Banjar Taman Kaja, Ubud, Gelar Karya Padudusan Agung
Krama Desa Pakraman Taman Kaja, Kelurahan Ubud, Gianyar, menggelar Tawur Agung Pedanan di Pura Desa lan Puseh Desa Pakraman Taman Kaja, Saniscara Umanis Tolu, Sabtu (15/6) siang.
GIANYAR, NusaBali
Tawur ini rangkaian dari Karya Padudusan Agung Ngenteg Linggih lan Ngusaba Nini di pura setempat.Prosesi Tawur berlangsung lancar dan khusyuk. Langit yang sehari sebelumnya sempat mendung berbalik cerah pada Sabtu siang itu. Ribuan krama tampak antusias mengikutinya jalannya ritual tersebut.
Upacara Tawur Agung tersebut dipuput oleh empat sulinggih. Mereka yakni Ida Pedanda Griya Batubulan, Ida Pedanda Buda Griya Gunung Sari, Desa peliatan, Ubud, Ida Pedanda Griya Peling Baleran, Banjar Padangtegal, Ubud, dan Ida Rsi Bujangga dari Griya Angkling, Desa Bakbakan, Gianyar. Selain puja para sulinggih, prosesi ini juga dikhusyukkan dengan persembahan tetarian ritual Hindu Bali oleh krama Banjar Taman Kaja, krama sekitar Ubud, dan luar Ubud. Ayah-ayahan tari-tarian dipersembahkan oleh Sekaa Angklung Ubud Kelod. Selain itu, ada persembahan Tari Rejang Apsari dan Taru Baris Jago, Topeng, Wayang Lemah, Gambuh Sunari Wakya dari Desa Batuan, Sukawati, Selonding Bale Agung Ubud, dan Baleganjur Taman Kaja, Ubud.
Manggala Karya Padudusan Agung Ngenteg Linggih lan Ngusaba Nini, Made Merta Dwipayana, dalam laporannya menyampaikan, karya serupa terutama tingkat Padudusan Agung sebelumnya terakhir sempat digelar 38 tahun yang lalu atau tahun 1981 silam. Pelaksanaan karya ini selain memertimbangkan karya sebelumnya pada 38 tahun lalu, juga untuk penyucian secara sempurna sejumlah wangunan dan palinggih pura. Keseluruhan renovasi palinggih parahyangan ini sudah rampung sejak beberapa tahun lalu hingga beberapa bulan sebelum karya. ‘’Kami kembali menggelar karya agung ini sekaligus untuk memohon perlindungan dan keselamatan alam raya atau bhuwana agung dan pembersihan bhuana alit,’’ ujarnya.
Dwipayana menghaturkan terima kasih kepada krama yang telah semangat bergotongroyong menyukseskan karya ini. Dia juga menyampaikan terima kasih dan angayubagia kepada para undangan yang ikut mendoakan dan menjadi saksi sekala hingga karya ini berjalan mulus.
Tawur Agung tersebut dihadiri Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Mahayastra mengharapkan agar karya ini berjalan lancar dan sukses. Dia mengaku melalui karya ini ikut mendoakan agar alam semesta, jagat Gianyar dan Bali secara umum agar selalu dalam lindungan Ida sasuhunan. Selain itu, krama dijauhkan dari energi buruk, dan bencana alam. Bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar ini menghaturkan dana punia untuk dipersembahkan selama proses upacara berlangsung.*lsa
Upacara Tawur Agung tersebut dipuput oleh empat sulinggih. Mereka yakni Ida Pedanda Griya Batubulan, Ida Pedanda Buda Griya Gunung Sari, Desa peliatan, Ubud, Ida Pedanda Griya Peling Baleran, Banjar Padangtegal, Ubud, dan Ida Rsi Bujangga dari Griya Angkling, Desa Bakbakan, Gianyar. Selain puja para sulinggih, prosesi ini juga dikhusyukkan dengan persembahan tetarian ritual Hindu Bali oleh krama Banjar Taman Kaja, krama sekitar Ubud, dan luar Ubud. Ayah-ayahan tari-tarian dipersembahkan oleh Sekaa Angklung Ubud Kelod. Selain itu, ada persembahan Tari Rejang Apsari dan Taru Baris Jago, Topeng, Wayang Lemah, Gambuh Sunari Wakya dari Desa Batuan, Sukawati, Selonding Bale Agung Ubud, dan Baleganjur Taman Kaja, Ubud.
Manggala Karya Padudusan Agung Ngenteg Linggih lan Ngusaba Nini, Made Merta Dwipayana, dalam laporannya menyampaikan, karya serupa terutama tingkat Padudusan Agung sebelumnya terakhir sempat digelar 38 tahun yang lalu atau tahun 1981 silam. Pelaksanaan karya ini selain memertimbangkan karya sebelumnya pada 38 tahun lalu, juga untuk penyucian secara sempurna sejumlah wangunan dan palinggih pura. Keseluruhan renovasi palinggih parahyangan ini sudah rampung sejak beberapa tahun lalu hingga beberapa bulan sebelum karya. ‘’Kami kembali menggelar karya agung ini sekaligus untuk memohon perlindungan dan keselamatan alam raya atau bhuwana agung dan pembersihan bhuana alit,’’ ujarnya.
Dwipayana menghaturkan terima kasih kepada krama yang telah semangat bergotongroyong menyukseskan karya ini. Dia juga menyampaikan terima kasih dan angayubagia kepada para undangan yang ikut mendoakan dan menjadi saksi sekala hingga karya ini berjalan mulus.
Tawur Agung tersebut dihadiri Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Mahayastra mengharapkan agar karya ini berjalan lancar dan sukses. Dia mengaku melalui karya ini ikut mendoakan agar alam semesta, jagat Gianyar dan Bali secara umum agar selalu dalam lindungan Ida sasuhunan. Selain itu, krama dijauhkan dari energi buruk, dan bencana alam. Bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar ini menghaturkan dana punia untuk dipersembahkan selama proses upacara berlangsung.*lsa
Komentar