpasar. Subawa kini menjabat Ketua MKGR Bali 2019–2024. Kemudian, I Gusti Putu Wijaya politisi asal Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, yang menjabat Ketua Bidang Organisasi DPD I Golkar Bali. Selain itu, dari 6 Ketua DPD II Golkar Kabupaten yang diberangus, 3 di antaranya adalah kader MKGR. Mereka adalah Ketua DPD II Golkar Karangasem yang juga Ketua MKGR Karangasem I Made Sukerana, Ketua DPD II Golkar Jembrana sekaligus Ketua MKGR Jembrana Wayan Suardika, Ketua DPD II Golkar Badung sekaligus kader MKGR Badung I Wayan Muntra.
“Kalau saya cek itu ada 20 orang kader MKGR yang dilengserkan dengan alasan-alasan tidak kuat,” tandas Perasu.
Sementara anggota Dewan Pertimbangan MKGR Bali Pande Made Latra secara terpisah juga menyayangkan pelengseran sejumlah kader Golkar Bali dan Ketua DPD II Golkar Kabupaten. Sebab pelengseran itu tidak tepat. Sehingga kesannya aa kepentingan yang dominan dalam keputusan mengganti 6 Ketua DPD II dengan pelaksana tugas. “Sepertinya keputusan Plt adalah kepentingan semata. Kita sangat menyayangkan,” kata mantan Bupati Badung 1985–1990 ini.
Pande Made Latra berharap Partai Golkar Bali di bawah kepemimpinan Demer lebih mengutamakan kepentingan bersama, menuju penguatan organisasi. Bukan kepentingan kelompok atau pribadi. “Seperti saya katakan, berorganisasi era saya itu untuk kepentingan bangsa dan negara. Tapi sekarang kayaknya bergeser kepada kepentingan sendiri,” ujar Pande Made Latra.
Atas kondisi tersebut, pihak Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih (Demer) belum bisa dikonfirmasi. Saat dihubungi melalui ponselnya bernada mailbox. Sementara anggota Pemenangan Pemilu DPP Golkar/Korwil Bali Dewa Made Widiasa Nida secara terpisah dikonfirmasi enggan menanggapi hal tersebut. “Suasana sudah kondusif, sudah ada mekanisme partai, yakni jalur Mahkamah Partai. Kan sekarang sudah menempuh jalur Mahkamah Partai, itu lebih elegan,” kata Dewa Nida. *nat
Bocoran yang diperoleh NusaBali, sejumlah kader Golkar yang notabene kader MKGR kumpul di sebuah rumah makan di Jalan Tukad Musi, Niti Mandala Denpasar pada Sabtu (15/6) siang. Mereka merapatkan barisan untuk konsolidasi, karena belasan kader MKGR diberangus dari kepengurusan Golkar dalam reshuffle kepengurusan DPD I Golkar Bali dan pergantian Ketua DPD II Golkar Kabupaten. Kader MKGR yang dikomandani Ketua Dewan Pertimbangan MKGR Provinsi Bali I Gusti Made Perasu bakal menyampaikan sikap kepada Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih atas pemberangusan kader MKGR di Partai Golkar.
Perasu mengatakan sejak reshuffle kepengurusan yang dilakukan Demer di Golkar Bali, ada 20 kader MKGR yang sudah terpental. Mereka direshuffle dengan alasan penyegaran. “Padahal kan Demer dulu Ketua MKGR, kok malah melengserkan kawan-kawan sendiri di MKGR. Saya menyayangkan. Kami kader-kader di MKGR akan bersikap atas pemberangusan kader Golkar yang juga kader MKGR ini. Rata-rata yang habis ini kader MKGR lho,” ujar Perasu kepada NusaBali, Sabtu siang kemarin.
Rencananya hasil konsolidasi dan sikap kader MKGR kemarin akan disampaikan juga kepada Ketua Umum MKGR Roem Kono dan Demer. Perasu menyebutkan, sangat tidak etis kader MKGR menganiaya kader sendiri. “Kondisi ini akan disampaikan kepada pengurus pusat MKGR dan DPD I Golkar Bali di bawah kepemimpinan Demer,” tegas politisi asal Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, ini.
Menurut Perasu, MKGR adalah salah satu organisasi pendiri Partai Golkar bersama organisasi lainnya yakni Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) dan Kosgoro 1957. Seharusnya dalam reshuffle kepengurusan di Golkar, sesepuh dan penasihat MKGR diajak bicara. “Kami di MKGR tidak pernah diajak bicara, padahal saudara Demer kan memimpin MKGR sebelumnya. Demer kader MKGR malahan,” tandas mantan Ketua DPRD Kota Denpasar ini.
Kader-kader Golkar yang direshuffle di kepengurusan DPD I Golkar Bali, adalah Ketua MKGR Provinsi Bali I Wayan Subawa, politisi asal Desa Sumerta Kauh, Kecamatan Denpasar Timur yang sebelumnya Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Golkar Bali/Korwil Denpasar. Subawa kini menjabat Ketua MKGR Bali 2019–2024. Kemudian, I Gusti Putu Wijaya politisi asal Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, yang menjabat Ketua Bidang Organisasi DPD I Golkar Bali. Selain itu, dari 6 Ketua DPD II Golkar Kabupaten yang diberangus, 3 di antaranya adalah kader MKGR. Mereka adalah Ketua DPD II Golkar Karangasem yang juga Ketua MKGR Karangasem I Made Sukerana, Ketua DPD II Golkar Jembrana sekaligus Ketua MKGR Jembrana Wayan Suardika, Ketua DPD II Golkar Badung sekaligus kader MKGR Badung I Wayan Muntra.
“Kalau saya cek itu ada 20 orang kader MKGR yang dilengserkan dengan alasan-alasan tidak kuat,” tandas Perasu.
Sementara anggota Dewan Pertimbangan MKGR Bali Pande Made Latra secara terpisah juga menyayangkan pelengseran sejumlah kader Golkar Bali dan Ketua DPD II Golkar Kabupaten. Sebab pelengseran itu tidak tepat. Sehingga kesannya aa kepentingan yang dominan dalam keputusan mengganti 6 Ketua DPD II dengan pelaksana tugas. “Sepertinya keputusan Plt adalah kepentingan semata. Kita sangat menyayangkan,” kata mantan Bupati Badung 1985–1990 ini.
Pande Made Latra berharap Partai Golkar Bali di bawah kepemimpinan Demer lebih mengutamakan kepentingan bersama, menuju penguatan organisasi. Bukan kepentingan kelompok atau pribadi. “Seperti saya katakan, berorganisasi era saya itu untuk kepentingan bangsa dan negara. Tapi sekarang kayaknya bergeser kepada kepentingan sendiri,” ujar Pande Made Latra.
Atas kondisi tersebut, pihak Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih (Demer) belum bisa dikonfirmasi. Saat dihubungi melalui ponselnya bernada mailbox. Sementara anggota Pemenangan Pemilu DPP Golkar/Korwil Bali Dewa Made Widiasa Nida secara terpisah dikonfirmasi enggan menanggapi hal tersebut. “Suasana sudah kondusif, sudah ada mekanisme partai, yakni jalur Mahkamah Partai. Kan sekarang sudah menempuh jalur Mahkamah Partai, itu lebih elegan,” kata Dewa Nida. *nat
1
Komentar