Dinas LHK Dapat Bantuan Satu Unit Dump Truck
Masih Kekurangan Armada untuk Angkut Sampah
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung mendapatkan bantuan satu unit dump truck dari pemerintah pusat. Dengan bantuan tersebut, berarti saat ini Dinas LHK memiliki sebanyak 46 unit armada pengangkut sampah. Ironisnya, walau mendapat bantuan dari pemerintah pusat, nyatanya Dinas LHK masih kekurangan armada angkut sampah.
Bantuan dump truck ini masih dalam proses tender di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Badung. Dalam dokumen tender dengan nama Pengadaan Dump Truck, Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Pengadaan Hauler (Dump Truck) nilainya mencapai Rp 420.000.000.
Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan saat dikonfirmasi membenarkan bantuan satu unit dump truck tersebut. Menurut dia, bantuan diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Kami mendapatkan bantuan satu unit dump truck senilai Rp 420 juta, karena dinilai berhasil dalam hal pengelolaan sampah, khususnya sampah plastik,” ucap Merthawan, Minggu (16/6).
“Tapi bantuan dump truck-nya belum kami terima. Tender masih berlangsung di LPSE Badung,” imbuh birokrat asal Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, tersebut.
Dengan bantuan ini berarti Dinas LHK Badung akan memiliki 46 armada pengangkut sampah. Apakah ini sudah mencukupi? Ternyata tidak. Merthawan mengaku, dengan wilayah yang cukup luas, setidaknya Badung harus memiliki 150 armada angkut sampah. “Semestinya agar pelayanan maksimal, sehingga tidak ada tumpukan sampah, kami butuh sebanyak 150 armada angkut se-Badung. Tapi sekarang kami baru punya 45 armada. Dengan bantuan satu unit berarti nanti menjadi 46,” katanya.
Disinggung upaya yang dilakukan menyikapi terbatasnya armada angkut sampah, Merthawan menyatakan sejauh ini memaksimalkan armada yang ada. “Tak ada rotan akar pun jadi. Begitu peribahasanya. Jadi, armada yang ada kerja dua kali, yakni pagi dan sore,” tandasnya.
Selain kekurangan armada, petugas kebersihan juga dinilai masih kurang ideal. “Kami sekarang punya sekitar 1.000-an staf di lapangan, ditambah 300 yang PNS, jadi 1.300 totalnya. Ini saja juga masih kurang setengahnya lagi untuk mengcover seluruh wilayah Badung dari Petang hingga Kuta Selatan,” ungkapnya.
“Mudah-mudahan ke depan secara bertahap kami bisa menambah armada lagi sekaligus menambah staf di lapangan. Dengan begitu, pengangkutan sampah bisa maksimal, bagaimana pun Badung ini kan kawasan wisata,” tutur Merthawan. *asa
Bantuan dump truck ini masih dalam proses tender di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Badung. Dalam dokumen tender dengan nama Pengadaan Dump Truck, Belanja Modal Peralatan dan Mesin-Pengadaan Hauler (Dump Truck) nilainya mencapai Rp 420.000.000.
Kepala Dinas LHK Badung I Putu Eka Merthawan saat dikonfirmasi membenarkan bantuan satu unit dump truck tersebut. Menurut dia, bantuan diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Kami mendapatkan bantuan satu unit dump truck senilai Rp 420 juta, karena dinilai berhasil dalam hal pengelolaan sampah, khususnya sampah plastik,” ucap Merthawan, Minggu (16/6).
“Tapi bantuan dump truck-nya belum kami terima. Tender masih berlangsung di LPSE Badung,” imbuh birokrat asal Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, tersebut.
Dengan bantuan ini berarti Dinas LHK Badung akan memiliki 46 armada pengangkut sampah. Apakah ini sudah mencukupi? Ternyata tidak. Merthawan mengaku, dengan wilayah yang cukup luas, setidaknya Badung harus memiliki 150 armada angkut sampah. “Semestinya agar pelayanan maksimal, sehingga tidak ada tumpukan sampah, kami butuh sebanyak 150 armada angkut se-Badung. Tapi sekarang kami baru punya 45 armada. Dengan bantuan satu unit berarti nanti menjadi 46,” katanya.
Disinggung upaya yang dilakukan menyikapi terbatasnya armada angkut sampah, Merthawan menyatakan sejauh ini memaksimalkan armada yang ada. “Tak ada rotan akar pun jadi. Begitu peribahasanya. Jadi, armada yang ada kerja dua kali, yakni pagi dan sore,” tandasnya.
Selain kekurangan armada, petugas kebersihan juga dinilai masih kurang ideal. “Kami sekarang punya sekitar 1.000-an staf di lapangan, ditambah 300 yang PNS, jadi 1.300 totalnya. Ini saja juga masih kurang setengahnya lagi untuk mengcover seluruh wilayah Badung dari Petang hingga Kuta Selatan,” ungkapnya.
“Mudah-mudahan ke depan secara bertahap kami bisa menambah armada lagi sekaligus menambah staf di lapangan. Dengan begitu, pengangkutan sampah bisa maksimal, bagaimana pun Badung ini kan kawasan wisata,” tutur Merthawan. *asa
Komentar