Adi Ardhana Kandidat Pendamping Jaya Negara
PDIP Usung ‘Kader-Kader’ di Denpasar
DENPASAR, NusaBali
PDIP selaku pemegang suara mayoritas di parlemen akan usung paket kombinasi kader-kader sebagai Calon Walikota (Cawali)-Calon Wakil Walikota (Cawawali) dalam Pilkada Denpasar 2020. Posisi Cawali Denpasar hampir pasti akan ditempati I Gusti Ngurah Jaya Negara, sementara untuk Cawawali berkisar antara AA Ngurah Adi Ardhana, I Gusti Putu Budiartha, dan Kadek Agus Arya Wibawa.
PDIP menjadi satu-satunya parpol yang berhak mengusung paket calon secara ma-ndiri di Pilkada Denpasar 2020, tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Pasalnya, PDIP mendominasi 22 kursi dari total 45 kursi DPRD Denpasar hasi Pileg 2019 atau kuasai 48,89 persen suara parlemen.
Kalangan senior PDIP berharap partainya mengusung paket kader-kader di Pilkada Denpasar 2020. “Saya selaku kader di PDIP berharap induk partai menetapkan kombinasi kader-kader sebagai Cawali-cawawali ke Pilkada Denpasar 2020,” ujar anggota Dewan Pertimbangan Cabang (Depercab) DPC PDIP Denpasar, IGP Budiartha alias Gung De, Minggu (16/6).
Gung De menyebutkan, untuk kandidat Cawali Denpasar sudah ada, yakni IGN Jaya Negara, politisi asal Desa Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, yang kini Sekretaris DPD PDIP Bali dan masih menjabat Wakil Walikota Denpasar. Jaya Negara tak tersaingi di internal PDIP, mengingat pengalamannya yang sudah dua kali periode menjadi Wakil Walikota mendampingi IB Rai Dharmawijaya Mantra. “Calon Walikotanya sudah pasti IGN Jaya Negara,” tegas politisi senior PDIP asal Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan yang sudah tiga kali periode duduk di Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Denpasar ini.
Sedangkan tandem Jaya Negara di posisi Cawawali, kata Gung De, harus dicarikan dari luar Denpasar Timur. Ketika ditanya kemungkinan ikut bersaing berebut tiket Cawawali pendamping Jaya Negara, Gung De mengatakan dirinya tetap ngayah di di DPRD Bali. “Saya ngayah di DPRD Bali saja, tugas saya di sana. Saya tidak berminat menjadi Wakil Walikota,” kilah Gung De.
Saat ini, Gung De masuk bursa Cawawali pendamping Jaya Negara untuk Pilkada Denpasar 2020. Selain Gung De, ada dua kader elite PDIP lagi yang digadang-ga-dang layak jadi tandem Jaya Negara di posisi Cawawali ke Pilkada Denpasar 2020 mendatang, yakni AA Adi Ardhana dan Kadek Agus Arya Wibawa. Adi Ardhana adalah politisi asal Puri Gerenceng, Denpasar Utara yang kini duduk di Fraksi PD-IP DPRD Bali Dapil Denpasar dan kembali lolos ke legislatif melalui Pileg 2019. Sedangkan Agus Arya Wibawa adalah politisi asal Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan yang kini menjabat Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar. Agus Arya Wibawa sudah 3 periode duduk di DPRD Denpasar dan lolos lagi dalam Pi-leg 2019.
Seperti halnya Gung De, Adi Ardhana juga menginginkan PDIP usung paket ka-der-kader ke Pilkada Denpasar 2020. Alasannya, berdasarkan pengalaman selama ini jika PDIP mengusung non kader, selalu terkendala pada proses kepemimpinan 5 tahun. Program dan visi misi juga terdampak ketika terjadi persoalan politik antara kepala daerah dan wakil kepala daerah.
“Jadi, paket kader-kader itu bukan semata karena masalah kemenangan telak PDIP di Pileg 2019, bukan pula karena kita sekarang punya Gubernur Bali. Namun, ini demi pelaksanaan program dalam visi misi kepala daerah dan wakilnya. Program rakyat harus terkawal. Selain itu, paket kader-kader juga untuk kepentingan soliditas secara internal,” tandas Adi Ardhana saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin.
Ditanya apakah akan maju tarung ke Pilkada Denpasar 2020 sebagai Cawawali pendamping Jaya Negara, Adi Ardhana menjawab diplomatis. “Menurut tiyang pribadi sebagai kader, itu ditugaskan sifatnya. Kalau sudah ditugaskan, pasti siap-lah. Kalau mengajukan diri, tiyang bukan dalam posisi itu. Tradisi yang sangat baik itu melaksanakan penugasan, kita mengukur diri sendiri, kemampuan, dan kebutuhan partai,” kilahnya. *nat
PDIP menjadi satu-satunya parpol yang berhak mengusung paket calon secara ma-ndiri di Pilkada Denpasar 2020, tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Pasalnya, PDIP mendominasi 22 kursi dari total 45 kursi DPRD Denpasar hasi Pileg 2019 atau kuasai 48,89 persen suara parlemen.
Kalangan senior PDIP berharap partainya mengusung paket kader-kader di Pilkada Denpasar 2020. “Saya selaku kader di PDIP berharap induk partai menetapkan kombinasi kader-kader sebagai Cawali-cawawali ke Pilkada Denpasar 2020,” ujar anggota Dewan Pertimbangan Cabang (Depercab) DPC PDIP Denpasar, IGP Budiartha alias Gung De, Minggu (16/6).
Gung De menyebutkan, untuk kandidat Cawali Denpasar sudah ada, yakni IGN Jaya Negara, politisi asal Desa Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, yang kini Sekretaris DPD PDIP Bali dan masih menjabat Wakil Walikota Denpasar. Jaya Negara tak tersaingi di internal PDIP, mengingat pengalamannya yang sudah dua kali periode menjadi Wakil Walikota mendampingi IB Rai Dharmawijaya Mantra. “Calon Walikotanya sudah pasti IGN Jaya Negara,” tegas politisi senior PDIP asal Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan yang sudah tiga kali periode duduk di Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Denpasar ini.
Sedangkan tandem Jaya Negara di posisi Cawawali, kata Gung De, harus dicarikan dari luar Denpasar Timur. Ketika ditanya kemungkinan ikut bersaing berebut tiket Cawawali pendamping Jaya Negara, Gung De mengatakan dirinya tetap ngayah di di DPRD Bali. “Saya ngayah di DPRD Bali saja, tugas saya di sana. Saya tidak berminat menjadi Wakil Walikota,” kilah Gung De.
Saat ini, Gung De masuk bursa Cawawali pendamping Jaya Negara untuk Pilkada Denpasar 2020. Selain Gung De, ada dua kader elite PDIP lagi yang digadang-ga-dang layak jadi tandem Jaya Negara di posisi Cawawali ke Pilkada Denpasar 2020 mendatang, yakni AA Adi Ardhana dan Kadek Agus Arya Wibawa. Adi Ardhana adalah politisi asal Puri Gerenceng, Denpasar Utara yang kini duduk di Fraksi PD-IP DPRD Bali Dapil Denpasar dan kembali lolos ke legislatif melalui Pileg 2019. Sedangkan Agus Arya Wibawa adalah politisi asal Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan yang kini menjabat Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar. Agus Arya Wibawa sudah 3 periode duduk di DPRD Denpasar dan lolos lagi dalam Pi-leg 2019.
Seperti halnya Gung De, Adi Ardhana juga menginginkan PDIP usung paket ka-der-kader ke Pilkada Denpasar 2020. Alasannya, berdasarkan pengalaman selama ini jika PDIP mengusung non kader, selalu terkendala pada proses kepemimpinan 5 tahun. Program dan visi misi juga terdampak ketika terjadi persoalan politik antara kepala daerah dan wakil kepala daerah.
“Jadi, paket kader-kader itu bukan semata karena masalah kemenangan telak PDIP di Pileg 2019, bukan pula karena kita sekarang punya Gubernur Bali. Namun, ini demi pelaksanaan program dalam visi misi kepala daerah dan wakilnya. Program rakyat harus terkawal. Selain itu, paket kader-kader juga untuk kepentingan soliditas secara internal,” tandas Adi Ardhana saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin.
Ditanya apakah akan maju tarung ke Pilkada Denpasar 2020 sebagai Cawawali pendamping Jaya Negara, Adi Ardhana menjawab diplomatis. “Menurut tiyang pribadi sebagai kader, itu ditugaskan sifatnya. Kalau sudah ditugaskan, pasti siap-lah. Kalau mengajukan diri, tiyang bukan dalam posisi itu. Tradisi yang sangat baik itu melaksanakan penugasan, kita mengukur diri sendiri, kemampuan, dan kebutuhan partai,” kilahnya. *nat
1
Komentar